Jumat, 04 September 2009

Tambang Emas Bombana

Jeda, lalu Kaji kembali
Pamor Bombana mulai naik sejak ditemukannya deposit kandungan emas pada tahun 2008 silam. Jumlah depositnya bisa mencapai 50-60 tahun pengelohan baru bisa dinyatakan habis. Demam emas bombana mulai melanda seluruh pemburu logam mulia, baik warga lokal Sultra, maupun berbagai warga dari pelosok tanah air. Dalam lokasi dua kecamatan, yakni Rarowatu dan Lantari Jaya, sekitar 70 ribu jiwa mengais rezky dengan menggali dan menguras lekukan lapisan tanah. Meski baru berselang enam bulan, aktivitas pertambangan emas bombana ini mulai menimbulkan masalah yang semakin hari kian rumit penyelesaiaanya.
Bantaran sungai Tahi Ite dan Wumbubangka tak lagi berbentuk layaknya sebuah sungai. Puluhan ribu lubang di sepanjang pesisir sungai telah merubah bentuk sungai itu menjadi kubangan Lumpur berwarna coklat. Selain itu, pendulang juga mulai menggunakan mesin penyedot untuk mengankat bahan material tambang, kemudian ampasnya di timbun begitu saja disepanjang bantaran sungai. Tak ada regulasi yang bisa megatur aktivitas ini, selain menhentikan sementara praktek pendulangan ini, serta memberi kesempatan kepada pemerintah dan kelompok multy stakeholders untuk melakukan kajian mendalam kemudian menatanya kembali dengan menerbitkan regulasi yang punya kekuatan control terhadap aktivitas pertambangan emas di Bombana…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Entri Populer