Deteksi Peredaran Merkuri
Aparat Kepolisian Bombana kesilutan mendeteksi dugaan peredaran gelap merkuri. Terkait banyaknya pintu masuk menuju lokasi penamambangan emas di Kabupaten Bombana. Hal ini diakui Kapolres Bombana AKBP Yan Sultra. “Belum ada pengguna maupun pengedar merkuri yang tertangkap. Merkuri masih sebatas issu di Bombana,” katanya, kemarin.
Penelusuran terhadap penambang illegal telah dilakukan dan belum menemukan pengguna maupun pengedarnya. Menurutnya, setiap dilakukan penelusuran para panambang liar telah lari terlebih dahulu ketika aparat turun ke lokasi tambang.
“Untuk melakukan pengawasan dengan memeriksa penambang masuk ke Bombana, sulit kami lakukan, tidak mungkin kita periksa satu persatu setiap panambang yang akan masuk ke Bombana, baik melalui pelabuhan maupun darat,” kata Yan Sultra.
Apalagi pintu masuk ke Bombana maupun lokasi tambang, baik darat maupun jalur laut, cukup banyak. Strategi lain yang digunakan untuk mencegah penggunaan merkuri, ada komitmen yang dibuat bersama investor. Yakni dilakukan pembersihan lokasi untuk memudahkan pendeteksian merkuri ketika ada kasus kedepannya.
Pernyataan berbeda dikatakan Bupati Bombana, Atikurahman. Menurutnya, pihak Polres Bombana yang digandeng untuk pengawasan tambang telah mendapati pengguna merkuri. “Kerjasama pengawasan peredaran merkuri tetap kami lakukan,” katanya.
Selasa, 15 Desember 2009
Seratusan Penambang Emas Ilegal Dipengadilankan
Seratusan penambang emas illegal di Kabupaten Bombana segera dipengadilankan. Menyusul selesainya pemberkasan berita acara perkara dan akan dilimpahkan ke pengadilan negeri setempat. Hal ini diungkapkan Kapolres Bombana, AKBP Yan Sultra. “Tinggal disidangkan perkaranya,” kata Kapolres, saat dikonfirmasi wartawan di Kendari, kemarin.
Dikatakan, dari delapan kasus yang ditangani terdapat kurang lebih seratusan tersangka, hasil penjariang rasia di arena tambang emas Bombana, yang diduga masuk atau melakukan kegiatan tanpa dilengkapi izin menambang.
“Delapan kasus itu, rata-rata penambang yang berkelompok,” kata Kapolres.
Rata-rata penambang illegal tersebut merupakan pendatang, diantaranya dari Pulau Kalimatan, Sulawesi Selatan, Irian Jaya, Sulawesi Utara, dan Pulau Jawa. Tak satupun penambang asal Sulawesi Tenggara yang terjaring.
“Gara-gara kasus ini, tahanan (Polres Bomban –reg) sempat penuh, namun dapat teratasai,” kata Kapolres.
Untuk kasus baru, Yan Sultra mengatakan, belum menemukan. Menurutnya, kali ini penanganan lebih mengedepankan tindakan persuasif. “Kita ingatkan, kalau mau baik-baik silahkan pergi, kosongkan tempat, khususnya penambang illegal,” kata Kapolres.
Sumber ; Kendari Ekspress
Dikatakan, dari delapan kasus yang ditangani terdapat kurang lebih seratusan tersangka, hasil penjariang rasia di arena tambang emas Bombana, yang diduga masuk atau melakukan kegiatan tanpa dilengkapi izin menambang.
“Delapan kasus itu, rata-rata penambang yang berkelompok,” kata Kapolres.
Rata-rata penambang illegal tersebut merupakan pendatang, diantaranya dari Pulau Kalimatan, Sulawesi Selatan, Irian Jaya, Sulawesi Utara, dan Pulau Jawa. Tak satupun penambang asal Sulawesi Tenggara yang terjaring.
“Gara-gara kasus ini, tahanan (Polres Bomban –reg) sempat penuh, namun dapat teratasai,” kata Kapolres.
Untuk kasus baru, Yan Sultra mengatakan, belum menemukan. Menurutnya, kali ini penanganan lebih mengedepankan tindakan persuasif. “Kita ingatkan, kalau mau baik-baik silahkan pergi, kosongkan tempat, khususnya penambang illegal,” kata Kapolres.
Sumber ; Kendari Ekspress
Minggu, 22 November 2009
Hanya 5 Daerah di Sultra Ikuti Sulawesi Expo 2009
JAKARTA, KEPRES - Kemilau Sultra dengan beraneka keindahan dan keragaman potensi daerah yang tak kalah dengan dunia luar, nampaknya tidak dibarengi dengan kemilau upaya pengembangan daerah tersebut agar dapat dikenal oleh daerah luar.
Buktinya, dalam acara 'Sulawesi Expo 2009' Gelar Produk Unggulan dan Potensi Daerah Kawasan Regional Sulawesi yang diselenggarakan di Kartika Expo Center, Jl. Gatot Subroto Jakarta, selama tiga hari (12-15/11) hanya diikuti lima kabupaten/kota dari Provinsi Sultra yang berpartisipasi pada acara berkelas nasional tersebut.
Lima daerah itu adalah Kabupaten Konawe Utara, Kolaka Utara, Bombana, Buton Utara dan Kota Kendari serta Pemprov Sultra. Anehnya, dari 12 kabupaten/kota yang ada di Sultra, tak satupun daerah induk di Sultra yang mengikuti kegiatan tersebut. "Kabupaten-kabupaten induk (tertua) di Sultra tidak ada yang ikut," ungkap Adi, salah satu pengunjung Sulawesi Expo, asal Sultra kepada wartawan Kendari Ekspres.
Dari lima daerah tersebut, Konawe Utara misalkan tetap menampilkan bidang pertambangan sebagai produk unggulan daerah dengan berbagai hasil olahannya, berupa biji besi, nikel dan beberapa hasil tambang lainnya disamping sektor lain diantaranya bidang perkebunan (kelapa sawit) dan hasil hutan (kayu dan rotan) potensi kekayaan laut. Begitu juga Kolaka Utara yang menampilkan produk unggulannya berupa hasil perkebunan coklat (kakao), cengkeh dan kelapa dengan berbagai hasil olahannya. Serta obyek wisata dan perikanan laut berupa budidaya mutiara dan budidaya tambak.
Sementara itu, Kabupaten Bombana pasca ditemukannya logam mulia (emas). Pemerintah setempat di Sulawesi Expo 2009 kemudian menjadikan sektor pertambangan menjadi produk unggulan daerah dengan terdapatnya kandungan emas murni yang muncul dipermukaan tanah di sejumlah lokasi di Kabupatena Bombana. Serta batu setengah permata disejumlah lokasi, pasir kuarsa dan kromit. Disamping hasil perkebunan dan pertanian masyarakat.
Selain menampilan produk unggulan dan potensi daerah lima kabupatena/kota pada acara Sulawesi Expo 2009 ini, Panitia juga mengelar acara Interactive dan Integrated Dealing Events (IIDE) Expo 2009, dengan menampilkan panelis dari masing-masing Gubernur se Sulawesi. Gubernur Sultra, H. Nur Alam, SE tampil sebagai panelis bertema "Energy and Mineral Resource" bersama La Ode Ida dari DPD RI sebagai moderator dalam kegiatan tersebut pada hari pertama kegiatan.
Buktinya, dalam acara 'Sulawesi Expo 2009' Gelar Produk Unggulan dan Potensi Daerah Kawasan Regional Sulawesi yang diselenggarakan di Kartika Expo Center, Jl. Gatot Subroto Jakarta, selama tiga hari (12-15/11) hanya diikuti lima kabupaten/kota dari Provinsi Sultra yang berpartisipasi pada acara berkelas nasional tersebut.
Lima daerah itu adalah Kabupaten Konawe Utara, Kolaka Utara, Bombana, Buton Utara dan Kota Kendari serta Pemprov Sultra. Anehnya, dari 12 kabupaten/kota yang ada di Sultra, tak satupun daerah induk di Sultra yang mengikuti kegiatan tersebut. "Kabupaten-kabupaten induk (tertua) di Sultra tidak ada yang ikut," ungkap Adi, salah satu pengunjung Sulawesi Expo, asal Sultra kepada wartawan Kendari Ekspres.
Dari lima daerah tersebut, Konawe Utara misalkan tetap menampilkan bidang pertambangan sebagai produk unggulan daerah dengan berbagai hasil olahannya, berupa biji besi, nikel dan beberapa hasil tambang lainnya disamping sektor lain diantaranya bidang perkebunan (kelapa sawit) dan hasil hutan (kayu dan rotan) potensi kekayaan laut. Begitu juga Kolaka Utara yang menampilkan produk unggulannya berupa hasil perkebunan coklat (kakao), cengkeh dan kelapa dengan berbagai hasil olahannya. Serta obyek wisata dan perikanan laut berupa budidaya mutiara dan budidaya tambak.
Sementara itu, Kabupaten Bombana pasca ditemukannya logam mulia (emas). Pemerintah setempat di Sulawesi Expo 2009 kemudian menjadikan sektor pertambangan menjadi produk unggulan daerah dengan terdapatnya kandungan emas murni yang muncul dipermukaan tanah di sejumlah lokasi di Kabupatena Bombana. Serta batu setengah permata disejumlah lokasi, pasir kuarsa dan kromit. Disamping hasil perkebunan dan pertanian masyarakat.
Selain menampilan produk unggulan dan potensi daerah lima kabupatena/kota pada acara Sulawesi Expo 2009 ini, Panitia juga mengelar acara Interactive dan Integrated Dealing Events (IIDE) Expo 2009, dengan menampilkan panelis dari masing-masing Gubernur se Sulawesi. Gubernur Sultra, H. Nur Alam, SE tampil sebagai panelis bertema "Energy and Mineral Resource" bersama La Ode Ida dari DPD RI sebagai moderator dalam kegiatan tersebut pada hari pertama kegiatan.
Pengelolaan Emas Bombana Perlu Grand Desain
Jakarta, Kepres - Aktifitas perburuan logam mulia (emas) di Kabupaten Bombana Provinsi Sultra yang telah berlangsung selama lebih dari setahun terakhir ini, baik yang sedang dilakukan oleh perusahaan, maupun dikerjakan sendiri oleh kelompok-kelompok masyarakat nampaknya tidak banyak berubah, selain semakin meningkatnya persoalan lingkungan yang membawa dampak buruk dari aktifitas tersebut.
Bahkan, upaya pemerintah setempat dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul dari adanya penambangan emas tersebut juga tak mampu tertangani dengan baik. Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPD RI, La Ode Ida kepada wartawan Kendari Ekspres di Jakarta menuturkan, salah satu langkah yang solutif untuk mengatasi persoalan penambangan serta dampak yang ditumbulkannya adalah mengosongkan lokasi penambangan tersebut dari berbagai aktifitas penambangan, setelah itu pemerintah dan berbagai unsur terkait kemudian menyusun tata kelola yang baik tentang penambangan logam mulia di daerah tersebut secra berkelanjutan.
Dikatakanya, sebagai wakil pimpinan DPD RI, dirinya telah meminta kepada Menteri Lingkungan Hidup saat itu agar pihaknya melakukan pengkajian yang mendalam sehubungan dampak lingkungan yang timbul dari penambangan tersebut, namun dirinya tidak mengetahui apakah telah ada hasil dari pengkajian tersebut.
Pihaknya, secara kelembangaan di DPD RI, kata incumben wakil ketua DPD RI ini, melihat ada kecenderungan aktifitas penambangan logam mulia tersebut mengarah kepada pengrusakkan lingkungan yang cukup membawa dampak buruk terhadap kondisi daerah.
"Selain berdampak buruk pada lingkungan, juga lahir masalah sosial yang begitu rumit. Sehingga memang hal ini sudah perlu mendapatkan penanganan khusus, berupa perlunya ada grand desain yang baik, yang dapat diterapkan dalam pengelolaan penambangan ini," terangnya.
Untuk itu kata La Ode Ida, dirinya akan meminta anggota DPD RI asal Sultra untuk bersama-sama membahas khusus persoalan penambangan logam mulia yang ada di Kabupaten Bombana. Agar nantinya, keberadaan logam mulia di daerah tersebut membawa dampat positif secara berkelanjutan terhadap masyarakat, bukan sebaliknya sebagaimana yang terjadi saat ini.
Bahkan, upaya pemerintah setempat dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul dari adanya penambangan emas tersebut juga tak mampu tertangani dengan baik. Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPD RI, La Ode Ida kepada wartawan Kendari Ekspres di Jakarta menuturkan, salah satu langkah yang solutif untuk mengatasi persoalan penambangan serta dampak yang ditumbulkannya adalah mengosongkan lokasi penambangan tersebut dari berbagai aktifitas penambangan, setelah itu pemerintah dan berbagai unsur terkait kemudian menyusun tata kelola yang baik tentang penambangan logam mulia di daerah tersebut secra berkelanjutan.
Dikatakanya, sebagai wakil pimpinan DPD RI, dirinya telah meminta kepada Menteri Lingkungan Hidup saat itu agar pihaknya melakukan pengkajian yang mendalam sehubungan dampak lingkungan yang timbul dari penambangan tersebut, namun dirinya tidak mengetahui apakah telah ada hasil dari pengkajian tersebut.
Pihaknya, secara kelembangaan di DPD RI, kata incumben wakil ketua DPD RI ini, melihat ada kecenderungan aktifitas penambangan logam mulia tersebut mengarah kepada pengrusakkan lingkungan yang cukup membawa dampak buruk terhadap kondisi daerah.
"Selain berdampak buruk pada lingkungan, juga lahir masalah sosial yang begitu rumit. Sehingga memang hal ini sudah perlu mendapatkan penanganan khusus, berupa perlunya ada grand desain yang baik, yang dapat diterapkan dalam pengelolaan penambangan ini," terangnya.
Untuk itu kata La Ode Ida, dirinya akan meminta anggota DPD RI asal Sultra untuk bersama-sama membahas khusus persoalan penambangan logam mulia yang ada di Kabupaten Bombana. Agar nantinya, keberadaan logam mulia di daerah tersebut membawa dampat positif secara berkelanjutan terhadap masyarakat, bukan sebaliknya sebagaimana yang terjadi saat ini.
Perpanjangan Penahanan Sekda Bombana Dipertanyakan
Kendari, Kepres - Ketua Umum LSM Pijar Keadilan R.O Tambunan sekaligus penasehat hukum mantan Sekda Bombana Idrus Efendi Kube, mempertanyakan kinerja Kejari Bau-Bau, dalam melakukan penahanan terhadap kliennya yang sudah melewati batas waktu penahanan. Ia mengatakan harusnya perpanjangan massa tahanan itu sudah habis.
"Saya heran dengan kinerja Kejari Bau-bau. Klien saya kok ditahan sampai 120 hari. Padahal harusnya hanya 90 hari. Inikan menyalahi prosedur. Sama saja mereka melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap klien saya," kata R.O Tambunan kemarin.
Menurut R.O Tambunan, Kejari Bau-bau sudah melakukan perpanjangan penahanan selama 3 kali. Semuanya ditingkat penyidikan. "Harusnya batas penahanan terhadap kliennya berakhir 10 November 2009 lalu. Tetapi, dengan alasan apa, Kejari Bau-Bau masih terus menahan klien saya di Lapas Bau-bau," ketus R.O Tambunan.
Harusnya, kata R.O Tambunan, penahanan terhadap kliennya hanya batas 90 hari, bukan 120 hari. Jika merujuk KUHP, menurut R.O Tambunan maka apa yang dilakukan Jaksa menyalahi prosedur. "Kelihatanya, dengan menahan klien saya sampai 120 hari, Kejaksaan menggunakan pasal 29 KUHP dengan ancaman hukum 9 tahun penjara. Padahal seharusnya mereka menggunakan pasal 9 KUHP," jelasnya.
R.O Tambunan mengaku menolak dengan apa yang dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Bau-Bau dalam memperpanjang penahanan atas kliennya. Mantan pengacara Suharto ini meminta Kejari Bau-bau segera melimpahkan kasus kliennya ke Pengadilan Negeri Bau-Bau untuk segera disidangkan. "Apabila ini tidak disahuti dalam seminggu ini, kami akan mempraperadilankan Kejari Bau-bau," tegasnya.
"Saya heran dengan kinerja Kejari Bau-bau. Klien saya kok ditahan sampai 120 hari. Padahal harusnya hanya 90 hari. Inikan menyalahi prosedur. Sama saja mereka melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap klien saya," kata R.O Tambunan kemarin.
Menurut R.O Tambunan, Kejari Bau-bau sudah melakukan perpanjangan penahanan selama 3 kali. Semuanya ditingkat penyidikan. "Harusnya batas penahanan terhadap kliennya berakhir 10 November 2009 lalu. Tetapi, dengan alasan apa, Kejari Bau-Bau masih terus menahan klien saya di Lapas Bau-bau," ketus R.O Tambunan.
Harusnya, kata R.O Tambunan, penahanan terhadap kliennya hanya batas 90 hari, bukan 120 hari. Jika merujuk KUHP, menurut R.O Tambunan maka apa yang dilakukan Jaksa menyalahi prosedur. "Kelihatanya, dengan menahan klien saya sampai 120 hari, Kejaksaan menggunakan pasal 29 KUHP dengan ancaman hukum 9 tahun penjara. Padahal seharusnya mereka menggunakan pasal 9 KUHP," jelasnya.
R.O Tambunan mengaku menolak dengan apa yang dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Bau-Bau dalam memperpanjang penahanan atas kliennya. Mantan pengacara Suharto ini meminta Kejari Bau-bau segera melimpahkan kasus kliennya ke Pengadilan Negeri Bau-Bau untuk segera disidangkan. "Apabila ini tidak disahuti dalam seminggu ini, kami akan mempraperadilankan Kejari Bau-bau," tegasnya.
Merkuri di Bombana Diduga Ilegal
KENDARI, KEPRES – Perdagangan merkuri untuk penambangan emas tradisional di Kabupaten Bombana diduga ilegal. Menyusul tidak ditemukannya pengusaha, distributor dan pengecer merkuri yang terdaftar di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sulawesi Tenggara.
“Mereka (pengguna merkuri di tambang emas Bombana) dapat merkuri dari luar. Tidak membeli di Kendari, karena memang tidak dijual untuk tambang,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan dan Industri Sulawesi Tenggara, Sahibo, kemarin.
Pernyataan tersebut sekaligus menanggapi adanya indikasi limbah merkuri di dua sungai besar di Kabupaten Bombana. Pencemaran yang diduga akibat penambangan emas, hasil penelitiah pihak Universitas Halu Oleo Kendari, belum lama ini.
Dikatakan Sahibo, usaha perdagangan merkuri, yang masuk dalam kategori bahan berbahaya (B2), tidak mudah. Melainkan ada izin usaha dari Departemen Perdagangan, ini diatur dalam peraturan mentri perdagangan RI 44-DAG/PER/9/2009 tentang pengadaan perdagangan bahan berbahaya.
Sementara hasil sidak, di Kota Kendari ada perusahaan yang didatangi masing-masing PT Kimia Farma dan PT Dua Ribu Mas. Namun, PT Kimia Farma tak menjual merkuri. Melainkan obat-obatan. PT Dua Ribu Mas menjual merkuri hanya saja diperuntukan untuk rumah sakit, dinas kesehatan, dan Puskesmas. ”Pengiriman barang juga terbatas, satu kali kirim sebanyak 250 miligram setiap bulannya,” kata Sahibo.
Penyalahgunaan merkuri dapat dikenakan administrasi berupa pencabutan izin usaha. Demikian juga bagi pengguna (konsumen) secara teknis Bupati dapat mencabut izin usaha konsumen (seperti izin usaha penambangan emas).
Guna menekan penggunaan merkuri di penambangan emas Bombana, pihak Diperindang Sultra bakal melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah setempat. Serta melakukan koordinasi dengan aparat keamanan setempat.
www.Aan der Bougiese.com
“Mereka (pengguna merkuri di tambang emas Bombana) dapat merkuri dari luar. Tidak membeli di Kendari, karena memang tidak dijual untuk tambang,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan dan Industri Sulawesi Tenggara, Sahibo, kemarin.
Pernyataan tersebut sekaligus menanggapi adanya indikasi limbah merkuri di dua sungai besar di Kabupaten Bombana. Pencemaran yang diduga akibat penambangan emas, hasil penelitiah pihak Universitas Halu Oleo Kendari, belum lama ini.
Dikatakan Sahibo, usaha perdagangan merkuri, yang masuk dalam kategori bahan berbahaya (B2), tidak mudah. Melainkan ada izin usaha dari Departemen Perdagangan, ini diatur dalam peraturan mentri perdagangan RI 44-DAG/PER/9/2009 tentang pengadaan perdagangan bahan berbahaya.
Sementara hasil sidak, di Kota Kendari ada perusahaan yang didatangi masing-masing PT Kimia Farma dan PT Dua Ribu Mas. Namun, PT Kimia Farma tak menjual merkuri. Melainkan obat-obatan. PT Dua Ribu Mas menjual merkuri hanya saja diperuntukan untuk rumah sakit, dinas kesehatan, dan Puskesmas. ”Pengiriman barang juga terbatas, satu kali kirim sebanyak 250 miligram setiap bulannya,” kata Sahibo.
Penyalahgunaan merkuri dapat dikenakan administrasi berupa pencabutan izin usaha. Demikian juga bagi pengguna (konsumen) secara teknis Bupati dapat mencabut izin usaha konsumen (seperti izin usaha penambangan emas).
Guna menekan penggunaan merkuri di penambangan emas Bombana, pihak Diperindang Sultra bakal melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah setempat. Serta melakukan koordinasi dengan aparat keamanan setempat.
www.Aan der Bougiese.com
Track & Trace Pos Indonesia Online
STATUS KIRIMAN KILAT KHUSUS
Hasil Pelacakan :
--------------------------------------------------------------------------------
No.Resipos 11007571338
History Status
Lokasi Status Tanggal Status Keterangan
Yogyakarta 55000 Posting Loket 2009-11-13 12:39:11.000 From: IKAPERMAB YK - .
To: KEPALA DINAS PENDIDIKAN BUDAYA - PARIWISATA KAB BOMBANA KASSIPUTE
Kota Tujuan : KENDARI 93771
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
Yogyakarta 55000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-13 18:51:30.000 No.Advis : 55000 93700 210090000098
Kantor tujuan : 93700 Baubau
Baubau 93700 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 07:03:36.000 No.Advis : 55000 93700 21009000098
Kantor asal : 55000 Yogyakarta
Baubau 93700 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 08:42:10.000 No.Advis : 93700 93000 210090000414
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
KENDARI 93000 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 18:58:35.000 No.Advis : 93700 93000 21009000414
Kantor asal : 93700 Baubau
KENDARI 93000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 20:46:50.000 No.Advis : 93000 93771 210090000051
Kantor tujuan : 93771 Kasipute
--------------------------------------------------------------------------------
Hasil Pelacakan :
--------------------------------------------------------------------------------
No.Resipos 11007571341
History Status
Lokasi Status Tanggal Status Keterangan
Yogyakarta 55000 Posting Loket 2009-11-13 12:39:40.000 From: IKAPERMAB YK - .
To: BP SUYDIRMAN SPD MPD - SMA SWASTA MULAENO POLENGA TENGAH
Kota Tujuan : KENDARI 93772
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
Yogyakarta 55000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-13 18:51:31.000 No.Advis : 55000 93700 210090000098
Kantor tujuan : 93700 Baubau
Baubau 93700 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 07:04:00.000 No.Advis : 55000 93700 21009000098
Kantor asal : 55000 Yogyakarta
Baubau 93700 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 08:41:58.000 No.Advis : 93700 93000 210090000414
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
KENDARI 93000 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 18:58:42.000 No.Advis : 93700 93000 21009000414
Kantor asal : 93700 Baubau
KENDARI 93000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 20:36:01.000 No.Advis : 93000 93772 210090000120
Kantor tujuan : 93772 Boepinang
--------------------------------------------------------------------------------
Hasil Pelacakan :
--------------------------------------------------------------------------------
No.Resipos 11007571354
History Status
Lokasi Status Tanggal Status Keterangan
Yogyakarta 55000 Posting Loket 2009-11-13 12:40:36.000 From: IKAPERMAB YK - .
To: BPD BOMBANA - KEL LAMERORO HOMBES RUMBIA BOMBANA
Kota Tujuan : KENDARI 93771
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
Yogyakarta 55000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-13 18:51:33.000 No.Advis : 55000 93700 210090000098
Kantor tujuan : 93700 Baubau
Baubau 93700 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 07:04:20.000 No.Advis : 55000 93700 21009000098
Kantor asal : 55000 Yogyakarta
Baubau 93700 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 08:42:00.000 No.Advis : 93700 93000 210090000414
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
KENDARI 93000 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 18:58:41.000 No.Advis : 93700 93000 21009000414
Kantor asal : 93700 Baubau
KENDARI 93000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 20:46:44.000 No.Advis : 93000 93771 210090000051
Kantor tujuan : 93771 Kasipute
--------------------------------------------------------------------------------
Hasil Pelacakan :
--------------------------------------------------------------------------------
No.Resipos 11007571367
History Status
Lokasi Status Tanggal Status Keterangan
Yogyakarta 55000 Posting Loket 2009-11-13 12:41:01.000 From: IKAPERMAB YK - .
To: DPRD KAB BOMBANA - KASSIPUTE RUMBIA BOMBANA
Kota Tujuan : KENDARI 93771
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
Yogyakarta 55000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-13 18:51:35.000 No.Advis : 55000 93700 210090000098
Kantor tujuan : 93700 Baubau
Baubau 93700 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 07:03:45.000 No.Advis : 55000 93700 21009000098
Kantor asal : 55000 Yogyakarta
Baubau 93700 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 08:42:06.000 No.Advis : 93700 93000 210090000414
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
KENDARI 93000 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 18:58:40.000 No.Advis : 93700 93000 21009000414
Kantor asal : 93700 Baubau
KENDARI 93000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 20:46:46.000 No.Advis : 93000 93771 210090000051
Kantor tujuan : 93771 Kasipute
--------------------------------------------------------------------------------
Hasil Pelacakan :
--------------------------------------------------------------------------------
No.Resipos 11007571370
History Status
Lokasi Status Tanggal Status Keterangan
Yogyakarta 55000 Posting Loket 2009-11-13 12:41:23.000 From: IKAPERMAB YK - .
To: BUPATI BOMBANA - LAMERORO HOMBES RUMBIA BOMBANA
Kota Tujuan : KENDARI 93771
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
Yogyakarta 55000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-13 18:51:36.000 No.Advis : 55000 93700 210090000098
Kantor tujuan : 93700 Baubau
Baubau 93700 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 07:04:10.000 No.Advis : 55000 93700 21009000098
Kantor asal : 55000 Yogyakarta
Baubau 93700 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 08:42:09.000 No.Advis : 93700 93000 210090000414
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
KENDARI 93000 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 18:58:36.000 No.Advis : 93700 93000 21009000414
Kantor asal : 93700 Baubau
KENDARI 93000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 20:46:48.000 No.Advis : 93000 93771 210090000051
Kantor tujuan : 93771 Kasipute
--------------------------------------------------------------------------------
STATUS KIRIMAN KILAT KHUSUS
Hasil Pelacakan :
--------------------------------------------------------------------------------
No.Resipos 11007571338
History Status
Lokasi Status Tanggal Status Keterangan
Yogyakarta 55000 Posting Loket 2009-11-13 12:39:11.000 From: IKAPERMAB YK - .
To: KEPALA DINAS PENDIDIKAN BUDAYA - PARIWISATA KAB BOMBANA KASSIPUTE
Kota Tujuan : KENDARI 93771
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
Yogyakarta 55000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-13 18:51:30.000 No.Advis : 55000 93700 210090000098
Kantor tujuan : 93700 Baubau
Baubau 93700 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 07:03:36.000 No.Advis : 55000 93700 21009000098
Kantor asal : 55000 Yogyakarta
Baubau 93700 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 08:42:10.000 No.Advis : 93700 93000 210090000414
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
KENDARI 93000 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 18:58:35.000 No.Advis : 93700 93000 21009000414
Kantor asal : 93700 Baubau
KENDARI 93000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 20:46:50.000 No.Advis : 93000 93771 210090000051
Kantor tujuan : 93771 Kasipute
--------------------------------------------------------------------------------
Hasil Pelacakan :
--------------------------------------------------------------------------------
No.Resipos 11007571341
History Status
Lokasi Status Tanggal Status Keterangan
Yogyakarta 55000 Posting Loket 2009-11-13 12:39:40.000 From: IKAPERMAB YK - .
To: BP SUYDIRMAN SPD MPD - SMA SWASTA MULAENO POLENGA TENGAH
Kota Tujuan : KENDARI 93772
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
Yogyakarta 55000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-13 18:51:31.000 No.Advis : 55000 93700 210090000098
Kantor tujuan : 93700 Baubau
Baubau 93700 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 07:04:00.000 No.Advis : 55000 93700 21009000098
Kantor asal : 55000 Yogyakarta
Baubau 93700 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 08:41:58.000 No.Advis : 93700 93000 210090000414
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
KENDARI 93000 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 18:58:42.000 No.Advis : 93700 93000 21009000414
Kantor asal : 93700 Baubau
KENDARI 93000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 20:36:01.000 No.Advis : 93000 93772 210090000120
Kantor tujuan : 93772 Boepinang
--------------------------------------------------------------------------------
Hasil Pelacakan :
--------------------------------------------------------------------------------
No.Resipos 11007571354
History Status
Lokasi Status Tanggal Status Keterangan
Yogyakarta 55000 Posting Loket 2009-11-13 12:40:36.000 From: IKAPERMAB YK - .
To: BPD BOMBANA - KEL LAMERORO HOMBES RUMBIA BOMBANA
Kota Tujuan : KENDARI 93771
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
Yogyakarta 55000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-13 18:51:33.000 No.Advis : 55000 93700 210090000098
Kantor tujuan : 93700 Baubau
Baubau 93700 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 07:04:20.000 No.Advis : 55000 93700 21009000098
Kantor asal : 55000 Yogyakarta
Baubau 93700 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 08:42:00.000 No.Advis : 93700 93000 210090000414
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
KENDARI 93000 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 18:58:41.000 No.Advis : 93700 93000 21009000414
Kantor asal : 93700 Baubau
KENDARI 93000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 20:46:44.000 No.Advis : 93000 93771 210090000051
Kantor tujuan : 93771 Kasipute
--------------------------------------------------------------------------------
Hasil Pelacakan :
--------------------------------------------------------------------------------
No.Resipos 11007571367
History Status
Lokasi Status Tanggal Status Keterangan
Yogyakarta 55000 Posting Loket 2009-11-13 12:41:01.000 From: IKAPERMAB YK - .
To: DPRD KAB BOMBANA - KASSIPUTE RUMBIA BOMBANA
Kota Tujuan : KENDARI 93771
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
Yogyakarta 55000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-13 18:51:35.000 No.Advis : 55000 93700 210090000098
Kantor tujuan : 93700 Baubau
Baubau 93700 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 07:03:45.000 No.Advis : 55000 93700 21009000098
Kantor asal : 55000 Yogyakarta
Baubau 93700 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 08:42:06.000 No.Advis : 93700 93000 210090000414
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
KENDARI 93000 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 18:58:40.000 No.Advis : 93700 93000 21009000414
Kantor asal : 93700 Baubau
KENDARI 93000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 20:46:46.000 No.Advis : 93000 93771 210090000051
Kantor tujuan : 93771 Kasipute
--------------------------------------------------------------------------------
Hasil Pelacakan :
--------------------------------------------------------------------------------
No.Resipos 11007571370
History Status
Lokasi Status Tanggal Status Keterangan
Yogyakarta 55000 Posting Loket 2009-11-13 12:41:23.000 From: IKAPERMAB YK - .
To: BUPATI BOMBANA - LAMERORO HOMBES RUMBIA BOMBANA
Kota Tujuan : KENDARI 93771
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
Yogyakarta 55000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-13 18:51:36.000 No.Advis : 55000 93700 210090000098
Kantor tujuan : 93700 Baubau
Baubau 93700 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 07:04:10.000 No.Advis : 55000 93700 21009000098
Kantor asal : 55000 Yogyakarta
Baubau 93700 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 08:42:09.000 No.Advis : 93700 93000 210090000414
Kantor tujuan : 93000 KENDARI
KENDARI 93000 Tiba di Kantor Pemrosesan 2009-11-19 18:58:36.000 No.Advis : 93700 93000 21009000414
Kantor asal : 93700 Baubau
KENDARI 93000 Berangkat dari Kantor Penerusan 2009-11-19 20:46:48.000 No.Advis : 93000 93771 210090000051
Kantor tujuan : 93771 Kasipute
--------------------------------------------------------------------------------
Jumat, 23 Oktober 2009
Dikti Kucurkan Dana Pengabdian pada Masyarakat
Kendari,KP
Tahun anggaran 2009 ini, Ditjen Dikti Depdiknas menganggarkan dana pengabdian dosen di Unhalu sekitar Rp 1,19 miliar. Dana itu akan digunakan sebanyak 32 jenis pengabdian berupa penerapan teknologi pada sejumlah daerah di Sultra.
Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LP2M) Unhalu Dr Onu La Ola mengatakan, dana dari Dikti untuk pengabdian sebesar Rp 1.197.970. 000. Telah digunakan sejumlah dosen sesuai pengajuan judul sebelumnya.
"Kalau sesuai judul yang diajukan para dosen sekitar Rp 3 miliar. Namun yang disetujui hanya Rp 1,19 miliar tahun 2009 ini," jelas Dr Onu kemarin (20/10).
Menurutnya ke 32 judul pengabdian masyarakat itu semuanya telah dilakukan pada sejumlah daerah seperti di Konsel, Konawe, Konawe Utara,Wakatobi, Bombana dan Kota Kendari. Semuanya berbasis teknologi dan bisa dimanfaatkan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan.
Dr Onu merinci, untuk di Konsel seperti peningkatan budidaya kakao dan komoditi lain, termasuk penerapan teknologi peningkatan mutu sagu serta pendampingan terhadap petambak udang windu. Kemudian di Bombana juga dilakukan pengabdian seperti pengelolaan air bersih di sekitar lokasi penambangan emas.
Untuk Kabupaten Muna juga dilakukan pengabdian tentang penggunaan pakan buatan untuk budidaya ikan kerapu. Di Kendari sejumlah pengabdian juga di lakukan baik dibidang pertanian maupun peningkatan pendidikan siswa.
''Semua pengabdian tersebut saat ini sedang dalam proses. Masing-masing dosen yang bertanggung jawab melaporkannya ke LP2M untuk dijadikan laporan ke pusat. Pengabdian itu harus bermanfaat bagi masyarakat guna meningkatkan taraf hidup mereka," ucapnya.
Selain biaya dari Dikti Depdiknas, banyak penelitian dan pengabdian yang dilakukan dosen Unhalu bekerjasama dengan pemerintah daerah. Ada juga pendanaan yang diberikan Badan Pengkadian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bandung.
Tahun anggaran 2009 ini, Ditjen Dikti Depdiknas menganggarkan dana pengabdian dosen di Unhalu sekitar Rp 1,19 miliar. Dana itu akan digunakan sebanyak 32 jenis pengabdian berupa penerapan teknologi pada sejumlah daerah di Sultra.
Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LP2M) Unhalu Dr Onu La Ola mengatakan, dana dari Dikti untuk pengabdian sebesar Rp 1.197.970. 000. Telah digunakan sejumlah dosen sesuai pengajuan judul sebelumnya.
"Kalau sesuai judul yang diajukan para dosen sekitar Rp 3 miliar. Namun yang disetujui hanya Rp 1,19 miliar tahun 2009 ini," jelas Dr Onu kemarin (20/10).
Menurutnya ke 32 judul pengabdian masyarakat itu semuanya telah dilakukan pada sejumlah daerah seperti di Konsel, Konawe, Konawe Utara,Wakatobi, Bombana dan Kota Kendari. Semuanya berbasis teknologi dan bisa dimanfaatkan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan.
Dr Onu merinci, untuk di Konsel seperti peningkatan budidaya kakao dan komoditi lain, termasuk penerapan teknologi peningkatan mutu sagu serta pendampingan terhadap petambak udang windu. Kemudian di Bombana juga dilakukan pengabdian seperti pengelolaan air bersih di sekitar lokasi penambangan emas.
Untuk Kabupaten Muna juga dilakukan pengabdian tentang penggunaan pakan buatan untuk budidaya ikan kerapu. Di Kendari sejumlah pengabdian juga di lakukan baik dibidang pertanian maupun peningkatan pendidikan siswa.
''Semua pengabdian tersebut saat ini sedang dalam proses. Masing-masing dosen yang bertanggung jawab melaporkannya ke LP2M untuk dijadikan laporan ke pusat. Pengabdian itu harus bermanfaat bagi masyarakat guna meningkatkan taraf hidup mereka," ucapnya.
Selain biaya dari Dikti Depdiknas, banyak penelitian dan pengabdian yang dilakukan dosen Unhalu bekerjasama dengan pemerintah daerah. Ada juga pendanaan yang diberikan Badan Pengkadian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Bandung.
Haekal Malu Keluar Sel, Ayahnya Belum Besuk
Beberapa nama beken di Sultra, menjadi penghuni di Rumah Tahanan (Rutan) Punggolaka. Diantaranya Haekal Atikurrahman, putra bupati Bombana Atikurrahman dan Jusuf Ponea (JP). Kondisi mereka ibarat from hero to zero. Apa yang mereka lakukan di Rutan?
Eko Mardiatmo Junus
-------------------------
Sabtu (8/8) dua hari lalu di Rumah Tahanan (Rutan) Punggolaka, suasana terlihat ramai. Deretan motor dan beberapa mobil terlihat parkir di halaman depan. Selain motor dan mobil, beberapa orang berdiri di depan pintu masuk. Pintu yang terbuat dari pelat besi tebal itu berulang kali berderit karena dibuka dan tutup.
Di balik pintu, dari dalam ruangan seorang petugas jaga berdiri mengontrol antrean. Tangannya tak pernah lepas dari pintu. Sekali waktu pintu itu ia buka, tidak lama berselang pintu ditutup kembali.
Suasana di dalam Rutan tersebut ternyata tidak segarang anggapan orang. Paling tidak hari itu, di ruang besuk. Meski pergerakan dibatasi jeruji kokoh dan tinggi di semua penjuru, tapi beberapa tahanan yang mendapat kunjungan dari kerabatnya terlihat bebas bercengkerama di ruang tunggu.
Tapi di dalam ruang tunggu itu, yang ada hanya penghuni kelas teri. Tidak ada Haekal ataupun JP. Ternyata, kata salah seorang petugas di Rutan, orang penting diberi perlakuan khusus. Katanya untuk menghormati mereka, ruang jenguk mereka tidak disatukan dengan penghuni biasa, mereka diberi ruang besuk ’’VIP’’ di salah satu kamar jaga di dalam ruang steril, dekat pintu masuk.
Petugas itu ternyata tidak membual. Tidak lama kemudian empat pria datang membesuk bersamaan. Satu orang diantara mereka yang berpostur tambun dan mengenakan pakaian rapi ala PDH anggota dewan, mengisi buku tamu, sedang yang lain berdiri di belakangnya. Sepertinya mereka datang dalam satu tim, dengan tujuan yang sama.
Dugaan itu tidak salah. Beberapa menit berselang, seorang petugas jaga, terlihat menggiring seorang pria yang pagi itu mengenakan baju tahanan orange, bertuliskan ’’tahanan’’ di bagian belakangnya di padu dengan celana puntung krem. Orang itu adalah Haekal. Melihat Haekal, mereka berempat lalu menyambut dan bersalaman dengan ’’putra mahkota Bombana’’ itu sambil berjalan masuk ke dalam ruang besuk ’’VIP’’.
Tak ada yang berubah dari sosok anggota dewan terpilih kabupaten Bombana itu, sejak dirinya digiring ke Rutan, beberapa hari lalu. Rambut berombaknya masih terlihat acak-acakan, belum dicukur, kumis tipis masih tetap dia pelihara, kulitnya masih tetap coklat kehitaman, dia masih bisa tetap tersenyum meski tuduhan korupsi APBD Bombana sebesar Rp 7,5 miliar dialamatkan padanya.
Empat orang penjenguk Haekal, itu tidak datang dengan tangan kosong. Mereka membawa oleh-oleh koran lokal Sultra. Dari celah pintu yang terbuka, pria kelahiran 2 Januari 1986 itu terlihat serius memelototi setiap halaman Kendari Pos. Berkali-kali ia membuka lembar demi lembar halaman, entah apa yang dicarinya.
Saat itu, Haekal terlihat duduk membelakangi jendela. Empat orang tersebut terlihat membagi diri. Dua orang duduk di sisi kiri Haekal juga dengan posisi membelakangi jendela. Satu orang berdiri agak jauh. Satu orang sisanya yang bertubuh tambun berdiri tepat di hadapan Haekal, sambil berbicara. Di depannya tampak sebuah map yang diletakkan di meja.
Pembicaraan lima orang tersebut kemudian terlihat sedikit lebih serius. Meski tidak bisa menguping apa yang dibicarakannya karena kondisi pintu yang dirapatkan (meski kadang terbuka karena ada penjaga keluar masuk), tapi dari gurat muka Haekal, sepertinya pembicaraan itu serius, karena Haekal tampak menatap ke arah pria bertubuh tambun itu yang sedang komat-kamit memberikan wejangan.
Wajar saja Haekal diberi wejangan. Empat orang tersebut, ternyata tim pengacara Haekal. Itulah yang tercatat di buku kunjungan. Nama pria yang mengisi buku tamu itu Bhisma W, SH. Pada kolom pekerjaan dia mengisi dengan advokat, yang akan dikunjungi adalah Haekal, dan tujuannya adalah advokasi.
Sejak pukul 09.40 hingga 10.35, empat orang tersebut masih bersama-sama dengan Haekal di dalam ruangan. Sampai saat itu, tidak ada tamu lain bagi pria kelahiran Ujung Pandang itu.
Salah seorang petugas jaga lainnya di Rutan, yang tidak ingin namanya di korankan, mengatakan, saat pertama kali menjadi anggota komunitas Rutan di blok D nomor 1, Haekal, tampak sangat ’’pemalu’’ ia tidak pernah keluar dari dalam selnya. Meski penghuni lain mencari aktivitas sekedar untuk mengeluarkan keringat dan bersosialisasi, Haekal tak mau keluar sel. ’’Mungkin dia masih malu,’’ katanya.
Pada hari pertama, ujar petugas jaga itu, Haekal sebenarnya sempat akan dijenguk oleh ibunya. Tapi tidak diperbolehkan dengan petugas karena ibunya datang malam hari, melewati jam jenguk. ’’Ibunya datang ramai-ramai. Semuanya ada empat mobil, ada juga orang Cina yang datang. Karena datang malam, kita bilang besok saja. Tapi itupun khusus ibunya saja, karena orang lain kita tidak perkenankan sesuai perintah dari Kejaksaan, bahwa Haekal, hanya boleh dijenguk keluarganya saja,’’ terangnya. Dari keterangan orang itu juga, ternyata Haekal belum pernah dijenguk ayahnya.
Dari data diperoleh di Rutan, anggota DPRD Sultra, Hasan Mbou, ternyata sudah menjenguk Haekal pada hari Jumat (7/8). Ketua Partai Patriot (partai yang menjadi kendaraan Haekal melaju jadi anggota legislatif di Bombana, red) itu datang bersama delapan pengikutnya. Hal itu terbukti dari surat izin mengunjungi tahanan bernomor B-04/R.3.5/Fd.1/08/2009 yang diteken asisten tindak pidana khusus Kejati Sultra, Tumpak Simanjuntak, SH.
’’Hari jumat sebenarnya tidak ada jam besuk. Tapi karena dia membawa surat perintah dari kejaksaan, jadi kita penuhi,’’ ungkapnya.
Sampai mendekati tengah hari, hanya Haekal, yang kedatangan tamu. Sedangkan tetangga selnya, JP sama sekali tidak ada. Tapi berdasar keterangan petugas jaga, JP memang menolak untuk bertemu pembesuk selain keluarganya. ’’Katanya untuk hilangkan stress,’’ bebernya. di Rutan, JP menempati blok D kamar nomor 2, tepat bersebelahan dengan kamar Haekal.
JP, hanya mau bertemu dengan istri dan anaknya. Apalagi dengan kondisi yang sudah tidak lagi muda, JP harus bisa menahan tekanan mental atas penahanannya. Kebetulan dua orang anaknya berprofesi sebagai dokter. Jadi sambil berkunjung dua anaknya tersebut rutin mengukur tensi darah JP. ’’Pak JP rutin di tensi darahnya, oleh anaknya,’’ tukasnya
Eko Mardiatmo Junus
-------------------------
Sabtu (8/8) dua hari lalu di Rumah Tahanan (Rutan) Punggolaka, suasana terlihat ramai. Deretan motor dan beberapa mobil terlihat parkir di halaman depan. Selain motor dan mobil, beberapa orang berdiri di depan pintu masuk. Pintu yang terbuat dari pelat besi tebal itu berulang kali berderit karena dibuka dan tutup.
Di balik pintu, dari dalam ruangan seorang petugas jaga berdiri mengontrol antrean. Tangannya tak pernah lepas dari pintu. Sekali waktu pintu itu ia buka, tidak lama berselang pintu ditutup kembali.
Suasana di dalam Rutan tersebut ternyata tidak segarang anggapan orang. Paling tidak hari itu, di ruang besuk. Meski pergerakan dibatasi jeruji kokoh dan tinggi di semua penjuru, tapi beberapa tahanan yang mendapat kunjungan dari kerabatnya terlihat bebas bercengkerama di ruang tunggu.
Tapi di dalam ruang tunggu itu, yang ada hanya penghuni kelas teri. Tidak ada Haekal ataupun JP. Ternyata, kata salah seorang petugas di Rutan, orang penting diberi perlakuan khusus. Katanya untuk menghormati mereka, ruang jenguk mereka tidak disatukan dengan penghuni biasa, mereka diberi ruang besuk ’’VIP’’ di salah satu kamar jaga di dalam ruang steril, dekat pintu masuk.
Petugas itu ternyata tidak membual. Tidak lama kemudian empat pria datang membesuk bersamaan. Satu orang diantara mereka yang berpostur tambun dan mengenakan pakaian rapi ala PDH anggota dewan, mengisi buku tamu, sedang yang lain berdiri di belakangnya. Sepertinya mereka datang dalam satu tim, dengan tujuan yang sama.
Dugaan itu tidak salah. Beberapa menit berselang, seorang petugas jaga, terlihat menggiring seorang pria yang pagi itu mengenakan baju tahanan orange, bertuliskan ’’tahanan’’ di bagian belakangnya di padu dengan celana puntung krem. Orang itu adalah Haekal. Melihat Haekal, mereka berempat lalu menyambut dan bersalaman dengan ’’putra mahkota Bombana’’ itu sambil berjalan masuk ke dalam ruang besuk ’’VIP’’.
Tak ada yang berubah dari sosok anggota dewan terpilih kabupaten Bombana itu, sejak dirinya digiring ke Rutan, beberapa hari lalu. Rambut berombaknya masih terlihat acak-acakan, belum dicukur, kumis tipis masih tetap dia pelihara, kulitnya masih tetap coklat kehitaman, dia masih bisa tetap tersenyum meski tuduhan korupsi APBD Bombana sebesar Rp 7,5 miliar dialamatkan padanya.
Empat orang penjenguk Haekal, itu tidak datang dengan tangan kosong. Mereka membawa oleh-oleh koran lokal Sultra. Dari celah pintu yang terbuka, pria kelahiran 2 Januari 1986 itu terlihat serius memelototi setiap halaman Kendari Pos. Berkali-kali ia membuka lembar demi lembar halaman, entah apa yang dicarinya.
Saat itu, Haekal terlihat duduk membelakangi jendela. Empat orang tersebut terlihat membagi diri. Dua orang duduk di sisi kiri Haekal juga dengan posisi membelakangi jendela. Satu orang berdiri agak jauh. Satu orang sisanya yang bertubuh tambun berdiri tepat di hadapan Haekal, sambil berbicara. Di depannya tampak sebuah map yang diletakkan di meja.
Pembicaraan lima orang tersebut kemudian terlihat sedikit lebih serius. Meski tidak bisa menguping apa yang dibicarakannya karena kondisi pintu yang dirapatkan (meski kadang terbuka karena ada penjaga keluar masuk), tapi dari gurat muka Haekal, sepertinya pembicaraan itu serius, karena Haekal tampak menatap ke arah pria bertubuh tambun itu yang sedang komat-kamit memberikan wejangan.
Wajar saja Haekal diberi wejangan. Empat orang tersebut, ternyata tim pengacara Haekal. Itulah yang tercatat di buku kunjungan. Nama pria yang mengisi buku tamu itu Bhisma W, SH. Pada kolom pekerjaan dia mengisi dengan advokat, yang akan dikunjungi adalah Haekal, dan tujuannya adalah advokasi.
Sejak pukul 09.40 hingga 10.35, empat orang tersebut masih bersama-sama dengan Haekal di dalam ruangan. Sampai saat itu, tidak ada tamu lain bagi pria kelahiran Ujung Pandang itu.
Salah seorang petugas jaga lainnya di Rutan, yang tidak ingin namanya di korankan, mengatakan, saat pertama kali menjadi anggota komunitas Rutan di blok D nomor 1, Haekal, tampak sangat ’’pemalu’’ ia tidak pernah keluar dari dalam selnya. Meski penghuni lain mencari aktivitas sekedar untuk mengeluarkan keringat dan bersosialisasi, Haekal tak mau keluar sel. ’’Mungkin dia masih malu,’’ katanya.
Pada hari pertama, ujar petugas jaga itu, Haekal sebenarnya sempat akan dijenguk oleh ibunya. Tapi tidak diperbolehkan dengan petugas karena ibunya datang malam hari, melewati jam jenguk. ’’Ibunya datang ramai-ramai. Semuanya ada empat mobil, ada juga orang Cina yang datang. Karena datang malam, kita bilang besok saja. Tapi itupun khusus ibunya saja, karena orang lain kita tidak perkenankan sesuai perintah dari Kejaksaan, bahwa Haekal, hanya boleh dijenguk keluarganya saja,’’ terangnya. Dari keterangan orang itu juga, ternyata Haekal belum pernah dijenguk ayahnya.
Dari data diperoleh di Rutan, anggota DPRD Sultra, Hasan Mbou, ternyata sudah menjenguk Haekal pada hari Jumat (7/8). Ketua Partai Patriot (partai yang menjadi kendaraan Haekal melaju jadi anggota legislatif di Bombana, red) itu datang bersama delapan pengikutnya. Hal itu terbukti dari surat izin mengunjungi tahanan bernomor B-04/R.3.5/Fd.1/08/2009 yang diteken asisten tindak pidana khusus Kejati Sultra, Tumpak Simanjuntak, SH.
’’Hari jumat sebenarnya tidak ada jam besuk. Tapi karena dia membawa surat perintah dari kejaksaan, jadi kita penuhi,’’ ungkapnya.
Sampai mendekati tengah hari, hanya Haekal, yang kedatangan tamu. Sedangkan tetangga selnya, JP sama sekali tidak ada. Tapi berdasar keterangan petugas jaga, JP memang menolak untuk bertemu pembesuk selain keluarganya. ’’Katanya untuk hilangkan stress,’’ bebernya. di Rutan, JP menempati blok D kamar nomor 2, tepat bersebelahan dengan kamar Haekal.
JP, hanya mau bertemu dengan istri dan anaknya. Apalagi dengan kondisi yang sudah tidak lagi muda, JP harus bisa menahan tekanan mental atas penahanannya. Kebetulan dua orang anaknya berprofesi sebagai dokter. Jadi sambil berkunjung dua anaknya tersebut rutin mengukur tensi darah JP. ’’Pak JP rutin di tensi darahnya, oleh anaknya,’’ tukasnya
La Ode Ida Protes
Gara-gara 65 Persen Menteri Dijabat Orang Jawa SumateraJakarta, KP Kabinet belum dilantik, tapi keputusan SBY memilih menteri sudah menuai kritik tajam. SBY-Boediono dinilai membentuk kabinet yang tidak berbasis kinerja dan kompeten...
MIN Kolaka Raih Madrasah Award
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Kolaka kembali meraih penghargaan di tingkat nasional. Kali ini Sekolah yang dipimpin oleh Bapak Ahmad Tanaka, S.Ag, S.Pd, M.Pd tersebut meraih anugerah Madrasah Award 2009 yang merupakan penghargaan tertinggi bagi madrasah dalam lingkup Departemen Agama. Dalam seleksi Marasah Award 2009 tersebut MIN Kolaka meraih peringkat kedua dibawah MIN 1 Yogyakarta yang meraih peringkat pertama.
Kepala MIN Kolaka, Bapak Ahmad Tanaka mengatakan terpilihnya MIN Kolaka sebagai peraih anugerah Madrsasah Award 2009 setelah MIN Kolaka menjadi duta Sultra dengan mengirim data dan dokumen profil madrasah masing-masing.
“MIN Kolaka akhirnya masuk pada 15 besar dari 33 provinsi dan selanjutnya dikunjungi tim pusat, dan kemudian berhasil lolos dalam penilaian lima besar”
Dikatakan dalam seleksi lima besar dilakukan melalui presentasi profil madrasah masing-masing competitor dan berlangsung di kampus Universitas Islam Malang tanggal 29 Juli 2009.
Dalam prosentasi tersebut Ahmad Tanakamemaparkan judul MIN Kolaka Road To Centre of excellence atau mengubah dari madrasah terbelakang menjadi madrasah favorit kebanggan ummat . “Presentasi kami mendapat respon positif dari Akademisi Unisma selaku dewan juri. Tapi memang kita harus akui Madrasah dipulau Jawa masih lebih baik, ini wajar karena mereka lebih dulu maju, sementara MIN Kolaka baru berangkat dari Madrasah Minor, baik penampilan gedung, fasilitas maupun prestasi”.
Unsur lain yang dinilai adalah prestasi guru, kepala madrasah maupun prestasi madrasah baik lokal maupun nasional yang kesemuanya telah dimiliki MIN Kolaka.
Perkembangan MIN Kolaka juga menjadi unsur penilaian, apalagi MIN Kolaka telah memiliki perangkat lunak (software) seperti pengembangan model pembelajaran system evaluasi, hingga perangkat keras (hardware) seperti pengadaan laboratorium computer, jaringan internet dan kamera pemantau (CCTV) disetiap kelas guna memaksimalkan supervise dan hasil belajar yang kesemuanya diadakan secara mandiri tanpa bantuan pemerintah.
Kepala MIN Kolaka, Bapak Ahmad Tanaka mengatakan terpilihnya MIN Kolaka sebagai peraih anugerah Madrsasah Award 2009 setelah MIN Kolaka menjadi duta Sultra dengan mengirim data dan dokumen profil madrasah masing-masing.
“MIN Kolaka akhirnya masuk pada 15 besar dari 33 provinsi dan selanjutnya dikunjungi tim pusat, dan kemudian berhasil lolos dalam penilaian lima besar”
Dikatakan dalam seleksi lima besar dilakukan melalui presentasi profil madrasah masing-masing competitor dan berlangsung di kampus Universitas Islam Malang tanggal 29 Juli 2009.
Dalam prosentasi tersebut Ahmad Tanakamemaparkan judul MIN Kolaka Road To Centre of excellence atau mengubah dari madrasah terbelakang menjadi madrasah favorit kebanggan ummat . “Presentasi kami mendapat respon positif dari Akademisi Unisma selaku dewan juri. Tapi memang kita harus akui Madrasah dipulau Jawa masih lebih baik, ini wajar karena mereka lebih dulu maju, sementara MIN Kolaka baru berangkat dari Madrasah Minor, baik penampilan gedung, fasilitas maupun prestasi”.
Unsur lain yang dinilai adalah prestasi guru, kepala madrasah maupun prestasi madrasah baik lokal maupun nasional yang kesemuanya telah dimiliki MIN Kolaka.
Perkembangan MIN Kolaka juga menjadi unsur penilaian, apalagi MIN Kolaka telah memiliki perangkat lunak (software) seperti pengembangan model pembelajaran system evaluasi, hingga perangkat keras (hardware) seperti pengadaan laboratorium computer, jaringan internet dan kamera pemantau (CCTV) disetiap kelas guna memaksimalkan supervise dan hasil belajar yang kesemuanya diadakan secara mandiri tanpa bantuan pemerintah.
Proses Pembentukan Kabupaten Kabaena Tersendat
Kendari, KP
Obsesi masyarakat Kabaena untuk bisa mandiri dan lepas dari Kabupaten Bombana sulit terwujud dalam waktu dekat. Masalah administrasi dan banyaknya tim-tim kecil yang mengatasnamakan panitia pemekaran kabupaten Kabaena, jadi kendala yang menghambat prosesnya.
Kehadiran tim dari Depdagri meninjau peluang Kabaena dimekarkan pada April lalu, ternyata tidak serta merta membuat dampak berarti. Kuisioner soal kemauan politik masyarakat yang dibawa tim Depdagri tersebut, sampai sekarang belum juga sampai ke Jakarta.
“Itulah yang kami sesalkan, kuisioner tersebut harusnya sudah ada di tangan Depdagri, sepekan setelah disebar dan diisi warga, tapi sampai sekarang belum juga ada kabar dan kejelasannya,” sesal Adi Marno, anggota tim tujuh penggagas Kabupaten Kabaena, kemarin.
Menurut Adi Marno, tugas penyebaran dan pengumpulan kuisioner itu dilakukan oleh tim sosialisasi pemekaran Kabaena dibentuk oleh Bupati Bombana, dipimpin Ahmad Yani, Wakil Ketua DPRD Bombana yang berasal dari Kabaena. Seharusnya, pekerjaan seperti itu bisa dituntaskan cepat.
Hanya saja, Adi Marno melihat tidak ada keseriusan lebih dari tim sosialisasi bentukan Pemkab untuk menyelesaikan tugas itu. Padahal, ada 26 orang yang bertugas di Kabaena mengurus masalah tersebut dengan tugas meminta 90 lembar isian dari satu kelurahan/desa. “Kira-kira 3000 lembar lah itu kuisioner yang harus terkumpul, tapi sampai sekarang itu belum jelas,” tukas lelaki ini. Yang ia sesalkan, tiap kali tim dari Depdagri menanyakan hal tersebut kepadanya dan dikonfirmasikan ke Ahmad Yani, selalu jawabannya sama yakni sudah tuntas.
Adi Marno menengarai, ada kepentingan politis dari penyebaran kuisioner tersebut apalagi menjelang Pilcaleg 2009 mendatang. Padahal, hal itu sangat bertentangan dengan harapan masyarakat Kabaena.
Sementara itu, Ketua Tim sosialisasi bentukan Pemkab, Ahmad Yani yang dikonfirmasi terpisah mengakui adanya tugas penyebaran kuisioner tersebut. Yani mengaku bahwa tugas itu sudah lama ia rampungkan hanya saja sampai sekarang belum dikirim ke Jakarta. “Kami masih menunggu Poleang (yang juga mengurus pemekaran-red) karena ini semua satu paket, untuk selanjutnya dibawa ke Jakarta,” katanya kemarin lewat telepon selularnya.
Wakil Ketua DPRD Bombana ini menambahkan bahwa tugas membawa ke Jakarta itu bukan lagi kewenangannya tapi Asisten I Bombana, sebagai ketua tim pemekaran Kabaena dan Poleang yang dimandat Pemkab. Kata Yani, tugas penyebaran kuisioner di Kabaena sudah selesai sepekan setelah tim Depdagri turun ke Kabaena. Ia berhasil mengumpulkan 13 ribu lembar da tercepat dari daerah lainnya. Hanya saja, ia tak bisa membawa ke Jakarta sendiri karena harus bersamaan dengan daerah lain.
Sebagai referensi, potensi Kabaena untuk mekar jadi daerah otonom sendiri sangat besar apalagi didukung penuh oleh Pemkab Bombana. Hanya saja, sejak isu ini mulai bergulir, terlalu banyak pihak yang saling bersaing mengambil peran dan ingin tampil lebih di hadapan masyarakat.
Dinilai Sarat Muatan Politis
Rencana pembentukan Kabaena sebagai daerah otonom menggelinding bak bola salju yang semakin membesar. Puncaknya, Kerukunan Keluarga Besar Kabaena (KKBK) Baubau dan Buton mendeklarasikan pembentukannya, di Aula MAN Baubau, akhir pekan lalu. Namun, kegiatan tersebut mendapat sorotan dari sebagian elemen masyarakat.
Kepada koran ini, salah seorang warga Kabaena yang berdomisili di Baubau, Agustam Wijaya menuturkan, pertemuan tersebut, akal-akalan. Dikatakan, meski pemekaran tidak digembar-gemborkan, ia yakin akan terwujud. Karena, merupakan janji Gubernur Sultra Nur Alam di hadapan warga Kabaena ketika kampanye lalu.
Sementara itu, salah seorang tokoh generasi muda Kabaena yang berdomisili di Baubau, Herdiman mengatakan, sosialisasi tersebut sarat muatan politis. Dia menilai terjadi konspirasi politik antara penguasa dengan anggota DPRD Bombana asal pemilihan Kabaena. Itu semakin jelas setelah Bupati Bombana meng-SK-kan para anggota dewan tersebut sebagai Tim Sosialisasi Pemekaran. “Sejatinya tim sosialisasi tersebut harus melibatkan seluruh stake holder, tanpa harus melibatkan unsur anggota DPRD. Tapi karena untuk kepentingan politik 2009, sehingga mereka melakukan lobi untuk menjadi tim sosialisasi pemekaran sekaligus untuk mensosialisasikan diri,” pungkasnya.
Obsesi masyarakat Kabaena untuk bisa mandiri dan lepas dari Kabupaten Bombana sulit terwujud dalam waktu dekat. Masalah administrasi dan banyaknya tim-tim kecil yang mengatasnamakan panitia pemekaran kabupaten Kabaena, jadi kendala yang menghambat prosesnya.
Kehadiran tim dari Depdagri meninjau peluang Kabaena dimekarkan pada April lalu, ternyata tidak serta merta membuat dampak berarti. Kuisioner soal kemauan politik masyarakat yang dibawa tim Depdagri tersebut, sampai sekarang belum juga sampai ke Jakarta.
“Itulah yang kami sesalkan, kuisioner tersebut harusnya sudah ada di tangan Depdagri, sepekan setelah disebar dan diisi warga, tapi sampai sekarang belum juga ada kabar dan kejelasannya,” sesal Adi Marno, anggota tim tujuh penggagas Kabupaten Kabaena, kemarin.
Menurut Adi Marno, tugas penyebaran dan pengumpulan kuisioner itu dilakukan oleh tim sosialisasi pemekaran Kabaena dibentuk oleh Bupati Bombana, dipimpin Ahmad Yani, Wakil Ketua DPRD Bombana yang berasal dari Kabaena. Seharusnya, pekerjaan seperti itu bisa dituntaskan cepat.
Hanya saja, Adi Marno melihat tidak ada keseriusan lebih dari tim sosialisasi bentukan Pemkab untuk menyelesaikan tugas itu. Padahal, ada 26 orang yang bertugas di Kabaena mengurus masalah tersebut dengan tugas meminta 90 lembar isian dari satu kelurahan/desa. “Kira-kira 3000 lembar lah itu kuisioner yang harus terkumpul, tapi sampai sekarang itu belum jelas,” tukas lelaki ini. Yang ia sesalkan, tiap kali tim dari Depdagri menanyakan hal tersebut kepadanya dan dikonfirmasikan ke Ahmad Yani, selalu jawabannya sama yakni sudah tuntas.
Adi Marno menengarai, ada kepentingan politis dari penyebaran kuisioner tersebut apalagi menjelang Pilcaleg 2009 mendatang. Padahal, hal itu sangat bertentangan dengan harapan masyarakat Kabaena.
Sementara itu, Ketua Tim sosialisasi bentukan Pemkab, Ahmad Yani yang dikonfirmasi terpisah mengakui adanya tugas penyebaran kuisioner tersebut. Yani mengaku bahwa tugas itu sudah lama ia rampungkan hanya saja sampai sekarang belum dikirim ke Jakarta. “Kami masih menunggu Poleang (yang juga mengurus pemekaran-red) karena ini semua satu paket, untuk selanjutnya dibawa ke Jakarta,” katanya kemarin lewat telepon selularnya.
Wakil Ketua DPRD Bombana ini menambahkan bahwa tugas membawa ke Jakarta itu bukan lagi kewenangannya tapi Asisten I Bombana, sebagai ketua tim pemekaran Kabaena dan Poleang yang dimandat Pemkab. Kata Yani, tugas penyebaran kuisioner di Kabaena sudah selesai sepekan setelah tim Depdagri turun ke Kabaena. Ia berhasil mengumpulkan 13 ribu lembar da tercepat dari daerah lainnya. Hanya saja, ia tak bisa membawa ke Jakarta sendiri karena harus bersamaan dengan daerah lain.
Sebagai referensi, potensi Kabaena untuk mekar jadi daerah otonom sendiri sangat besar apalagi didukung penuh oleh Pemkab Bombana. Hanya saja, sejak isu ini mulai bergulir, terlalu banyak pihak yang saling bersaing mengambil peran dan ingin tampil lebih di hadapan masyarakat.
Dinilai Sarat Muatan Politis
Rencana pembentukan Kabaena sebagai daerah otonom menggelinding bak bola salju yang semakin membesar. Puncaknya, Kerukunan Keluarga Besar Kabaena (KKBK) Baubau dan Buton mendeklarasikan pembentukannya, di Aula MAN Baubau, akhir pekan lalu. Namun, kegiatan tersebut mendapat sorotan dari sebagian elemen masyarakat.
Kepada koran ini, salah seorang warga Kabaena yang berdomisili di Baubau, Agustam Wijaya menuturkan, pertemuan tersebut, akal-akalan. Dikatakan, meski pemekaran tidak digembar-gemborkan, ia yakin akan terwujud. Karena, merupakan janji Gubernur Sultra Nur Alam di hadapan warga Kabaena ketika kampanye lalu.
Sementara itu, salah seorang tokoh generasi muda Kabaena yang berdomisili di Baubau, Herdiman mengatakan, sosialisasi tersebut sarat muatan politis. Dia menilai terjadi konspirasi politik antara penguasa dengan anggota DPRD Bombana asal pemilihan Kabaena. Itu semakin jelas setelah Bupati Bombana meng-SK-kan para anggota dewan tersebut sebagai Tim Sosialisasi Pemekaran. “Sejatinya tim sosialisasi tersebut harus melibatkan seluruh stake holder, tanpa harus melibatkan unsur anggota DPRD. Tapi karena untuk kepentingan politik 2009, sehingga mereka melakukan lobi untuk menjadi tim sosialisasi pemekaran sekaligus untuk mensosialisasikan diri,” pungkasnya.
Gelar Budaya Moronene Dipusatkan di Watubangga
Kolaka, KP
Gelar budaya suku Mornene berupa prosesi adat montewehi wonua akan dilaksanakan di Kecamatan Watubangga, tempatnya di lapangan sepak bola Mokole Sou, hari ini. Camat Watubangga, Hasbir Jaya Razak melalui rilisnya mengatakan, gelar budaya suku Moronene yakni montewehi wonua yang berarti penyucian negeri atau tolak bala dilaksanakan oleh suku Moronene setiap tahunnya, dengan tujuan negeri atau daerah Kecamatan Watubangga dan sekitarnya terhindar dari berbagai bala bencana. "Kegiatan ini rencananya akan dihadiri Gubernur Sultra, H. Nur Alam, Bupati Kolaka, H. Buhari Matta, Bupati Bombana, Atiku Rahman, Muspida, pejabat dan masyarakat." katanya.
Dalam acara tersebut, akan menampilka tiga prosesi adat suku Moronene, yakni montewehi wonua, mobeli wonua dengan menyembeli 1 ekor kerbau putih sebagai kurban, dan weanganga atau memenuhi nazar orang tua suku Mornene yang telah meninggal sebelum nazarnya terpenuhi. "Weanganga merupakan nazar orang tua suku Moronene yang telah meninggal dan ditebus oleh anak cucunya." kata mantan Sekcam Kabupaten Kolaka ini.
Gelar Budaya Moronene menurut Hasbir merupakan acara yang sangat positif dan perlu dilestarikan, sebab suku mornene merupakan salah satu suku tertua yang di Sulawesi tenggara.
Besarnya jumlah suku Moronene yang bermukim di Kecamatan Watubangga, membuat pihak Kecamatan menjadikan kegiatan ini sebagai agenda tahunan
Gelar budaya suku Mornene berupa prosesi adat montewehi wonua akan dilaksanakan di Kecamatan Watubangga, tempatnya di lapangan sepak bola Mokole Sou, hari ini. Camat Watubangga, Hasbir Jaya Razak melalui rilisnya mengatakan, gelar budaya suku Moronene yakni montewehi wonua yang berarti penyucian negeri atau tolak bala dilaksanakan oleh suku Moronene setiap tahunnya, dengan tujuan negeri atau daerah Kecamatan Watubangga dan sekitarnya terhindar dari berbagai bala bencana. "Kegiatan ini rencananya akan dihadiri Gubernur Sultra, H. Nur Alam, Bupati Kolaka, H. Buhari Matta, Bupati Bombana, Atiku Rahman, Muspida, pejabat dan masyarakat." katanya.
Dalam acara tersebut, akan menampilka tiga prosesi adat suku Moronene, yakni montewehi wonua, mobeli wonua dengan menyembeli 1 ekor kerbau putih sebagai kurban, dan weanganga atau memenuhi nazar orang tua suku Mornene yang telah meninggal sebelum nazarnya terpenuhi. "Weanganga merupakan nazar orang tua suku Moronene yang telah meninggal dan ditebus oleh anak cucunya." kata mantan Sekcam Kabupaten Kolaka ini.
Gelar Budaya Moronene menurut Hasbir merupakan acara yang sangat positif dan perlu dilestarikan, sebab suku mornene merupakan salah satu suku tertua yang di Sulawesi tenggara.
Besarnya jumlah suku Moronene yang bermukim di Kecamatan Watubangga, membuat pihak Kecamatan menjadikan kegiatan ini sebagai agenda tahunan
Kabaena di Ambang Malapetaka
Kendari, KP
Aktivitas tambang PT. Billy Indonesia di Kabaena kembali dipertanyakan Aliansi Masyarakat Kabaena Bersatu (AMKB). Mereka menilai, aktivitas pertambangan PT. Billy Indonesia ini tidak memberikan dampak posotif bagi warga setempat. Malah hanya menimbulkan keresahan dan konflik panjang di antara sesama warga. Berbagai kekurangan PT Billy Indonesia dibeberkan oleh AMKB saat berdemonstrasi di depan kantor PT. Billy Indonesia, di Desa Tapuhaka, Kecamatan Kabaena Timur, Kamis (24/7) lalu.
Aksi serupa, sebenarnya sudah dilakukan sebelumnya. Namun, hingga aksi yang keempat kalinya, mereka tidak juga mendapat jawaban yang menyenagkan dari pihak PT. Billy. Untuk kelima kalinya, warga kembali berdemonstrasi di perusahaan nikel itu. Maka, pada tanggal 24 Juli lalu, tepatnya pukul 11.00, massa dalam jumlah lebih besar lagi dari aksi-aksi sebelumnya, yang tergabung dari dua kelurahan dan satu desa di Kecamatan Kabaena Timur kembali mendatangi perusahaan itu untuk mempertanyakan hak dan jaminan keselamatan mereka.
Alkautsar, Korlap, menuturkan, PT Billy yang telah mengeruk tanah di bukit Bumbuntuwele sangat merisaukan warga di sekitar Desa Lambale, Dongkala dan Tapuhaka. Menurutnya, aktivitas perusahaan ini membawa kerusakan hutan di bukit itu, yang menimbulkan kelangkaan air minum karena keringnya sumber mata air di bukit tersebut. "Tahun 2007 lalu, warga kekurangan air bersih karena sumber mata air dari Bumbuntuwele mulai dangkal," katanya.
Dalam orasinya, Alkautsar menjelaskan, banyaknya lumpur warna merah di pinggir laut akibat sedimentasi dari bukit itu menyebabkan ratusan hektar budidaya rumput laut di Kelurahan Lambale dan Desa Tapuhaka rusak. Akibatnya, banyak petani rumput laut gulung tikar karena menanggung rugi.
Selain jaminan keselamatan, massa juga menuntut jaminan kesejahteraan baik karyawan maupun warga di semua desa se-kecamatan Kabaena Timur. Mereka menilai, aktivitas PT. Billy ini bukan hanya dirasakan oleh mereka yang lahannya tergusur, tetapi akan dirasakan oleh seluruh warga di kecamatan itu.
Dalam demonstrasi ini, AMKB juga menuntut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bombana dan Camat Kabaena Timur untuk bertanggung jawab terhadap munculnya keresahan dan konflik sosial yang muncul akibat adanya PT. Billy di kecamatan itu. Mereka juga meminta kepada pihak Pemkab untuk tidak memberikan ijin pertambangan dalam bentuk apapun kepada semua perusahaan yang ingin menambang di kecamatan itu. Masa juga menuntut PT. Billy untuk bertanggung jawab atas kerusakan mata air mereka di Bkit Bumbuntuwele termasuk mengembalikan kerugian para petani rumput laut daerah ini. Untuk itu mereka meminta kepada perusahaan itu untuk tidak lagi meneruskan aktivitas pengerukan tanah di bukit tersebut.
Aspirasi massa ini diterima langsung oleh Ditomy Lasimon, Direktur PT. Billy Indonesia. Dalam kesempatan itu, Distomi menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menghentikan aktivitas pengerukan tanah di Bukit Bumbuntuwele. Katanya, perusahaannya sudah mendapatkan ijin dari Pemkab Bombana, dalam hal ini Bupati Bomabana, Atikurahman. "Kalau mau minta kami berhenti, silahkan minta ke Bupati Bombana, karena kami hanya mengambil hak kami," katanya.
Sedangkan persoalan jaminan keselamatan dan kesejahteraan penduduk, dia berjanji akan mengusahakan hal itu, namun terlebih dahulu dirinya harus berkonsultasi dengan komisarisnya yang berada di Jakarta. "Untuk hal ini, saya minta waktu untuk berkonsultasi dengan pimpinan saya di Jakarta," ujarnya.
Merasa aspirasinya tidak memberi hasil yang memuaskan, massa mulai memboikot jalan pertambagan perusahaan itu, dengan cara tidak membiarkan kendaraan pengangkut bahan galian nikel lewat di jalan itu. Merasa aktivitasnya terganggu, sejumlah security perusahaan tersebut coba menggeser massa dengan gertakan dan teriakan. Akibatnya, tensi pendemo mulai naik dan melakukan perlawanan. Melihat kejadian tersebut, pihak Polsek Kabaena Timur yang dibantu oleh personil Polres Bombana mulai menenangkan massa, namun hal itu tidak digubris oleh massa, akibatnya aktivitas perusahaan itu lumpuh total.
Melihat kejadian ini, barulah pihak PT. Billy mulai mangadakan pendekatan dengan massa. Mereka akhirnya sepakat untuk menunggu hasil konsultasi internal perusahaan itu dengan Pemkab Bombana. Tanggal 29 Juli nanti, PT. Billy berjanji akan memberikan jawaban, baik itu tuntutan mengenai jaminan keselamatan dan kesejahteraan warga, maupun kejelasan tentang kelanjutan penambangan di Bukit Bumbuntuwele. Walau mendapat jawaban yang tidak memuaskan, massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Aktivitas tambang PT. Billy Indonesia di Kabaena kembali dipertanyakan Aliansi Masyarakat Kabaena Bersatu (AMKB). Mereka menilai, aktivitas pertambangan PT. Billy Indonesia ini tidak memberikan dampak posotif bagi warga setempat. Malah hanya menimbulkan keresahan dan konflik panjang di antara sesama warga. Berbagai kekurangan PT Billy Indonesia dibeberkan oleh AMKB saat berdemonstrasi di depan kantor PT. Billy Indonesia, di Desa Tapuhaka, Kecamatan Kabaena Timur, Kamis (24/7) lalu.
Aksi serupa, sebenarnya sudah dilakukan sebelumnya. Namun, hingga aksi yang keempat kalinya, mereka tidak juga mendapat jawaban yang menyenagkan dari pihak PT. Billy. Untuk kelima kalinya, warga kembali berdemonstrasi di perusahaan nikel itu. Maka, pada tanggal 24 Juli lalu, tepatnya pukul 11.00, massa dalam jumlah lebih besar lagi dari aksi-aksi sebelumnya, yang tergabung dari dua kelurahan dan satu desa di Kecamatan Kabaena Timur kembali mendatangi perusahaan itu untuk mempertanyakan hak dan jaminan keselamatan mereka.
Alkautsar, Korlap, menuturkan, PT Billy yang telah mengeruk tanah di bukit Bumbuntuwele sangat merisaukan warga di sekitar Desa Lambale, Dongkala dan Tapuhaka. Menurutnya, aktivitas perusahaan ini membawa kerusakan hutan di bukit itu, yang menimbulkan kelangkaan air minum karena keringnya sumber mata air di bukit tersebut. "Tahun 2007 lalu, warga kekurangan air bersih karena sumber mata air dari Bumbuntuwele mulai dangkal," katanya.
Dalam orasinya, Alkautsar menjelaskan, banyaknya lumpur warna merah di pinggir laut akibat sedimentasi dari bukit itu menyebabkan ratusan hektar budidaya rumput laut di Kelurahan Lambale dan Desa Tapuhaka rusak. Akibatnya, banyak petani rumput laut gulung tikar karena menanggung rugi.
Selain jaminan keselamatan, massa juga menuntut jaminan kesejahteraan baik karyawan maupun warga di semua desa se-kecamatan Kabaena Timur. Mereka menilai, aktivitas PT. Billy ini bukan hanya dirasakan oleh mereka yang lahannya tergusur, tetapi akan dirasakan oleh seluruh warga di kecamatan itu.
Dalam demonstrasi ini, AMKB juga menuntut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bombana dan Camat Kabaena Timur untuk bertanggung jawab terhadap munculnya keresahan dan konflik sosial yang muncul akibat adanya PT. Billy di kecamatan itu. Mereka juga meminta kepada pihak Pemkab untuk tidak memberikan ijin pertambangan dalam bentuk apapun kepada semua perusahaan yang ingin menambang di kecamatan itu. Masa juga menuntut PT. Billy untuk bertanggung jawab atas kerusakan mata air mereka di Bkit Bumbuntuwele termasuk mengembalikan kerugian para petani rumput laut daerah ini. Untuk itu mereka meminta kepada perusahaan itu untuk tidak lagi meneruskan aktivitas pengerukan tanah di bukit tersebut.
Aspirasi massa ini diterima langsung oleh Ditomy Lasimon, Direktur PT. Billy Indonesia. Dalam kesempatan itu, Distomi menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menghentikan aktivitas pengerukan tanah di Bukit Bumbuntuwele. Katanya, perusahaannya sudah mendapatkan ijin dari Pemkab Bombana, dalam hal ini Bupati Bomabana, Atikurahman. "Kalau mau minta kami berhenti, silahkan minta ke Bupati Bombana, karena kami hanya mengambil hak kami," katanya.
Sedangkan persoalan jaminan keselamatan dan kesejahteraan penduduk, dia berjanji akan mengusahakan hal itu, namun terlebih dahulu dirinya harus berkonsultasi dengan komisarisnya yang berada di Jakarta. "Untuk hal ini, saya minta waktu untuk berkonsultasi dengan pimpinan saya di Jakarta," ujarnya.
Merasa aspirasinya tidak memberi hasil yang memuaskan, massa mulai memboikot jalan pertambagan perusahaan itu, dengan cara tidak membiarkan kendaraan pengangkut bahan galian nikel lewat di jalan itu. Merasa aktivitasnya terganggu, sejumlah security perusahaan tersebut coba menggeser massa dengan gertakan dan teriakan. Akibatnya, tensi pendemo mulai naik dan melakukan perlawanan. Melihat kejadian tersebut, pihak Polsek Kabaena Timur yang dibantu oleh personil Polres Bombana mulai menenangkan massa, namun hal itu tidak digubris oleh massa, akibatnya aktivitas perusahaan itu lumpuh total.
Melihat kejadian ini, barulah pihak PT. Billy mulai mangadakan pendekatan dengan massa. Mereka akhirnya sepakat untuk menunggu hasil konsultasi internal perusahaan itu dengan Pemkab Bombana. Tanggal 29 Juli nanti, PT. Billy berjanji akan memberikan jawaban, baik itu tuntutan mengenai jaminan keselamatan dan kesejahteraan warga, maupun kejelasan tentang kelanjutan penambangan di Bukit Bumbuntuwele. Walau mendapat jawaban yang tidak memuaskan, massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Penegerian Madrasah Tahun 2009
Sepanjang tahun 2009 ini jumlah madrasah swasta yang telah dinegerikan sebanyak 26 madrasah swasta telah dinegerikan yaitu 6 MAN, 16 MTsN dan 4 MIN, berikut ini adalah madrasah-madrasah yang dinegerikan :
1. MAN Togo Binongko - Wakatobi
2. MAN Laburunci - Buton
3. MAN Buke - Konsel
4. MAN Kasipute - Bombana
5. MAN Teomokole - Bombana
6. MAN Siompu - Buton
7. MTsN Molona - Buton
8. MTsN Biwinapada - Buton
9. MTsN Lampeapi - Konawe
10.MTsN Andoolo Utama - Konsel
11.MTsN Waliko - Buton
12.MTsN Tirongkotua - Bombana
13.MTsN Lasalimu - Buton
14.MTsN Bahari - Buton
15.MTsN Bola - Buton
16.MTsN Wakalambe - Buton
17,MTsN Kancinaa - Buton
18.MTsN Mawasangka - Buton
19.MTsN Lalembuu - Konsel
20.MTsN Lambai - Kolut
21.MTsN Dongkala - Bombana
22.MTsN Tomia - Wakatobi
23.MIN Pasarwajo - Buton
24.MIN Kolese - Bau-Bau
25.MIN Poleang Barat - Bombana
26.MIN Mawasangka Tengah - Buton
1. MAN Togo Binongko - Wakatobi
2. MAN Laburunci - Buton
3. MAN Buke - Konsel
4. MAN Kasipute - Bombana
5. MAN Teomokole - Bombana
6. MAN Siompu - Buton
7. MTsN Molona - Buton
8. MTsN Biwinapada - Buton
9. MTsN Lampeapi - Konawe
10.MTsN Andoolo Utama - Konsel
11.MTsN Waliko - Buton
12.MTsN Tirongkotua - Bombana
13.MTsN Lasalimu - Buton
14.MTsN Bahari - Buton
15.MTsN Bola - Buton
16.MTsN Wakalambe - Buton
17,MTsN Kancinaa - Buton
18.MTsN Mawasangka - Buton
19.MTsN Lalembuu - Konsel
20.MTsN Lambai - Kolut
21.MTsN Dongkala - Bombana
22.MTsN Tomia - Wakatobi
23.MIN Pasarwajo - Buton
24.MIN Kolese - Bau-Bau
25.MIN Poleang Barat - Bombana
26.MIN Mawasangka Tengah - Buton
Atikurahman Enam Kali Abaikan Gubernur
Kendari, KP
Wibawa Nur Alam sebagai pengendali pemerintahan di antero provinsi ini dipandang sebelah mata oleh Bupati Bombana, Atikurahman. Dalam registrasi surat keluar yang diterbitkan, tercatat sudah enam kali Gubernur Sultra itu melayangkan panggilan kepada Atikurahman untuk mengikuti rapat koordinasi. Alih-alih datang, Atiku hanya mengutus Sekab Bombana, Effendi Kube untuk mewakilinya.
Padahal banyak hal yang ingin didengarkan Nur Alam dari Bombana-1 itu terkait sederet masalah di tanah emas tersebut, termasuk perselisihan antara investor dan masyarakat terkait penyerobotan tanah. Tindakan nonkooperatif Atikurrahman itu kian menambah rasa kesal gubernur. Saat rapat koordinasi tertutup antara Pemprov dan Pemkab Bombana mengenai pertambangan beberapa waktu lalu, Nur Alam pun tak dapat lagi menyembunyikan ''kemurkaannya'' karena Atikurahman selalu mendelegasikan panggilan rapatnya. "Saat itu Pak Gubernur menegur bupati Bombana melalui Sekabnya. Katanya, rapat kali ini adalah rapat untuk mengambil keputusan akhir, seharusnya bukan Sekab yang datang," ujar Karo Humas Pemprov, Eddy Hidayatullah, kemarin.
Eddy mengaku, gubernur sebenarnya sangat antusias untuk mnyelesaikan segala persoalan pertambangan di Sultra, terkhusus di Bombana. '' Karena itu Gubernur selalu mengundang bupati dalam rapat untuk mensinkronkan program antara Pemrov dan Pemkab," tukasnya.
Wibawa Nur Alam sebagai pengendali pemerintahan di antero provinsi ini dipandang sebelah mata oleh Bupati Bombana, Atikurahman. Dalam registrasi surat keluar yang diterbitkan, tercatat sudah enam kali Gubernur Sultra itu melayangkan panggilan kepada Atikurahman untuk mengikuti rapat koordinasi. Alih-alih datang, Atiku hanya mengutus Sekab Bombana, Effendi Kube untuk mewakilinya.
Padahal banyak hal yang ingin didengarkan Nur Alam dari Bombana-1 itu terkait sederet masalah di tanah emas tersebut, termasuk perselisihan antara investor dan masyarakat terkait penyerobotan tanah. Tindakan nonkooperatif Atikurrahman itu kian menambah rasa kesal gubernur. Saat rapat koordinasi tertutup antara Pemprov dan Pemkab Bombana mengenai pertambangan beberapa waktu lalu, Nur Alam pun tak dapat lagi menyembunyikan ''kemurkaannya'' karena Atikurahman selalu mendelegasikan panggilan rapatnya. "Saat itu Pak Gubernur menegur bupati Bombana melalui Sekabnya. Katanya, rapat kali ini adalah rapat untuk mengambil keputusan akhir, seharusnya bukan Sekab yang datang," ujar Karo Humas Pemprov, Eddy Hidayatullah, kemarin.
Eddy mengaku, gubernur sebenarnya sangat antusias untuk mnyelesaikan segala persoalan pertambangan di Sultra, terkhusus di Bombana. '' Karena itu Gubernur selalu mengundang bupati dalam rapat untuk mensinkronkan program antara Pemrov dan Pemkab," tukasnya.
Pramuka menciptakan Generasi tahan Banting
440 Penegak Ikut Perkempi
Kasipute, KP
Jelang perhelatan perkemahan putri nasional (Perkempinas) di Baubau Juli mendatang, kwartir cabang Bombana mulai mempersiapkan diri. Salah satu yang dilakukan adalah menggelar perkemahan putri (Perkempi) yang diikuti 440 penegak dari 22 kecamatan di kabupaten Bombana. Perkempi kwartir cabang Bombana dibuka Wakil Bupati Bombana, Subhan Tambera, hari ini. Kegiatan di Bumi Perkemahan Niranuang, Kelurahan Lameroro itu akan berlangsung hingga 28 Juni nanti. Ketika meninjau lokasi perkemahan putri siang kemarin, Subhan mengatakan, selain sebagai agenda rutin Kwarcab, Perkempi ini sekaligus ajang seleksi Perkempinas di Baubau, 16 Juli nanti. Ditempat yang sama Ketua Panitia Perkempi, Anisa Sri Prihatin mengatakan, perkemahan tingkat kabupaten ini diikuti oleh pelajar-pelajar putri tingkat SMA di 22 kecamatan. "Masing-masing kecamatan mengutus 22 pesertanya," kata Anisa Sri Prihatin. Sekretaris Dinas kependudukan dan Catatan Sipil (Disduk Capil) Bombana itu menambahkan, selama empat hari dihelat, ratusan penegak putri akan mengikuti berbagai materi dan kegiatan. Diantaranya, bakti sosial, penyuluhan narkotika, HIV/AIDS, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), anjang sana, serta penghijauan di kawasan perkantoran. Selain itu ada juga kegiatan teknik-teknik kepramukaan.
Kasipute, KP
Jelang perhelatan perkemahan putri nasional (Perkempinas) di Baubau Juli mendatang, kwartir cabang Bombana mulai mempersiapkan diri. Salah satu yang dilakukan adalah menggelar perkemahan putri (Perkempi) yang diikuti 440 penegak dari 22 kecamatan di kabupaten Bombana. Perkempi kwartir cabang Bombana dibuka Wakil Bupati Bombana, Subhan Tambera, hari ini. Kegiatan di Bumi Perkemahan Niranuang, Kelurahan Lameroro itu akan berlangsung hingga 28 Juni nanti. Ketika meninjau lokasi perkemahan putri siang kemarin, Subhan mengatakan, selain sebagai agenda rutin Kwarcab, Perkempi ini sekaligus ajang seleksi Perkempinas di Baubau, 16 Juli nanti. Ditempat yang sama Ketua Panitia Perkempi, Anisa Sri Prihatin mengatakan, perkemahan tingkat kabupaten ini diikuti oleh pelajar-pelajar putri tingkat SMA di 22 kecamatan. "Masing-masing kecamatan mengutus 22 pesertanya," kata Anisa Sri Prihatin. Sekretaris Dinas kependudukan dan Catatan Sipil (Disduk Capil) Bombana itu menambahkan, selama empat hari dihelat, ratusan penegak putri akan mengikuti berbagai materi dan kegiatan. Diantaranya, bakti sosial, penyuluhan narkotika, HIV/AIDS, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), anjang sana, serta penghijauan di kawasan perkantoran. Selain itu ada juga kegiatan teknik-teknik kepramukaan.
Pilkada Bombana 2010
Abdi Target Jadi Wabup Bombana
Rumbia, Kepres-Ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Bombana akan dihelat pada 2010 mendatang. Terkait hal ini beberapa kandidat yang mempunyai ambisi menjadi Bupati maupun Wakil Bupati Bombana telah berusaha melakukan pengenelan dan pendekatan terhadap masyarakat di daerah yang memiliki tambang emas ini baik dalam bentuk baliho maupun langsung terjun kerumah-rumah masyarakat.
Dimana salah satunya warga Bombana yang berkeinginan untuk maju memperebutkan kursi kosong dua Bombana pada 2010 mendatang adalah Abdi,S.Pd,M.Pd. Dimana laki-laki kelahiran Masaloka Kabupaten Bombana pada 31 Desember 1970 lalu ini mempunyai tekad kuat untuk membangun daerah kelahirannya.
Pria yang merupakan alumni SMPN 1 Kasipute tersebut pada awal 2010 mendatang dipastikan akan meraih gelar doktornya disalah satu perguruan tinggi di Makassar dan sekarang ini menjalani pekerjaan sebagai salah satu pejabat eselon III di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Bantaeng Sulsel.
Keinginan ia untuk maju sebagai salah satu calon Wakil Bupati Bombana selain untuk memperbaiki tatanan pemerintahan di Bombana juga didorong keinginan kuat untuk lebih memajukan Bombana kedepannya nanti.
Menurut ia, dalam memperbaiki pengelolaan pemerintahan di Bombana diperlukan adanya tatanan yang serius berdasarkan norma, tata aturan dalam good governance, implementasi etika pemerintahan secara konsisten pada seluruh level dan jajarannya serta SDM aparatur yang harus dikembangkan. Terkait dengan deposit tambang emas yang ada di bumi Bombana, kata ia, pengelolaannya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya terutama dalam memperhatikan aspek keselamatan lingkungan dan dampak social dimasyarakat Bombana sehingga keberadaan tambang emas diharapkan dapat memberikan peningkatan taraf hidup terhadap masyarakat setempat dan sebaliknya masyarakat tidak hidup dalam jurang kemiskinan.
Demikian halnya dengan potensi sumber daya alam laut yang dimiliki Bombana, menurut Abdi, mesti dikembangkan dan diberdayakan khususnya ikan dan rumput laut didaerah pesisir laut harus ditingkatkan dan lebih dieksplorasi lagi untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat setempat. Begitu juga dalam hal pengembangan sector pariwisata di Bombana harus ditingkatkan, mengingat keragaman budaya dan potensi alam Bombana sangat mendukung dan mempesona.
Yang paling utama, lanjut pria berdarah Bugis ini adalah religiusitas masyarakat dalam rangka peningkatan iman dan ketaqwaan mesti trus di bina agar keharmonisan beragama tetap terjaga. "Sektor pendidikan dan kesehatan juga harus menjadi tanggungjawab penuh pemerintah agar kebodohan dan buta aksara serta gizi buruk dapat semakin berkurang," tutur alumni SDN Masaloka ini.
sumber : Kendari ekspress
Rumbia, Kepres-Ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Bombana akan dihelat pada 2010 mendatang. Terkait hal ini beberapa kandidat yang mempunyai ambisi menjadi Bupati maupun Wakil Bupati Bombana telah berusaha melakukan pengenelan dan pendekatan terhadap masyarakat di daerah yang memiliki tambang emas ini baik dalam bentuk baliho maupun langsung terjun kerumah-rumah masyarakat.
Dimana salah satunya warga Bombana yang berkeinginan untuk maju memperebutkan kursi kosong dua Bombana pada 2010 mendatang adalah Abdi,S.Pd,M.Pd. Dimana laki-laki kelahiran Masaloka Kabupaten Bombana pada 31 Desember 1970 lalu ini mempunyai tekad kuat untuk membangun daerah kelahirannya.
Pria yang merupakan alumni SMPN 1 Kasipute tersebut pada awal 2010 mendatang dipastikan akan meraih gelar doktornya disalah satu perguruan tinggi di Makassar dan sekarang ini menjalani pekerjaan sebagai salah satu pejabat eselon III di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Bantaeng Sulsel.
Keinginan ia untuk maju sebagai salah satu calon Wakil Bupati Bombana selain untuk memperbaiki tatanan pemerintahan di Bombana juga didorong keinginan kuat untuk lebih memajukan Bombana kedepannya nanti.
Menurut ia, dalam memperbaiki pengelolaan pemerintahan di Bombana diperlukan adanya tatanan yang serius berdasarkan norma, tata aturan dalam good governance, implementasi etika pemerintahan secara konsisten pada seluruh level dan jajarannya serta SDM aparatur yang harus dikembangkan. Terkait dengan deposit tambang emas yang ada di bumi Bombana, kata ia, pengelolaannya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya terutama dalam memperhatikan aspek keselamatan lingkungan dan dampak social dimasyarakat Bombana sehingga keberadaan tambang emas diharapkan dapat memberikan peningkatan taraf hidup terhadap masyarakat setempat dan sebaliknya masyarakat tidak hidup dalam jurang kemiskinan.
Demikian halnya dengan potensi sumber daya alam laut yang dimiliki Bombana, menurut Abdi, mesti dikembangkan dan diberdayakan khususnya ikan dan rumput laut didaerah pesisir laut harus ditingkatkan dan lebih dieksplorasi lagi untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat setempat. Begitu juga dalam hal pengembangan sector pariwisata di Bombana harus ditingkatkan, mengingat keragaman budaya dan potensi alam Bombana sangat mendukung dan mempesona.
Yang paling utama, lanjut pria berdarah Bugis ini adalah religiusitas masyarakat dalam rangka peningkatan iman dan ketaqwaan mesti trus di bina agar keharmonisan beragama tetap terjaga. "Sektor pendidikan dan kesehatan juga harus menjadi tanggungjawab penuh pemerintah agar kebodohan dan buta aksara serta gizi buruk dapat semakin berkurang," tutur alumni SDN Masaloka ini.
sumber : Kendari ekspress
Sabtu, 17 Oktober 2009
KUDETA Bombana Apresiasi Kajati
Selain mendapat desakan dalam berbagai bentuk demonstrasi, ternyata komitmen Kejati Sultra dalam penegakan supremasi hukum di Sultra, khususnya di Kabupaten Bombana, mendapat apresiasi. Senin (12/10/09) kemarin,
Komite untuk Demokrasi Keadilan dan Transparan Anggaran (KUDETA) Bombana, menyampaikan apresiasinya melalui aksi damai di Kantor Kejaksaan Tinggi Sultra.
Menurut massa yang tergbung dalam Kudeta ini, tindakan menahan Haikal Atikurahman dan yang lainnya terkait perkara korupsi, patut diacungi jempol.
Kendatipun demikian, KUDETA juga mengharapkan investigasi penyidikan perkara korupsi APBD harus dilakukan pada semua SKPD di Bombana. Mengingat, penyimpangan keuangan daerah diduga melibatkan banyak pejabat setempat. "Kami dari Komite untuk Demokrasi Keadilan dan Transparan Anggaran Bombana yakin masih banyak pejabat di Bombana yang terlibat korupsi, sehingga penyidikan harus melibatkan SKPD. Jangan sampai penyidik terkesan tebang pilih sehingga pejabat yang terlibat masih duduk tenang," ungkap Risman, dalam aksinya, kemarin.
Mengggapi hal tersebut, Asintel Kejati Suleman Hadjarati menerima para demonstran di ruang Humas, secara tertutup. Namun kepada wartawan Suleman Hadjarati menjelaskan perkara Bombana masih berjalan. "Izin pemeriksaan Bupati Bombana belum turun, namun kita tetap intens mempertanyakan hal tersebut sesuai dengan kewenangan kami selaku penegak hukum. Dan kami akan melaksanakan pekerjaan sesuai aturan yang ada. Kalau tidak, berarti melawan hukum," kata Suleman Hadjarati.
Suleman Hadjarati pun mengatakan, terkait perkara Bombana, Sampai saat ini, pihaknya tengah mengumpulkan alat bukti atau petunjuk awal. "Kalau ada alat bukti yang mendukung, siapapun akan kami proses, termasuk di dalamnya Kadis Pertambangan ataupun pejabat eselon II lainnya. Tim penyidik tidak akan segan-segan memanggil mereka yang diduga bertanggung jawab dari kasus tersebut,' tandasnya.
Komite untuk Demokrasi Keadilan dan Transparan Anggaran (KUDETA) Bombana, menyampaikan apresiasinya melalui aksi damai di Kantor Kejaksaan Tinggi Sultra.
Menurut massa yang tergbung dalam Kudeta ini, tindakan menahan Haikal Atikurahman dan yang lainnya terkait perkara korupsi, patut diacungi jempol.
Kendatipun demikian, KUDETA juga mengharapkan investigasi penyidikan perkara korupsi APBD harus dilakukan pada semua SKPD di Bombana. Mengingat, penyimpangan keuangan daerah diduga melibatkan banyak pejabat setempat. "Kami dari Komite untuk Demokrasi Keadilan dan Transparan Anggaran Bombana yakin masih banyak pejabat di Bombana yang terlibat korupsi, sehingga penyidikan harus melibatkan SKPD. Jangan sampai penyidik terkesan tebang pilih sehingga pejabat yang terlibat masih duduk tenang," ungkap Risman, dalam aksinya, kemarin.
Mengggapi hal tersebut, Asintel Kejati Suleman Hadjarati menerima para demonstran di ruang Humas, secara tertutup. Namun kepada wartawan Suleman Hadjarati menjelaskan perkara Bombana masih berjalan. "Izin pemeriksaan Bupati Bombana belum turun, namun kita tetap intens mempertanyakan hal tersebut sesuai dengan kewenangan kami selaku penegak hukum. Dan kami akan melaksanakan pekerjaan sesuai aturan yang ada. Kalau tidak, berarti melawan hukum," kata Suleman Hadjarati.
Suleman Hadjarati pun mengatakan, terkait perkara Bombana, Sampai saat ini, pihaknya tengah mengumpulkan alat bukti atau petunjuk awal. "Kalau ada alat bukti yang mendukung, siapapun akan kami proses, termasuk di dalamnya Kadis Pertambangan ataupun pejabat eselon II lainnya. Tim penyidik tidak akan segan-segan memanggil mereka yang diduga bertanggung jawab dari kasus tersebut,' tandasnya.
Jumat, 16 Oktober 2009
Keluarga Sekab Bombana Merasa Terpojok
Keluarga besar Sekretaris Kabupaten (Sekab) Bombana, Drs H Idrus Effendi Kube, MSi merasa sangat dipojokkan atas ditetapkannya menjadi tersangka dugaan korupsi penyimpangan dan penyalahgunaan dana penerimaan,
pendapatan kartu izin masuk pertambangan dan iuran tetap pertambangan Kabupaten Bombana tahun 2008.
Salah seorang anggota keluarga besar H Idrus Effendy Kube, Laode Muhammad Arif SE kepada wartawan koran ini di Kendari, Senin kemarin (12/10) mengungkapkan, pihak keluarga besar Sekab Bombana tidak menerima penetapan H Idrus Effendy Kube menjadi tersangka dugaan korupsi penyimpangan dan penyalahgunaan dana izin masuk ke lokasi tambang di Bombana.
Anggota keluarga H Idrus Effendi Kube yang juga Ketua Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) Bombana ini, menilai ada nuansa politis di balik kasus ini karena menurut rencana H Idrus akan maju menjadi calon Bupati Bombana pasca periode Bupati Bombana, H Atikurrahman, sehingga ada oknum-oknum tertentu yang bermaksud untuk menjatuhkan keluarganya.
"Pak H Idrus (Sekab Bombana, red) hingga saat ini belum diperiksa, justru sudah ditetapkan menjadi tersangka. Kalau menurut saya sebaiknya beliau diperiksa dulu supaya informasi dan data-data tambahan soal dugaan korupsi yang dialamatkan kepadanya lebih akurat dan terkesan tidak subyektif," pintanya.
Laode Muhammad Arif menyebutkan, Slamet Rigay sebagai Ketua Tim Penertiban Tambang Kabupaten Bombana dan Abdul Mansyur Mannu SE sebagai Bendahara seharusnya lebih berkompeten dan bertanggung jawab langsung atas penggunaan dana penerimaan izin masuk pertambangan, namun sayangnya mereka belum juga diperiksa.
Menurut Muhammad Arif, dana yang terkumpul dari kartu izin masuk lokasi tambang mencapai Rp 4,1 miliar. Dari jumlah tersebut sebagian sudah dialokasikan untuk biaya operasional penertiban di lokasi tambang dan pembelian 20 unit sepeda motor sebagai kendaraan operasional yang mencapai Rp 3,1 miliar, sisanya dimasukkan ke kas negara sebesar Rp 1 miliar dan masih ada yang dipinjamkan untuk penyelesaian rumah jabatan Wakil Bupati Bombana.
"Sebenarnya pengalokasian/penggunaan dana tersebut sesuai dengan SK Bupati Bombana yang menyebutkan 50 persen dari hasil pengutan di lokasi tambang digunakan untuk dana operasional dan 50 persen lainnya dimasukkan ke kas negara," katanya tanpa menyebutkan nomor SK yang dimaksud. "Nomor SK-nya saya lupa, pokoknya ada SK-nya dari Bupati Bombana," kilahnya.DUL
Sumbeeer : Kendari Ekspress
pendapatan kartu izin masuk pertambangan dan iuran tetap pertambangan Kabupaten Bombana tahun 2008.
Salah seorang anggota keluarga besar H Idrus Effendy Kube, Laode Muhammad Arif SE kepada wartawan koran ini di Kendari, Senin kemarin (12/10) mengungkapkan, pihak keluarga besar Sekab Bombana tidak menerima penetapan H Idrus Effendy Kube menjadi tersangka dugaan korupsi penyimpangan dan penyalahgunaan dana izin masuk ke lokasi tambang di Bombana.
Anggota keluarga H Idrus Effendi Kube yang juga Ketua Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) Bombana ini, menilai ada nuansa politis di balik kasus ini karena menurut rencana H Idrus akan maju menjadi calon Bupati Bombana pasca periode Bupati Bombana, H Atikurrahman, sehingga ada oknum-oknum tertentu yang bermaksud untuk menjatuhkan keluarganya.
"Pak H Idrus (Sekab Bombana, red) hingga saat ini belum diperiksa, justru sudah ditetapkan menjadi tersangka. Kalau menurut saya sebaiknya beliau diperiksa dulu supaya informasi dan data-data tambahan soal dugaan korupsi yang dialamatkan kepadanya lebih akurat dan terkesan tidak subyektif," pintanya.
Laode Muhammad Arif menyebutkan, Slamet Rigay sebagai Ketua Tim Penertiban Tambang Kabupaten Bombana dan Abdul Mansyur Mannu SE sebagai Bendahara seharusnya lebih berkompeten dan bertanggung jawab langsung atas penggunaan dana penerimaan izin masuk pertambangan, namun sayangnya mereka belum juga diperiksa.
Menurut Muhammad Arif, dana yang terkumpul dari kartu izin masuk lokasi tambang mencapai Rp 4,1 miliar. Dari jumlah tersebut sebagian sudah dialokasikan untuk biaya operasional penertiban di lokasi tambang dan pembelian 20 unit sepeda motor sebagai kendaraan operasional yang mencapai Rp 3,1 miliar, sisanya dimasukkan ke kas negara sebesar Rp 1 miliar dan masih ada yang dipinjamkan untuk penyelesaian rumah jabatan Wakil Bupati Bombana.
"Sebenarnya pengalokasian/penggunaan dana tersebut sesuai dengan SK Bupati Bombana yang menyebutkan 50 persen dari hasil pengutan di lokasi tambang digunakan untuk dana operasional dan 50 persen lainnya dimasukkan ke kas negara," katanya tanpa menyebutkan nomor SK yang dimaksud. "Nomor SK-nya saya lupa, pokoknya ada SK-nya dari Bupati Bombana," kilahnya.DUL
Sumbeeer : Kendari Ekspress
Butiran Emas Ada Juga di Watu Mokala
Setelah penemuan kawasan bertabur butiran emas di Desa Bomba-bomba Kecamatan Tinanggea beberapa waktu lalu, kini warga kembali menemukan unsur logam murni serupa di sungai Watu Mokala, Kecamatan Andoolo. Penemuan itu pun membuat heboh suasana dan warga langsung ''berekspansi'' ke lokasi itu. Ihwal penemuan zona emas diketahui bermula saat Jamal, warga Kecamatan Benua usai memancing ikan di sungai Watu Mokala. Ketika itu Ia hendak mandi dan iseng menggali pasir untuk di dilang menggunakan gayung. Beberapa saat kemudian bermunculan butiran kuning yang diduganya emas. " Saat itu langsung menyuruh adiknya mengambil wajan dan sekop. Mereka lalu mendulang dan menemukan butiran-butiran emas di sungai yang biasa digunakan tempat mandi dan mencuci oleh warga setempat," ujar Kepala Desa Watumokala, M Yusuf saat ditemui akhir pekan lalu.
Yusuf mengatakan, setelah mendulang dan mendapat emas, Jamal dan adiknya menyebarkan informasi kepada warga jika menemukan emas di sungai itu. Dalam hitungan jam, sungai Watumokala langsung dibanjiri warga untuk mendulang. " Pertama kali ditemukan itu hari Jumat sekitar jam 11. Saat itu saya baru pulang dari masjid dan dilaporkan bahwa ada warga yang mendulang emas. Setelah saya cek, memang benar," katanya.
Hanya saja, temuan emas di sungai Watumokala yang berada di perbatasan Kecamatan Andoolo dan Benua tersebut tidak langsung disampaikan secara luas. Warga masih meragukan jika di kawasan itu benar-benar mengandung emas. " Di sungai itu tempat biasa warga mencuci pakaian, terutama yang datang setelah mendulang emas di Bombana. Pernah juga ada mesin dulang yang dicuci di tempat itu beberapa bulan lalu. Jangan sampai hanya butiran-butiran emas dari pakaian dan selang serta mesin yang dicuci itu tertinggal di sungai ini," tandas Yusuf di amini warga lainnya.
Camat Andoolo, Budi Yuliarto didampingi Kapolsek, Iptu H. Nuruddin yang ditemui di lokasi penemuan emas membenarkan, bila aktivitas pencarian emas di sungai telah dilakukan warga setempat. "Sejak pagi saya bersama Kapolsek sudah di tempat ini melihat langsung kegiatan warga yang mencari emas. Hanya saja hasilnya masih sangat kecil,"ujarnya saat ditemui akhir pekan lalu.
Untuk memastikan bahwa butiran kuning yang diperoleh warga dari hasil dulangan di sungai Watumokala itu, Camat Andoolo mengambil sampel untuk kemudian dilaporkan di Dinas Pertambangan dan Energi Konsel untuk kemudian diuji. " Ini hasil dulangan warga yang saya beli untuk kemudian dilaporkan di Pemerintah Kabupaten. Kalau dilihat berdasarkan pengalaman warga yang sudah sering menambang di Bombana, butiran kuning di sungai Watumokala adalah emas," kata Budi sambil menunjukkan butiran emas yang dibeli dari warganya itu
Yusuf mengatakan, setelah mendulang dan mendapat emas, Jamal dan adiknya menyebarkan informasi kepada warga jika menemukan emas di sungai itu. Dalam hitungan jam, sungai Watumokala langsung dibanjiri warga untuk mendulang. " Pertama kali ditemukan itu hari Jumat sekitar jam 11. Saat itu saya baru pulang dari masjid dan dilaporkan bahwa ada warga yang mendulang emas. Setelah saya cek, memang benar," katanya.
Hanya saja, temuan emas di sungai Watumokala yang berada di perbatasan Kecamatan Andoolo dan Benua tersebut tidak langsung disampaikan secara luas. Warga masih meragukan jika di kawasan itu benar-benar mengandung emas. " Di sungai itu tempat biasa warga mencuci pakaian, terutama yang datang setelah mendulang emas di Bombana. Pernah juga ada mesin dulang yang dicuci di tempat itu beberapa bulan lalu. Jangan sampai hanya butiran-butiran emas dari pakaian dan selang serta mesin yang dicuci itu tertinggal di sungai ini," tandas Yusuf di amini warga lainnya.
Camat Andoolo, Budi Yuliarto didampingi Kapolsek, Iptu H. Nuruddin yang ditemui di lokasi penemuan emas membenarkan, bila aktivitas pencarian emas di sungai telah dilakukan warga setempat. "Sejak pagi saya bersama Kapolsek sudah di tempat ini melihat langsung kegiatan warga yang mencari emas. Hanya saja hasilnya masih sangat kecil,"ujarnya saat ditemui akhir pekan lalu.
Untuk memastikan bahwa butiran kuning yang diperoleh warga dari hasil dulangan di sungai Watumokala itu, Camat Andoolo mengambil sampel untuk kemudian dilaporkan di Dinas Pertambangan dan Energi Konsel untuk kemudian diuji. " Ini hasil dulangan warga yang saya beli untuk kemudian dilaporkan di Pemerintah Kabupaten. Kalau dilihat berdasarkan pengalaman warga yang sudah sering menambang di Bombana, butiran kuning di sungai Watumokala adalah emas," kata Budi sambil menunjukkan butiran emas yang dibeli dari warganya itu
Minggu, 04 Oktober 2009
Dewan baru harapan baru masyarakat Bombana
Dewan Bombana Dilantik Tanpa Haikal
* Sejumlah Jaksa Sibuk Mondar-Mandir
Baubau, Kepres - Pelantikan anggota DPRD Bombana periode 2009-2014 berlangsung di eks gedung kantor DPRD Buton, di Kota Baubau, kemarin, Kamis (1/10), sekitar pukul 15.30 wita. Namun, suasana pelantikan sedikit berbeda dari suasana pelantikan anggota DPRD Buton yang digelar beberapa jam sebelumnya.
Pelantikan anggota DPRD Buton nampak biasa-biasa saja. Sejumlah jaksa tidak nampak berkeliaran. Namun, setelah siang hari, setelah putra Bupati Bombana, Andi Muh Haikal yang kini menjadi tersangka dikabarkan akan dilantik, jaksa nampak sibuk mengecek kebenaran itu.
Sejumlah mobil yang mengantar tamu undangan, semua diminta menurunkan kaca mobil. Entah apa maksud penurunan kaca itu. Namun, penurunan kaca itu seakan memberikan makna bahwa jaksa sedang mencari sesuatu.
Kabar terkait Haikal akan dilantik rupanya hanya isu. Sampai pengucapan sumpah janji anggota DPRD Bombana periode 2009-2014, Haikal tidak juga hadir. Terpaksa, hanya 24 orang anggota DPRD Bombana yang dilantik, minus Haikal. Pengambilan sumpah janji anggota DPRD Bombana dilakukan langsung oleh Ketua Pengadilan Negeri Baubau, Mega Boeana SH atas nama Mahkamah Agung.
Menariknya, meskipun Haikal batal menghadiri pelantikan anggota DPRD Bombana, tersangka kasus korupsi itu tetap masuk dalam daftar surat keputusan Gubernur Sultra sebagai anggota DPRD Bombana. Surat keputusan itu bernomor 500/2009 yang mencatumkan nama-nama 25 anggota DPRD Bombana, termasuk Haikal.
Usai pengambilan sumpah janji, dilangsungkan dengan pemilihan pimpinan sementara DPRD Bombana. Dalam surat edaran Mendagri, nama Andi Ardin terpilih sebagai ketua sementara dan Drs Rasyid sebagai wakil ketua sementara DPRD Bombana.
* Sejumlah Jaksa Sibuk Mondar-Mandir
Baubau, Kepres - Pelantikan anggota DPRD Bombana periode 2009-2014 berlangsung di eks gedung kantor DPRD Buton, di Kota Baubau, kemarin, Kamis (1/10), sekitar pukul 15.30 wita. Namun, suasana pelantikan sedikit berbeda dari suasana pelantikan anggota DPRD Buton yang digelar beberapa jam sebelumnya.
Pelantikan anggota DPRD Buton nampak biasa-biasa saja. Sejumlah jaksa tidak nampak berkeliaran. Namun, setelah siang hari, setelah putra Bupati Bombana, Andi Muh Haikal yang kini menjadi tersangka dikabarkan akan dilantik, jaksa nampak sibuk mengecek kebenaran itu.
Sejumlah mobil yang mengantar tamu undangan, semua diminta menurunkan kaca mobil. Entah apa maksud penurunan kaca itu. Namun, penurunan kaca itu seakan memberikan makna bahwa jaksa sedang mencari sesuatu.
Kabar terkait Haikal akan dilantik rupanya hanya isu. Sampai pengucapan sumpah janji anggota DPRD Bombana periode 2009-2014, Haikal tidak juga hadir. Terpaksa, hanya 24 orang anggota DPRD Bombana yang dilantik, minus Haikal. Pengambilan sumpah janji anggota DPRD Bombana dilakukan langsung oleh Ketua Pengadilan Negeri Baubau, Mega Boeana SH atas nama Mahkamah Agung.
Menariknya, meskipun Haikal batal menghadiri pelantikan anggota DPRD Bombana, tersangka kasus korupsi itu tetap masuk dalam daftar surat keputusan Gubernur Sultra sebagai anggota DPRD Bombana. Surat keputusan itu bernomor 500/2009 yang mencatumkan nama-nama 25 anggota DPRD Bombana, termasuk Haikal.
Usai pengambilan sumpah janji, dilangsungkan dengan pemilihan pimpinan sementara DPRD Bombana. Dalam surat edaran Mendagri, nama Andi Ardin terpilih sebagai ketua sementara dan Drs Rasyid sebagai wakil ketua sementara DPRD Bombana.
Kamis, 24 September 2009
1 Oktober DPRD Bombana Dilantik
Rumbia, Kepres-Bila sejumlah Kabupaten/Kota di Sultra telah memiliki anggota DPRD baru dengan sudah melalui proses pelantikan tapi tidak demikian di Kabupaten Bombana yang hingga sekarang kursi legislatifnya masih diisiDPRD periode 2004-2009.
Berdasarkan jadwal KPUD Bombana, pelantikan anggota DPRD baru akan berlangsung 1 Oktober 2009 mendatang. Namun rencana ini belum final karena masih menunggu jawaban pihak pengadilan yang akan mengambil mengukukuhkan para legislator baru itu.Ketua KPU Bombana, Drs Alpian.
"KPUD Ssudah usulkan pelantikan 1 Oktober 2009, tapi pastinya kami masih menunggu putusan pihak pengadilan," kata Ketua KPU Bombana, Drs Alpian.
Pelantikan ini kemungkinan besar akan berlangsung di Kota Bau-bau. Berdasarkan informasi yang berkembang di Sekretariat DPRD Bombana, persiapan pelantikan ke 25 Caleg terpilih itu sudah dipersiapkan.
Sekeder diketahui, sesuai pleno KPU Bombana terkait Caleg terpilih di Bombana berdasarkan berita acara nomor 083/KPU/V/2009 tentang penetapan hasil pemilu perolehan kursi Parpol peserta pemilu dan penetapan calon terpilih anggota DPRD Kabupaten Bombana pemilu tahun 2009 sebagai berikut,Dapil Bombana I diantarannya Alwan (Partai Patriot), Sahrun Gaus, SP (Partai Demokrat), Drs Ahmad Mujahid (Golkar), M.M Kaembo, SH (PDIP), Ahmad Yani, SPd.MSi (PBB) dan Amiadin, SH (PIB).
Selanjutnya pada Dapil Bombana II ada sebanyak 12 Caleg yang berhasil mendapatkan alokasi kursi diantarannya Muh Haekal dan Hj Nurfatmawaty yang keduanya dari Partai Patriot, Drs Rasyid (Golkar), Juntas, Sip (PAN), disusul Faesal (Demokrat), Syukur Husain (PKPI), H Rusdi (PRN), Sudirman P,S.Pdi (PBB), Sudirman (PDK), Ridwan Rahman, ST (Hanura), Husnia Mida (Gerindra) serta Abady, S.IP (PSI). Kemudian Caleg terpilih di Dapil Bombana III diantarannya Johan (PAN), HTahabuddin (Hanura), Andhy Ardian, SH (Patriot) disusul Ambo Rappe (PBR), Ld Usman, S Sos (Gerindra), ST Sarina (Golkar) dan Makmur (PKNU).
Berdasarkan jadwal KPUD Bombana, pelantikan anggota DPRD baru akan berlangsung 1 Oktober 2009 mendatang. Namun rencana ini belum final karena masih menunggu jawaban pihak pengadilan yang akan mengambil mengukukuhkan para legislator baru itu.Ketua KPU Bombana, Drs Alpian.
"KPUD Ssudah usulkan pelantikan 1 Oktober 2009, tapi pastinya kami masih menunggu putusan pihak pengadilan," kata Ketua KPU Bombana, Drs Alpian.
Pelantikan ini kemungkinan besar akan berlangsung di Kota Bau-bau. Berdasarkan informasi yang berkembang di Sekretariat DPRD Bombana, persiapan pelantikan ke 25 Caleg terpilih itu sudah dipersiapkan.
Sekeder diketahui, sesuai pleno KPU Bombana terkait Caleg terpilih di Bombana berdasarkan berita acara nomor 083/KPU/V/2009 tentang penetapan hasil pemilu perolehan kursi Parpol peserta pemilu dan penetapan calon terpilih anggota DPRD Kabupaten Bombana pemilu tahun 2009 sebagai berikut,Dapil Bombana I diantarannya Alwan (Partai Patriot), Sahrun Gaus, SP (Partai Demokrat), Drs Ahmad Mujahid (Golkar), M.M Kaembo, SH (PDIP), Ahmad Yani, SPd.MSi (PBB) dan Amiadin, SH (PIB).
Selanjutnya pada Dapil Bombana II ada sebanyak 12 Caleg yang berhasil mendapatkan alokasi kursi diantarannya Muh Haekal dan Hj Nurfatmawaty yang keduanya dari Partai Patriot, Drs Rasyid (Golkar), Juntas, Sip (PAN), disusul Faesal (Demokrat), Syukur Husain (PKPI), H Rusdi (PRN), Sudirman P,S.Pdi (PBB), Sudirman (PDK), Ridwan Rahman, ST (Hanura), Husnia Mida (Gerindra) serta Abady, S.IP (PSI). Kemudian Caleg terpilih di Dapil Bombana III diantarannya Johan (PAN), HTahabuddin (Hanura), Andhy Ardian, SH (Patriot) disusul Ambo Rappe (PBR), Ld Usman, S Sos (Gerindra), ST Sarina (Golkar) dan Makmur (PKNU).
139 Honorer Bombana Lulus CPNS
5 Nama Menghilang
Rumbia, Kepres-Tahun 2009 adalah merupakan tahun terakhir pengumuman honorer data base Bombana yang lulus menjadi CPNS. Sebanyak 139 honorer Bombana dinyatakan berhasil meraih kelulusan menjadi CPNS tahun ini, dimana nama-nama yang lulus tersebut telah diumumkan BKD Bombana di kantornya dan bukan di media cetak seperti yang dilakukan Kabupaten/Kota lain yang ada di Sultra.
Ke-139 honorer yang lulus CPNS ini yakni terdiri dari 132 orang tenaga administrasi dan sisanya 7 orang merupakan tenaga strategi. Hal ini dikatakan Kepala BKD Bombana, Drs Andi Sakka Rahman. Sayangnya, tahun ini tidak semua honorer Bombana yang terkafer dalam database tersenyum lebar dan bahagia melainkan ada beberapa orang yang harus gigit jari dan merasakan kecewa mendalam karena namanya tidak tercantum dalam daftar yang diumumkan BKD Bombana. Hal ini diakui Andi Sakka Rahman.
Ia mengungkapkan, ada sebanyak 5 orang yang tidak dikeluarkan namanya oleh Menpan dan kelima orang ini adalah semuanya kelahiran tahun 1987. "Mereka memang sudah terkafer dalam database tapi sampai pada pengumuman terakhir tahun ini nama mereka belum dikeluarkan Menpan dan saya mengetahuinya nanti setelah tiba di Bombana saat saya mengecek ulang nama-nama yang lulus," ungkap mantan Camat Rumbia ini.
Ia turut merasa kecewa dengan tidak keluarnya nama kelima honorer tersebut karena dengan demikian kuota Bombana berkurang ditambah lagi adanya kesedihan yang dirasakan kelima orang itu. Namun Andi Sakka tidak patah semangat dengan hasil tersebut melainkan dirinya tetap berupaya melakukan sejumlah usaha agar Pusat dapat meluluskan kelima honorer ini. "Saya masih tetap usahakan agar mereka bisa lulus dan saya sudah bersurat di Pusat semoga masih bisa ada jalan," harapnya. Karena menurut ia, hal ini bukan hanya terjadi di Bombana melainkan merupakan kebijakan nasional yang dialami semua daerah, dimana kelahiran tahun 1987 namanya belum dikeluarkan Menpan sebagai honorer yang dinyatakan lulus CPNS.
Mantan Kepala Kesbang Bombana ini memperkirakan, jika hal ini terkait dengan aturan dalam penerimaan pegawai dengan umur minimal 19 tahun. Karena hingga tahun 2005 lalu saat dilakukan perekrutan data base, kelahiran tahun 1987 ketika itu belum berusia 19 tahun, melainkan baru berusia 18 tahun sehingga hal inilah yang diduga menjadi penghambat kelulusan kelima honorer Bombana itu
Rumbia, Kepres-Tahun 2009 adalah merupakan tahun terakhir pengumuman honorer data base Bombana yang lulus menjadi CPNS. Sebanyak 139 honorer Bombana dinyatakan berhasil meraih kelulusan menjadi CPNS tahun ini, dimana nama-nama yang lulus tersebut telah diumumkan BKD Bombana di kantornya dan bukan di media cetak seperti yang dilakukan Kabupaten/Kota lain yang ada di Sultra.
Ke-139 honorer yang lulus CPNS ini yakni terdiri dari 132 orang tenaga administrasi dan sisanya 7 orang merupakan tenaga strategi. Hal ini dikatakan Kepala BKD Bombana, Drs Andi Sakka Rahman. Sayangnya, tahun ini tidak semua honorer Bombana yang terkafer dalam database tersenyum lebar dan bahagia melainkan ada beberapa orang yang harus gigit jari dan merasakan kecewa mendalam karena namanya tidak tercantum dalam daftar yang diumumkan BKD Bombana. Hal ini diakui Andi Sakka Rahman.
Ia mengungkapkan, ada sebanyak 5 orang yang tidak dikeluarkan namanya oleh Menpan dan kelima orang ini adalah semuanya kelahiran tahun 1987. "Mereka memang sudah terkafer dalam database tapi sampai pada pengumuman terakhir tahun ini nama mereka belum dikeluarkan Menpan dan saya mengetahuinya nanti setelah tiba di Bombana saat saya mengecek ulang nama-nama yang lulus," ungkap mantan Camat Rumbia ini.
Ia turut merasa kecewa dengan tidak keluarnya nama kelima honorer tersebut karena dengan demikian kuota Bombana berkurang ditambah lagi adanya kesedihan yang dirasakan kelima orang itu. Namun Andi Sakka tidak patah semangat dengan hasil tersebut melainkan dirinya tetap berupaya melakukan sejumlah usaha agar Pusat dapat meluluskan kelima honorer ini. "Saya masih tetap usahakan agar mereka bisa lulus dan saya sudah bersurat di Pusat semoga masih bisa ada jalan," harapnya. Karena menurut ia, hal ini bukan hanya terjadi di Bombana melainkan merupakan kebijakan nasional yang dialami semua daerah, dimana kelahiran tahun 1987 namanya belum dikeluarkan Menpan sebagai honorer yang dinyatakan lulus CPNS.
Mantan Kepala Kesbang Bombana ini memperkirakan, jika hal ini terkait dengan aturan dalam penerimaan pegawai dengan umur minimal 19 tahun. Karena hingga tahun 2005 lalu saat dilakukan perekrutan data base, kelahiran tahun 1987 ketika itu belum berusia 19 tahun, melainkan baru berusia 18 tahun sehingga hal inilah yang diduga menjadi penghambat kelulusan kelima honorer Bombana itu
Oknum Polisi dan TNI Terlibat Adu Jotos
Kendari, KP
Keakraban yang dibangun antara TNI dan Polisi seringkali ternoda dengan hal-hal yang dilakukan para personilnya. Kemarin, sebuah kejadian yang mencoreng nama dua institusi itu kembali terulang. Dua orang oknum aparat, masing-masing Briptu Ir dan Prada Ind terlibat perkelahian tepat di depan SDN 1 Pelangi Kelurahan Sanua Kecamatan Kendari Barat.
Tak ada yang tahu seperti apa kronologis kejadian sebenarnya, sebab, baik Ir maupun Ind, masing-masing merasa diri benar. Ir yang sehari-hari bertugas sebagai anggota Lantas Polresta Kendari dan Ind yang tercatat di kesatuan 713 Gorontalo, mempunyai cerita berbeda terkait perkelahian itu.
Versi Ind, sekitar pukul 11.45 Wita, kemarin, dengan sepeda motornya ia mengarah ke sebuah travel di Kelurahan Sanua, untuk membeli tiket pulang ke Gorontalo. Tepat di depan travel, datang sebuah motor patroli Lantas menghadangnya. Belum sempat motor yang dikendarainya berhenti, polisi itu sudah menghalangi jalannya dengan motor. Sontak, pemuda yang berada di Kendari sejak 14 September lalu itu, menjadi kaget. Ind turun dari motornya dan menghampiri Ir.
"Saya bilang, kamu mau bunuh saya. Kenapa kamu palang saya? Langsung dia bilang kamu tidak pake helm. Langsung dia tempeleng saya di pipi kiri," kata Ind, sembari menunjukkan bekas tamparan di pipinya, saat ditemui di Markas Den POM, Kendari kemarin.
Tamparan yang mendarat di pipinya, membuat emosi pria itu, tersulut. Ind balik membalas, tepat mengenai atas bibir Ir hingga mengalami luka robek. Adu kekuatan pun tak bisa terelakkan. Masing-masing mengeluarkan ilmu bela diri yang mereka pelajari di kesatuan. Akibatnya, saling pukul antara keduanya, mewarnai Ramadhan warga Sanua.
Pemandangan yang tak biasa itu, menjadi tontonan masyarakat. Beberapa orang malah ada yang membantu Ir. Akibatnya, Ind kewalahan dan jadi sempoyongan. "Saya dikeroyok, saya melawan. Satu pergi, datang lagi pukulan bertubi-tubi. Saya nda tahu siapa yang pukul. Karena ada yang pakaian preman. Setelah itu, tangan saya dipegang dan saya dipukul berkali-kali. Saya jadi capek, trus dinaikkan di Angkot. Saya bilang, saya anggota, tidak ada hak mu mau angkut saya. Trus saya telepon teman saya, karena saya sudah dikeroyok. Sudah itu, saya didorong masuk mobil," tutur Ind ketika ditemui di Mako Den POM, kemarin.
Sampai di Mako Polsek Kemaraya sekitar pukul 12.30 Wita, bukannya diamankan, malah ia kembali dihadiahi bogem mentah dari teman-teman Ir sesama polisi, ketika dirinya dibawa masuk ke dalam sel.
Cerita diatas, versi Ind. Versi Ir lain juga. Katanya, perkelahian itu terjadi disebabkan karena ulah oknum TNI itu yang meski sudah melanggar aturan dengan tidak memakai helm, tetap saja ngotot. Padahal, sebagai polisi, Ir sudah melaksanakan tugasnya yakni menegur Ind yang tidak mematuhi undang-undang lalu lintas.
Ketika wartawan koran ini tiba di Mapolsekta Kemaraya, ruang sel penuh dengan kerumunan polisi, baik yang tugas di Polsek Kemaraya maupun polsek tetangga seperti Polsek Kandai, KP3, Polantas dan Polresta Kendari. Tak ketinggalan, masyarakat ikut masuk menyaksikan pemukulan yang diterima Ind.
Untung saja, 4 anggota TNI masing-masing I Komang, Suwandi dan Irfan M serta Jamuruddin, langsung tiba di Mako sekitar pukul 12.20 Wita, kemarin. Mereka adalah anggota POM yang akan menjemput Ind dan tiga TNI lainnya, yang tak lain teman Ind. Sedangkan Ir langsung diarahkan ke RS Bhayangkara untuk visum.
Kapolresta Kendari, AKBP Erfan Prasetyo untuk berkomentar. Kapolresta yang dihubungi via Hand Phone (HP), semula tidak mengangkat Ponselnya. Namun, setelah berkali-kali dikontak, barulah pengganti AKBP Amran Ampulembang itu, mengangkat HP-nya. Menurut dia, perkelahian antara oknum Polri dan TNI, membuat dirinya turut prihatin. "Saya ikut prihatin atas kejadian tersebut. Dimana, anak buah saya posisinya dalam tugas dan tahu bahwa tiap pengendara motor harus menggunakan helm," kata Erfan yang sedang memantau pengamanan di Unhalu, kemarin.
Sementara itu, Kasi Intel Korem 143 HO, Letkol Inf Alamsyah mengatakan, laporan yang ia dapatkan, masih diselidiki kebenarannya sehingga ia tidak mau mengutarakan lebih detail, karena belum tahu siapa yang benar dan siapa yang salah.
Hanya saja, Alamsyah menyayangkan tindakan polisi yang membawa anggota TNI ke sel. Menurut dia, ketika polisi menangkap tangan anggota TNI melakukan tindak kriminal, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah membawa anggota tersebut pada POM atau dilaporkan pada atasannya, bukan membawa dan memasukkan ke dalam sel.
"Apapun kejadian, kalau melibatkan anggota dan tertangkap tangan, segera dilaporkan pada atasan langsung atau pada penegak hukum di bidang militer yaitu Den POM. Jadi kalau ditangkap, dibawa kesini. Jangan dibawa ke sana (sel-red) dong. Oh salah dong, kenapa sudah di Polsek, orang dipukul. Harusnya segera dilaporkan ke kesatuan. Beberapa kali saya ingatkan, tolong polisi harus memahami bahwa ada UU militer yang mengatur itu," katanya dengan intonasi tinggi.
Perkelahian antara dua oknum Polri dan TNI itu, menjadi perhatian serius masing-masing petinggi dua institusi tersebut. Letkol Inf Alamsyah bahkan turun langsung melakukan kroscek ke Den POM di Jalan La Ode Hadi-Bay Pass, terkait kronologis yang menimpa Prada Ind.
Bahkan, tak sekali saja Alamsyah terlibat pembicaraan dengan Danrem 143 HO, Kol Inf Iskandar M Sail yang tengah berada di Jakarta, untuk melaporkan adanya perseteruan antara oknum Polri dan TNI. Hal itu dapat diketahui dari percakapan antara komandan tertinggi di Korem 143 HO itu dengan Alamsyah yang selalu memanggil orang di seberang sana dengan sebutan "Siap Danrem".
Setelah mendapat arahan, Alamsyah akhirnya mengijinkan Prada Ind yang berinisiatif melapor balik Bripda Ir, ke Propam Polda Sultra. Ind meninggalkan markas sekitar pukul 16.00 Wita. Bripda Ir sendiri sekitar pukul 15.30 Wita, kemarin, sudah melaporkan kejadian yang dialaminya ke Den POM.
Untuk memperjelas statementnya, Alamsyah juga mengontak Pakum Militer Korem 143 Ho, Mayor CHK Dr P Sagala SH MH untuk datang menjelaskan soal UU militer yang tidak membolehkan polisi membawa TNI ke dalam sel. Setengah jam kemudian, magister bidang hukum kemiliteran itu, sudah terlihat di Mako Den POM.
Mayor Sagala menjelaskan, UU nomor 31 tahun 1997 tentang peradilan militer, pasal 69 ayat 1 menyatakan, penyidik di lingkungan TNI itu adalah atasan yang berhak menghukum (Ankum) dan polisi militer. Apabila anggota TNI tertangkap tangan melakukan tindakan pidana, polisi harus segera menyerahkan anggota tersebut ke Ankum dan Polmil
Keakraban yang dibangun antara TNI dan Polisi seringkali ternoda dengan hal-hal yang dilakukan para personilnya. Kemarin, sebuah kejadian yang mencoreng nama dua institusi itu kembali terulang. Dua orang oknum aparat, masing-masing Briptu Ir dan Prada Ind terlibat perkelahian tepat di depan SDN 1 Pelangi Kelurahan Sanua Kecamatan Kendari Barat.
Tak ada yang tahu seperti apa kronologis kejadian sebenarnya, sebab, baik Ir maupun Ind, masing-masing merasa diri benar. Ir yang sehari-hari bertugas sebagai anggota Lantas Polresta Kendari dan Ind yang tercatat di kesatuan 713 Gorontalo, mempunyai cerita berbeda terkait perkelahian itu.
Versi Ind, sekitar pukul 11.45 Wita, kemarin, dengan sepeda motornya ia mengarah ke sebuah travel di Kelurahan Sanua, untuk membeli tiket pulang ke Gorontalo. Tepat di depan travel, datang sebuah motor patroli Lantas menghadangnya. Belum sempat motor yang dikendarainya berhenti, polisi itu sudah menghalangi jalannya dengan motor. Sontak, pemuda yang berada di Kendari sejak 14 September lalu itu, menjadi kaget. Ind turun dari motornya dan menghampiri Ir.
"Saya bilang, kamu mau bunuh saya. Kenapa kamu palang saya? Langsung dia bilang kamu tidak pake helm. Langsung dia tempeleng saya di pipi kiri," kata Ind, sembari menunjukkan bekas tamparan di pipinya, saat ditemui di Markas Den POM, Kendari kemarin.
Tamparan yang mendarat di pipinya, membuat emosi pria itu, tersulut. Ind balik membalas, tepat mengenai atas bibir Ir hingga mengalami luka robek. Adu kekuatan pun tak bisa terelakkan. Masing-masing mengeluarkan ilmu bela diri yang mereka pelajari di kesatuan. Akibatnya, saling pukul antara keduanya, mewarnai Ramadhan warga Sanua.
Pemandangan yang tak biasa itu, menjadi tontonan masyarakat. Beberapa orang malah ada yang membantu Ir. Akibatnya, Ind kewalahan dan jadi sempoyongan. "Saya dikeroyok, saya melawan. Satu pergi, datang lagi pukulan bertubi-tubi. Saya nda tahu siapa yang pukul. Karena ada yang pakaian preman. Setelah itu, tangan saya dipegang dan saya dipukul berkali-kali. Saya jadi capek, trus dinaikkan di Angkot. Saya bilang, saya anggota, tidak ada hak mu mau angkut saya. Trus saya telepon teman saya, karena saya sudah dikeroyok. Sudah itu, saya didorong masuk mobil," tutur Ind ketika ditemui di Mako Den POM, kemarin.
Sampai di Mako Polsek Kemaraya sekitar pukul 12.30 Wita, bukannya diamankan, malah ia kembali dihadiahi bogem mentah dari teman-teman Ir sesama polisi, ketika dirinya dibawa masuk ke dalam sel.
Cerita diatas, versi Ind. Versi Ir lain juga. Katanya, perkelahian itu terjadi disebabkan karena ulah oknum TNI itu yang meski sudah melanggar aturan dengan tidak memakai helm, tetap saja ngotot. Padahal, sebagai polisi, Ir sudah melaksanakan tugasnya yakni menegur Ind yang tidak mematuhi undang-undang lalu lintas.
Ketika wartawan koran ini tiba di Mapolsekta Kemaraya, ruang sel penuh dengan kerumunan polisi, baik yang tugas di Polsek Kemaraya maupun polsek tetangga seperti Polsek Kandai, KP3, Polantas dan Polresta Kendari. Tak ketinggalan, masyarakat ikut masuk menyaksikan pemukulan yang diterima Ind.
Untung saja, 4 anggota TNI masing-masing I Komang, Suwandi dan Irfan M serta Jamuruddin, langsung tiba di Mako sekitar pukul 12.20 Wita, kemarin. Mereka adalah anggota POM yang akan menjemput Ind dan tiga TNI lainnya, yang tak lain teman Ind. Sedangkan Ir langsung diarahkan ke RS Bhayangkara untuk visum.
Kapolresta Kendari, AKBP Erfan Prasetyo untuk berkomentar. Kapolresta yang dihubungi via Hand Phone (HP), semula tidak mengangkat Ponselnya. Namun, setelah berkali-kali dikontak, barulah pengganti AKBP Amran Ampulembang itu, mengangkat HP-nya. Menurut dia, perkelahian antara oknum Polri dan TNI, membuat dirinya turut prihatin. "Saya ikut prihatin atas kejadian tersebut. Dimana, anak buah saya posisinya dalam tugas dan tahu bahwa tiap pengendara motor harus menggunakan helm," kata Erfan yang sedang memantau pengamanan di Unhalu, kemarin.
Sementara itu, Kasi Intel Korem 143 HO, Letkol Inf Alamsyah mengatakan, laporan yang ia dapatkan, masih diselidiki kebenarannya sehingga ia tidak mau mengutarakan lebih detail, karena belum tahu siapa yang benar dan siapa yang salah.
Hanya saja, Alamsyah menyayangkan tindakan polisi yang membawa anggota TNI ke sel. Menurut dia, ketika polisi menangkap tangan anggota TNI melakukan tindak kriminal, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah membawa anggota tersebut pada POM atau dilaporkan pada atasannya, bukan membawa dan memasukkan ke dalam sel.
"Apapun kejadian, kalau melibatkan anggota dan tertangkap tangan, segera dilaporkan pada atasan langsung atau pada penegak hukum di bidang militer yaitu Den POM. Jadi kalau ditangkap, dibawa kesini. Jangan dibawa ke sana (sel-red) dong. Oh salah dong, kenapa sudah di Polsek, orang dipukul. Harusnya segera dilaporkan ke kesatuan. Beberapa kali saya ingatkan, tolong polisi harus memahami bahwa ada UU militer yang mengatur itu," katanya dengan intonasi tinggi.
Perkelahian antara dua oknum Polri dan TNI itu, menjadi perhatian serius masing-masing petinggi dua institusi tersebut. Letkol Inf Alamsyah bahkan turun langsung melakukan kroscek ke Den POM di Jalan La Ode Hadi-Bay Pass, terkait kronologis yang menimpa Prada Ind.
Bahkan, tak sekali saja Alamsyah terlibat pembicaraan dengan Danrem 143 HO, Kol Inf Iskandar M Sail yang tengah berada di Jakarta, untuk melaporkan adanya perseteruan antara oknum Polri dan TNI. Hal itu dapat diketahui dari percakapan antara komandan tertinggi di Korem 143 HO itu dengan Alamsyah yang selalu memanggil orang di seberang sana dengan sebutan "Siap Danrem".
Setelah mendapat arahan, Alamsyah akhirnya mengijinkan Prada Ind yang berinisiatif melapor balik Bripda Ir, ke Propam Polda Sultra. Ind meninggalkan markas sekitar pukul 16.00 Wita. Bripda Ir sendiri sekitar pukul 15.30 Wita, kemarin, sudah melaporkan kejadian yang dialaminya ke Den POM.
Untuk memperjelas statementnya, Alamsyah juga mengontak Pakum Militer Korem 143 Ho, Mayor CHK Dr P Sagala SH MH untuk datang menjelaskan soal UU militer yang tidak membolehkan polisi membawa TNI ke dalam sel. Setengah jam kemudian, magister bidang hukum kemiliteran itu, sudah terlihat di Mako Den POM.
Mayor Sagala menjelaskan, UU nomor 31 tahun 1997 tentang peradilan militer, pasal 69 ayat 1 menyatakan, penyidik di lingkungan TNI itu adalah atasan yang berhak menghukum (Ankum) dan polisi militer. Apabila anggota TNI tertangkap tangan melakukan tindakan pidana, polisi harus segera menyerahkan anggota tersebut ke Ankum dan Polmil
Gol Perdana Kaka Menangkan Madrid atas Villarreal

Ricardo Kaka mencetak gol perdananya di Divisi Primera ke gawang Villarreal, Rabu (23/9) atau Kamis dini hari. Gol ini ikut memberikan kemenangan 2-0 sekaligus mendekatkan Madrid dengan Barcelona.
Sebelum pertandingan, Madrid berada di peringkat kedua dengan sembilan poin atau berselisih tiga angka dari Barcelona di puncak klasemen. Hal ini memotivasi Madrid untuk menggerus Villarreal.
Karenanya, meski bermain di kandang lawan, Madrid tak ragu bermain agresif sejak awal. Gebrakan "Los Blancos" ternyata langsung membuahkan gol di menit kedua melalui Cristiano Ronaldo, yang sukses memanfaatkan umpan Sergio Ronaldo.
Gol itu tak lantas membuat Madrid mudah mengendalikan permainan. Militansi pemain Villarreal betul-betul menyulitkan Ricardo Kaka untuk mengatur tempo permainan Madrid.
Untuk mengatasi kebuntuan, Kaka, Ronaldo, dan Gonzalo Higuain pun berusaha mencetak gol dengan melakukan tembakan jarak jauh. Namun, upaya ini bisa mentah membentur pagar betis Villarreal.
Derasnya tekanan Madrid memang membuat Villareal kesulitan mengembangkan permainan namun, bukan berarti mereka tak punya peluang. Pada menit ke-32, misalnya, Sebastian Eguren nyaris menyamakan kedudukan. Namun, sepakannya masih bisa diamankan Iker Casillas.
Di tengah derasnya antusiasme mencetak gol balasan, Villarreal malah diterpa bencana kartu merah di menit ke-34. Wasit terpaksa mengusir Gonzalo Rodrguez menyusul pelanggarannya kepada Kaka.
Hilangnya Gonzalo membulatkan tekad Villarreal untuk bertahan penuh. Pertandingan pun berjalan semakin alot. Hingga peluit turun minum berbunyi, angka di papan skor masih menunjukkan angka 1-0 untuk tuan rumah.
Memasuki babak kedua, Madrid masih sulit mengembangkan permainan. Kandasnya gempuran membuat mereka frsutrasi dan mulai kehilangan fokus.Ketika kewaspadaan Madrid berkurang, Villarreal memanfaatkan keadaan untuk melakukan serangan balik.
Pada menit ke-68, dalam komando Cani, Villarreal melancarkan serangan cepat dari sayap kanan. Dengan cermat dan akurat, ia berhasil melepaskan umpan kepada Santi Cazorla, yang langsung menembakkan bola ke arah gawang. Sayang, tembakan keras itu ternyata masih bisa diantisipasi Iker Casillas.
Ancaman itu membuat konsentrasi Madrid kembali. Mereka pun mulai memperbaiki koordinasi dan menurunkan tempo permainan. Perlahan, mereka kembali merebut kendali dan menekan tuan rumah.
Desakan Madrid mampu mengganggu fokus dan konsentrasi pemain Villarreal. Akibatnya, kesalahan demi kesalahan terjadi. Pada menit ke-70, Bruno mendapat kartu kuning atas pelanggarannya kepada Guti. Namun, kesalahan lebih fatal ketika tangan Angel Lopez menyentuh bola di kotak penalti. Wasit Manuel Enrique Mejuto Gonzalez langsung menghadiahkan penalti untuk Madrid.
Kaka yang dipercaya mengeksekusi hadiah, berhasil menaklukkan gawang Villarreal. Sepakannya ke sudut kiri bawah gagal dihalau oleh Lopez. Ini adalah gol pertama Kaka di Divisi Primera.
Gol itu membuat Villarreal semakin tertekan. Madrid pun semakin lancar melepaskan tembakan-tembakan keras ke gawang "Kapal Selam Kuning". Untung saja, Lopez mampu menahan tembakan Raul dan Esteban Granero. Skor 2-0 untuk Madrid pun bertahan hingga peluit berbunyi panjang.
Madrid kini berada di peringkat kedua dengan 12 poin. Mereka hanya kalah selisih gol dari Barcelona di puncak klasemen.
Susunan pemain:
Villarreal: Diego Lopez; Godin, Gonzalo, Capdevilla, Angel Lopez; Bruno, Eguren, Cazorla (Jonathan 77), Cani (Marcano 77); Rossi (Pires 66), Nilmar
Madrid: Casillas; Ramos, Albiol, Marcelo, Lassana Diarra; Guti (Mahamadou Diarra 82), Gago, Ronaldo, Granero; Kaka (Van der Vaart 75); Higuain (Raul 65)
Messi Janjikan Argentina ke Afrika Selatan

KOMPAS.com — Penyerang Argentina dan Barcelona, Lionel Messi, berjanji akan meloloskan "Albiceleste" ke putaran final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Untuk itu, ia menyatakan siap meningkatkan kemampuan dan menyesuaikan diri dengan karakter permainan Argentina.
Pernyataan itu disampaikan Messi berkaitan dengan kritik kepadanya karena tidak menampilkan permainan terbaik ketika bersama tim nasional Argentina. Padahal, bersama Barcelona, ia produktif mencetak gol. Dalam tiga laga Divisi Primera, ia sudah menorehkan lima gol.
Messi sempat emosi dengan tuduhan itu. Ia mengatakan, Argentina bermain buruk karena kurang latihan bersama. Selain itu, ia menilai, Argentina terlalu menggantungkan harapan kepadanya. Hal itu membuat banyak pemain lain merasa dikecilkan sehingga tidak mengeluarkan kemampuan terbaik.
Namun, ia tidak mau memperpanjang polemik. Menurutnya, saling menyalahkan tak akan membawa Argentina ke Afrika Selatan. Ia pun berharap, publik Argentina bersatu memberi dukungan supaya timnas Argentina bisa memenangi dua laga sisa dan lolos ke putaran final.
"Argentina akan lolos. Ini adalah apa yang paling kami inginkan dan kami akan berjuang untuk itu. Aku akan meningkatkan permainanku di Argentina karena itu tidak sama seperti di sini (Barcelona). Aku akan melakukan (tugasku) dengan tenang," paparnya.
Argentina menelan kekalahan beruntun 1-3 dari Brasil dan 0-1 dari Paraguay. Itu membuat mereka merosot ke peringkat kelima klasemen babak kualifikasi Piala Dunia Zona Amerika Latin dengan koleksi 22 poin. Ini adalah posisi terakhir untuk bisa lolos ke Afrika Selatan, melalui play-off.
Argentina masih memiliki dua laga sisa, melawan Peru dan Uruguay. Mengingat hanya berselisih satu angka dari Uruguay dan Venezuela di peringkat keenam dan ketujuh, maka mereka wajib menang dalam dua laga itu.
JK Akui Suka Bikin Repot Paspampres

JAKARTA, BKM - Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar acara buka puasa formalnya yang terakhir dengan pegawai dan staf sekretariat wakil presiden, serta Pasukan Pengaman Wakil Presiden di Istana Wakil Presiden, Rabu (16/7) kemarin. Dalam kesempatan tersebut, JK juga mengucapkan terima kasih atas kerja sama selama lima tahun terakhir. "Ini buka puasa secara formal terakhir, tapi bukan perpisahan pribadi. Saya ingin berterima kasih kepada semua," kata JK. Bahkan, Kalla mengaku sering menimbulkan kesulitan Paspampres karena pergerakannya. "Terima kasih juga saya sampaikan kepada Paspampres atas segala kesulitan yang telah saya buat selama lima tahun terakhir," ujar JK. Kalla juga mengatakan, Istana Wapres ini merupakan istana wapres yang terbesar di dunia. "(Besar) dari jumlah staf dan kantor," jelasnya.
Selasa, 15 September 2009
" Bombana dpt Lailatur Qadr ".
Kendari, Liputankota - Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam mengatakan, ditemukannya lokasi tambang emas di Lembah Sungai Tahi Ite dan Wububangka, Kecamatan Rarowatu dan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana, merupakan rahmat dan berkah "Lailatul Qadar" dari Allah SWT.
"Awalnya saya tidak percaya sama sekali bahwa ada berita tentang penemuan tambang emas di Kabupaten Bombana, tetapi setelah kami melihat langsung di lokasi ini, ternyata inilah yang mungkin dinamakan rahmat dari Allalah. Apalagi di suasana di bulan Suci Ramadhan saat ini," kata Gubernur Sultra, saat melakukan peninjauan di lokasi tambang rakyat di Sungai Tahi Ite, Bombana, sekitar 50 km dari Ibukota Bombana atau 230 Km dari Kota Kendari, Kamis (18/9).
Kedatagan gubernur di lokasi yang kini sudah menjadi "lautan manusia" itu menjadi titik perhatian para penambang rakyat yang datang, bukan hanya dari masyarkat Bombana dan Sultra, tetapi juga datang dari luar daerah seperti Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan bahkan ada yang datang dari Papua dan pulau Jawa.
Gubernur minta kepada masyarakat yang masih melakukan penambangan secara manual untuk tetap saja melakukan penambangan sebelum pemerintah mengeluarkan satu keputusan dan kebijakan terkait aktivitas penambangan yang dinilai sudah tak terkendali dengan jumlah ribuan masayarakat yang datang setiap hari di lokasi itu.
Ia mengatakan, Pemprov Sultra dalam waktu singkat akan membawa sampel lempengan emas seberat 117 gram yang diberikan oleh salah seorang Kepala Desa di Kecamatan Rarowatu ini.
"Emas lempengan ini, saya akan bawa ke Jakarta (19/9), untuk memperlihatkan sekaligus melaporkan kepada Bapak Presiden dan Wakil Presiden, bahwa di Kabupaten Bombana ternyata memang ada kandungan emas yang jumlah devositnya belum diketahui pasti," kata Nur Alam yang didampingi Bupati Bombana, Atikurrahman, di lokasi pertambangan rakyat itu.
Lautan manusia
Kompas.Com melansir.Pemantauan di lokasi pertambangan emas rakyat itu, masyarakat dari berbagai pelosok nusantara berdatangan ke lokasi tersebut untuk mendulang emas, hanya berbekal peralatan manual seperti wajan, cangkul, linggis dan sekopang. "Kalau dihitung-hitung secara kasat mata, jumlah pendulang emas tersebut mencapai sekitar 20.000 orang," kata Petugas Satpol PP Kabupaten Bombana, Suhardi Suhar yang ditemui secara terpisah.
Para pendulang, mendirikan tenda-tenda kemah sepanjang sungai yang diperkirakan lebih dari 15 km mulai dari hulu Sungai Tahi Ite di Kecamatan Rarowatu, Wabubungku Kecamatan Rarowatu Utara dan Desa Hukaeya Kecamtan Rumbia.
Para pedagang emas pun berdatangan dari kota dan langsung membeli hasil dari para penambang dengan harga bervariasi Rp170.000 per gram hingga ada yang membeli Rp 200.000 per gramnya.
Ny. Hawiah, salah seorag pedulang dari Kecamatan Raowatu mengatakan selama empat hari mendulang emas di air keruh, sudah mendapatkan emas 15 gram.
Bupati Bombana, Atikurahman, yang dihubungi terpisah mengatakan, hingga saat ini pemerintah daerah belum mengeluarkan aturan mengenai pengelolaan tambang emas tersebut, kecuali hanya melakukan pengawasan dan penertiban warga pendulang dengan memperlihatkan identitas yang jelas, yakni kartu tanda penduduk.
"Memang sudah ada semacan pungutan retribusi kepada setiap calon pendulang yang masuk dilokasi itu dengan nilai Rp 50.000 per orang untuk sekali selama mereka melakukan aktivitas mendulang," katanya.
Hingga berita ini diturunkan, jalan disepanjang lokasi masuk ke lokasi penambangan itu cukup ramai, bagaikan kota kecil karena tidak putusnya masyarakat lalu lalang dengan kendaraan roda dua dan empat ke lokasi itu.
Sumber : Kontan On-Line
"Awalnya saya tidak percaya sama sekali bahwa ada berita tentang penemuan tambang emas di Kabupaten Bombana, tetapi setelah kami melihat langsung di lokasi ini, ternyata inilah yang mungkin dinamakan rahmat dari Allalah. Apalagi di suasana di bulan Suci Ramadhan saat ini," kata Gubernur Sultra, saat melakukan peninjauan di lokasi tambang rakyat di Sungai Tahi Ite, Bombana, sekitar 50 km dari Ibukota Bombana atau 230 Km dari Kota Kendari, Kamis (18/9).
Kedatagan gubernur di lokasi yang kini sudah menjadi "lautan manusia" itu menjadi titik perhatian para penambang rakyat yang datang, bukan hanya dari masyarkat Bombana dan Sultra, tetapi juga datang dari luar daerah seperti Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan bahkan ada yang datang dari Papua dan pulau Jawa.
Gubernur minta kepada masyarakat yang masih melakukan penambangan secara manual untuk tetap saja melakukan penambangan sebelum pemerintah mengeluarkan satu keputusan dan kebijakan terkait aktivitas penambangan yang dinilai sudah tak terkendali dengan jumlah ribuan masayarakat yang datang setiap hari di lokasi itu.
Ia mengatakan, Pemprov Sultra dalam waktu singkat akan membawa sampel lempengan emas seberat 117 gram yang diberikan oleh salah seorang Kepala Desa di Kecamatan Rarowatu ini.
"Emas lempengan ini, saya akan bawa ke Jakarta (19/9), untuk memperlihatkan sekaligus melaporkan kepada Bapak Presiden dan Wakil Presiden, bahwa di Kabupaten Bombana ternyata memang ada kandungan emas yang jumlah devositnya belum diketahui pasti," kata Nur Alam yang didampingi Bupati Bombana, Atikurrahman, di lokasi pertambangan rakyat itu.
Lautan manusia
Kompas.Com melansir.Pemantauan di lokasi pertambangan emas rakyat itu, masyarakat dari berbagai pelosok nusantara berdatangan ke lokasi tersebut untuk mendulang emas, hanya berbekal peralatan manual seperti wajan, cangkul, linggis dan sekopang. "Kalau dihitung-hitung secara kasat mata, jumlah pendulang emas tersebut mencapai sekitar 20.000 orang," kata Petugas Satpol PP Kabupaten Bombana, Suhardi Suhar yang ditemui secara terpisah.
Para pendulang, mendirikan tenda-tenda kemah sepanjang sungai yang diperkirakan lebih dari 15 km mulai dari hulu Sungai Tahi Ite di Kecamatan Rarowatu, Wabubungku Kecamatan Rarowatu Utara dan Desa Hukaeya Kecamtan Rumbia.
Para pedagang emas pun berdatangan dari kota dan langsung membeli hasil dari para penambang dengan harga bervariasi Rp170.000 per gram hingga ada yang membeli Rp 200.000 per gramnya.
Ny. Hawiah, salah seorag pedulang dari Kecamatan Raowatu mengatakan selama empat hari mendulang emas di air keruh, sudah mendapatkan emas 15 gram.
Bupati Bombana, Atikurahman, yang dihubungi terpisah mengatakan, hingga saat ini pemerintah daerah belum mengeluarkan aturan mengenai pengelolaan tambang emas tersebut, kecuali hanya melakukan pengawasan dan penertiban warga pendulang dengan memperlihatkan identitas yang jelas, yakni kartu tanda penduduk.
"Memang sudah ada semacan pungutan retribusi kepada setiap calon pendulang yang masuk dilokasi itu dengan nilai Rp 50.000 per orang untuk sekali selama mereka melakukan aktivitas mendulang," katanya.
Hingga berita ini diturunkan, jalan disepanjang lokasi masuk ke lokasi penambangan itu cukup ramai, bagaikan kota kecil karena tidak putusnya masyarakat lalu lalang dengan kendaraan roda dua dan empat ke lokasi itu.
Sumber : Kontan On-Line
Minggu, 13 September 2009
KASIPUTE. Penduduk Kabupaten Bombana mungkin layak disebut Orang Kaya Baru (OKB). Bagaimana tidak, potensi emas kabupaten yang baru berusia 3 tahun in
The Bombana Regency is a new regency has been formed on the year 2003 based on undang – undang nomor 29 tahun 2003 about forming Bombana regency, Wakatobi regency, and North Kolaka regency in the Southeast Sulawesi Province. This regency has great Potency and Natural resources of tourism and cultures, which that potency still has to be developed recently and future.
As a new regency, Bombana open up it`s self for all potensial exploration includes tourism and cultures potency as agreat creation of God Almighty consisted in Wonua Bombana. Therefore, to promote Bombana`s great potency and natural resources of tourism and cultures for domestic and foreign countries we`ll introduce and descript about that.
I`m sure this information still doesn`t enough before you come to experience and explore the exotic and amazing islands and cultures. Welcome to Wonua Bombana.
There are many culture and tourism object;
WATUBURI CAVE, GOA WATUBURI
Goa Batuburi uni terletak di desa Lengora kecamatan Kabaena Timur, dengan waktu tempuh 7(tujuh) jam dari Ibukota Kabupaten. Keunikan dari Goa Watuburi ini didalamnya terdapat stalaktit dan stalakmit yang menyatu membentuk tiang – tiang alam dan juga terdapat fosil burung rajawali yang menempel pada dinding goa. Sebagian masyarakat percaya bahwa goa ini dapat mendatangkan rahmat, olehnya itu seringkali digunakan sebagai tempat melakukan semedi atau tapa.
Watuburi cave, this cave is situated in lengora village, east kabaena, which is gone through for about 7 (seven) hours trip from Rumbia. Watuburi cave is very unique, there is stalactic and stalakmit joining and become one pillar. On the cave wall, there is an unique eagle fossil. For some society this cave is very important, because the villager believe if they do offerings and meditation inside the cave will make them luck.
BASA ISLAND, PULAU BASA
Pulau Basa, dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dan perahu dengan jarak 100Km dari Ibukota Rumbia adapun panorama alam yang ditawarkan pulau basa ini adalah hamparan pasir putih yang mengelilingi pulau dan ditumbuhi pohon – pohon kelapa dan pohon rindang lainnya serta pondok – pondok peristirahatan nelayan, dan apabila air laut pasang maka pulau ini seakan – akan sejajar dengan permukaan air laut.
Basa island, this tourism object is aparting 100 kilometres from Rumbia, the capital of Bombana regency, which is gone through by using four vehicles and motorized boat. The natural beauty in this island are white sand karpet around the island with many coconut trees, also there is any fisherman resotrs. When the tide is high, this island looks like parallel with mean sea level.
TAHI ITE,
Obyek wisata Tahi ite terletak diatas ketinggian 300 (tiga ratus ) meter dari permukaan air laut dengan jarak 30 (tiga puluh) kilometer dari Kecamatan Rumbia sebagai ibukota Kabupaten Bombana, yang dapat ditempuh sekitar 1 jam dari ibukota. Tahi ite adalah obyek wisata yang memiliki keunikan dengan munculnya mata air mendidih dan terasering bentukan alam yang tertata alami dari batu karang dan hamparan pasir yang hanya biasa kita jumpai di pinggir pantai saja.
The tourism object situated at 300 (three hundred) metres from mean sea level with 30 (thirdteen) kilometres distance from Rumbia, the capital of Bombana regency, which is gone through for about a hour from the capital. Tahi ite is an unique tourism object with wellspring boil and natural high rise form made from coral, also sand carpet which is only seen on the beach.
SAGORI ISLAND, Dive site - Panorama bawah laut PULAU SAGORI
Obyek wisata Pulau Sagori, terletak di Kecamatan Kabaena dengan waktu tempuh 4 (empat) jam perjalanan dari Rumbia, Panorama alam yang ditawarkan dari pantai ini selain hamparan pasir putih dan tumbuhan rindang lainnya, pantai Pulau Sagori ini memiliki panorama bawah laut yang terdiri dari beraneka ragam jenis ikan dan terumbu karang yang menarik.
Sagori island, this tourism object is situated in Kabaena Island which is gone through for about 4 (Four) hours trip from Rumbia. The most interesting of this island is the beach with white sand and many dive sites underwater. There are much variety of beautiful fish and coral down there.
TAPUHAHI
Obyek wisata Tapuhahi, berasal dari kata atau bahasa asli masyarakat Moronene yang berarti Ujung laut, keunggulan dari Tapuhahi ini adalah keindahan panorama pantai yang memanjang ke arah timur dengan di tumbuhi nyiur yang menambah suasana keasrian pantai tersebut. Obyek wisata ini dapat ditempuh setengah jam dari Ibukota Kabupaten.
Tapuhahi tourism object, Tapuahi coming from original Moronene society language. It`s mean tip of the sea. The most interesting one in tapuhahi is the beach which is aiming to east with coconut trees on it. This tourism object is gone through for about 30 (thirdteen) minutes from the capital of Bombana regency.
JAPAN`s BUNKER In PAJONGANG, OBYEK WISATA PAJONGANG
Pajongang atau pajongange adalah obyek wisata yang berupa dataran yang menjorok ke laut, hamparan ini lebih didominasi oleh pasir kasar bentukan alam dan pegunungan buatan alam yang sulit ditumbuhi oleh tumbuhan, didaerah ini dapat dijumpai bunker – bunker tua dan bekas – bekas kendaraan perang peninggalan jepang pada perang dunia ke dua. Obyek wisata ini berjarak 40 (empat puluh ) Km dari Ibukota Kabupaten Bombana.
Pajongang or pajongae is tourism object in the form of plain which is aiming to the sea. This plain are dominated by natural harsh sand and natural mountain range, with less of plants. Around this area, there are bunkers and old japan`s war vehicles which used by japanesse soldiers in second world war. This tourism object is aparting 40 (Fourty) kilometres from Rumbia, the capital of Bombana regency.
TRADITIONAL DANCE, TARIAN TRADISIONAL
Tarian adat molulo adalah tarian adat yang menyimbolkan luapan perasaan kegembiraan masyarakat petani atas hasil panen yang diperoleh dari hasil kerja keras selama beberapa bulan lamanya.
Molulo Traditional Dance, this traditional dance symbolise happy feeling of farmer for the harvest as they hard works result during a few month.
Tarian adat Morengku, adalah tarian adat yang dibawakan oleh para muda – mudi, biasanya tarian ini merupakan tarian pembuka sebelum tarian Molulo, adapun maksud tarian ini adalah wujud dari ungkapan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang diperoleh.
Morengku Traditional Dance, this traditional dance is danced by young people. They use this dance as an opening dance before Molulo dance. The aim of this dance is to thank to God Almighty for the harvest.
Tarian Adat Lumense, dibawakan oleh para gadis – gadis. Tarian ini adalah tarian yang ditujukan untuk menolak kutukan dan mengusir roh – roh jahat yang dapat mengganggu serta dapat menggagalkan hasil panen para petani.
Lumense Traditional Dance, this traditional dance is danced by young girl. The aim of this dance are to refuse the damn and disspate evil ghost, so the harvest will be success for the farmers.
As a new regency, Bombana open up it`s self for all potensial exploration includes tourism and cultures potency as agreat creation of God Almighty consisted in Wonua Bombana. Therefore, to promote Bombana`s great potency and natural resources of tourism and cultures for domestic and foreign countries we`ll introduce and descript about that.
I`m sure this information still doesn`t enough before you come to experience and explore the exotic and amazing islands and cultures. Welcome to Wonua Bombana.
There are many culture and tourism object;
WATUBURI CAVE, GOA WATUBURI
Goa Batuburi uni terletak di desa Lengora kecamatan Kabaena Timur, dengan waktu tempuh 7(tujuh) jam dari Ibukota Kabupaten. Keunikan dari Goa Watuburi ini didalamnya terdapat stalaktit dan stalakmit yang menyatu membentuk tiang – tiang alam dan juga terdapat fosil burung rajawali yang menempel pada dinding goa. Sebagian masyarakat percaya bahwa goa ini dapat mendatangkan rahmat, olehnya itu seringkali digunakan sebagai tempat melakukan semedi atau tapa.
Watuburi cave, this cave is situated in lengora village, east kabaena, which is gone through for about 7 (seven) hours trip from Rumbia. Watuburi cave is very unique, there is stalactic and stalakmit joining and become one pillar. On the cave wall, there is an unique eagle fossil. For some society this cave is very important, because the villager believe if they do offerings and meditation inside the cave will make them luck.
BASA ISLAND, PULAU BASA
Pulau Basa, dapat di tempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dan perahu dengan jarak 100Km dari Ibukota Rumbia adapun panorama alam yang ditawarkan pulau basa ini adalah hamparan pasir putih yang mengelilingi pulau dan ditumbuhi pohon – pohon kelapa dan pohon rindang lainnya serta pondok – pondok peristirahatan nelayan, dan apabila air laut pasang maka pulau ini seakan – akan sejajar dengan permukaan air laut.
Basa island, this tourism object is aparting 100 kilometres from Rumbia, the capital of Bombana regency, which is gone through by using four vehicles and motorized boat. The natural beauty in this island are white sand karpet around the island with many coconut trees, also there is any fisherman resotrs. When the tide is high, this island looks like parallel with mean sea level.
TAHI ITE,
Obyek wisata Tahi ite terletak diatas ketinggian 300 (tiga ratus ) meter dari permukaan air laut dengan jarak 30 (tiga puluh) kilometer dari Kecamatan Rumbia sebagai ibukota Kabupaten Bombana, yang dapat ditempuh sekitar 1 jam dari ibukota. Tahi ite adalah obyek wisata yang memiliki keunikan dengan munculnya mata air mendidih dan terasering bentukan alam yang tertata alami dari batu karang dan hamparan pasir yang hanya biasa kita jumpai di pinggir pantai saja.
The tourism object situated at 300 (three hundred) metres from mean sea level with 30 (thirdteen) kilometres distance from Rumbia, the capital of Bombana regency, which is gone through for about a hour from the capital. Tahi ite is an unique tourism object with wellspring boil and natural high rise form made from coral, also sand carpet which is only seen on the beach.
SAGORI ISLAND, Dive site - Panorama bawah laut PULAU SAGORI
Obyek wisata Pulau Sagori, terletak di Kecamatan Kabaena dengan waktu tempuh 4 (empat) jam perjalanan dari Rumbia, Panorama alam yang ditawarkan dari pantai ini selain hamparan pasir putih dan tumbuhan rindang lainnya, pantai Pulau Sagori ini memiliki panorama bawah laut yang terdiri dari beraneka ragam jenis ikan dan terumbu karang yang menarik.
Sagori island, this tourism object is situated in Kabaena Island which is gone through for about 4 (Four) hours trip from Rumbia. The most interesting of this island is the beach with white sand and many dive sites underwater. There are much variety of beautiful fish and coral down there.
TAPUHAHI
Obyek wisata Tapuhahi, berasal dari kata atau bahasa asli masyarakat Moronene yang berarti Ujung laut, keunggulan dari Tapuhahi ini adalah keindahan panorama pantai yang memanjang ke arah timur dengan di tumbuhi nyiur yang menambah suasana keasrian pantai tersebut. Obyek wisata ini dapat ditempuh setengah jam dari Ibukota Kabupaten.
Tapuhahi tourism object, Tapuahi coming from original Moronene society language. It`s mean tip of the sea. The most interesting one in tapuhahi is the beach which is aiming to east with coconut trees on it. This tourism object is gone through for about 30 (thirdteen) minutes from the capital of Bombana regency.
JAPAN`s BUNKER In PAJONGANG, OBYEK WISATA PAJONGANG
Pajongang atau pajongange adalah obyek wisata yang berupa dataran yang menjorok ke laut, hamparan ini lebih didominasi oleh pasir kasar bentukan alam dan pegunungan buatan alam yang sulit ditumbuhi oleh tumbuhan, didaerah ini dapat dijumpai bunker – bunker tua dan bekas – bekas kendaraan perang peninggalan jepang pada perang dunia ke dua. Obyek wisata ini berjarak 40 (empat puluh ) Km dari Ibukota Kabupaten Bombana.
Pajongang or pajongae is tourism object in the form of plain which is aiming to the sea. This plain are dominated by natural harsh sand and natural mountain range, with less of plants. Around this area, there are bunkers and old japan`s war vehicles which used by japanesse soldiers in second world war. This tourism object is aparting 40 (Fourty) kilometres from Rumbia, the capital of Bombana regency.
TRADITIONAL DANCE, TARIAN TRADISIONAL
Tarian adat molulo adalah tarian adat yang menyimbolkan luapan perasaan kegembiraan masyarakat petani atas hasil panen yang diperoleh dari hasil kerja keras selama beberapa bulan lamanya.
Molulo Traditional Dance, this traditional dance symbolise happy feeling of farmer for the harvest as they hard works result during a few month.
Tarian adat Morengku, adalah tarian adat yang dibawakan oleh para muda – mudi, biasanya tarian ini merupakan tarian pembuka sebelum tarian Molulo, adapun maksud tarian ini adalah wujud dari ungkapan rasa syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen yang diperoleh.
Morengku Traditional Dance, this traditional dance is danced by young people. They use this dance as an opening dance before Molulo dance. The aim of this dance is to thank to God Almighty for the harvest.
Tarian Adat Lumense, dibawakan oleh para gadis – gadis. Tarian ini adalah tarian yang ditujukan untuk menolak kutukan dan mengusir roh – roh jahat yang dapat mengganggu serta dapat menggagalkan hasil panen para petani.
Lumense Traditional Dance, this traditional dance is danced by young girl. The aim of this dance are to refuse the damn and disspate evil ghost, so the harvest will be success for the farmers.
Potensi Emas Bombana 165 Ribu Ton
KASIPUTE. Penduduk Kabupaten Bombana mungkin layak disebut Orang Kaya Baru (OKB). Bagaimana tidak, potensi emas kabupaten yang baru berusia 3 tahun ini mencapai 165 ribu ton. Padahal jumlah penduduknya hanya 102 ribu orang. Status OKB patut disematkan jika Pemkab Bombana tetap menutup pintu bagi warga dari daerah lain yang ingin ikut menambang.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bombana, Kahar, menjelaskan angka potensi tersebut didapat dari hasil penelitian dan survey Dinas Pertambangan Kabupaten Bombana dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara bekerjasama dengan para geolog dari Bandung. "Potensi emas yang dimiliki kabupaten ini 165 ribu ton," kata Kahar, yang ditemui KONTAN di kediamannya, Rabu Malam (24/9)
Kahar menjelaskan, untuk mengeksplorasi kandungan emas itu, Pemerintah Kabupaten Bombana akan menempuh dua cara. Pertama, untuk mengelola kandungan emas yang berada di dalam sungai, pemerintah akan memberdayakan masyarakat lokal melalui pertambangan rakyat. Kedua, untuk mengeksplorasi kandungan emas yang berada di perbukitan, pemerintah akan mengundang investor atau kuasa pertambangan. "Karena butuh teknologi tinggi dan investasi yang besar untuk mengeksploitasinya, kami buka pintu untuk investor," ucapnya
Untuk mengeksplorasi emas di sungai Tahi Ite, kata Kahar, masyarakat cukup menggunakan alat sederhana seperti wajan, linggis, dan sekopeng. Sungai yang akan dieksplorasi itu sendiri panjangnya mencapai 20 km. Agar tertib, aliran sungai dan anak sungai sepanjang 20 km itu, di pecah-pecah Pemkab menjadi 10 zona penambangan. "Tiap zona dibagi beberapa kelompok. Setiap kelompok mendapat 50 meter," urainya.
Untuk mengelola kandungan emas yang berada di perbukitan di desa Raurau, kata Kahar, Pemkab pasti mengundang investor. Sungai Tahi Ite dikelilingi perbukitan, baik di sebelah utara, selatan, barat maupun timur. Pemkab meyakini emas juga terhampar di areal perbukitan itu. "Tapi untuk saat ini kami masih fokus mengurusi tambang rakyat terlebih dulu," katanya
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah membawa sampel lempengan emas seberat 117 gram milik Kepala Desa Bambarema, Kecamatan Rarowatu, ke Jakarta. Pemprov akan memperlihatkannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Di Bombana, Pemkab dan DPRD sibuk menyiapkan studi banding. Dalam waktu dekat mereka berencana pergi ke sejumlah daerah yang memiliki tambang emas seperti Kalimantan dan Timika, Papua. Selain belajar menambang emas dari orang Timika dan Martapura, mereka juga studi banding ke Bogor. Kota hujan ini memiliki pusat penelitian teknologi pertambangan. Di Bogor, emas dari Bombana juga akan dites
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bombana, Kahar, menjelaskan angka potensi tersebut didapat dari hasil penelitian dan survey Dinas Pertambangan Kabupaten Bombana dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara bekerjasama dengan para geolog dari Bandung. "Potensi emas yang dimiliki kabupaten ini 165 ribu ton," kata Kahar, yang ditemui KONTAN di kediamannya, Rabu Malam (24/9)
Kahar menjelaskan, untuk mengeksplorasi kandungan emas itu, Pemerintah Kabupaten Bombana akan menempuh dua cara. Pertama, untuk mengelola kandungan emas yang berada di dalam sungai, pemerintah akan memberdayakan masyarakat lokal melalui pertambangan rakyat. Kedua, untuk mengeksplorasi kandungan emas yang berada di perbukitan, pemerintah akan mengundang investor atau kuasa pertambangan. "Karena butuh teknologi tinggi dan investasi yang besar untuk mengeksploitasinya, kami buka pintu untuk investor," ucapnya
Untuk mengeksplorasi emas di sungai Tahi Ite, kata Kahar, masyarakat cukup menggunakan alat sederhana seperti wajan, linggis, dan sekopeng. Sungai yang akan dieksplorasi itu sendiri panjangnya mencapai 20 km. Agar tertib, aliran sungai dan anak sungai sepanjang 20 km itu, di pecah-pecah Pemkab menjadi 10 zona penambangan. "Tiap zona dibagi beberapa kelompok. Setiap kelompok mendapat 50 meter," urainya.
Untuk mengelola kandungan emas yang berada di perbukitan di desa Raurau, kata Kahar, Pemkab pasti mengundang investor. Sungai Tahi Ite dikelilingi perbukitan, baik di sebelah utara, selatan, barat maupun timur. Pemkab meyakini emas juga terhampar di areal perbukitan itu. "Tapi untuk saat ini kami masih fokus mengurusi tambang rakyat terlebih dulu," katanya
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara telah membawa sampel lempengan emas seberat 117 gram milik Kepala Desa Bambarema, Kecamatan Rarowatu, ke Jakarta. Pemprov akan memperlihatkannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Di Bombana, Pemkab dan DPRD sibuk menyiapkan studi banding. Dalam waktu dekat mereka berencana pergi ke sejumlah daerah yang memiliki tambang emas seperti Kalimantan dan Timika, Papua. Selain belajar menambang emas dari orang Timika dan Martapura, mereka juga studi banding ke Bogor. Kota hujan ini memiliki pusat penelitian teknologi pertambangan. Di Bogor, emas dari Bombana juga akan dites
Sekda Bombana Diperiksa Lagi
Baubau, Kepres - Sekrertaris Daerah Kabupaten Bombana, Idrus Effendy Kube kembali diperiksa penyidik Kejaksaan Negeri Baubau, Kamis kemarin (10/9). Entah apa materi pemeriksaan Sekda Bombana itu, yang terpenting Sekda Bombana itu dikeluarkan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Baubau sekitar pukul 11.00 wita menuju Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Baubau.
Sekda Bombana yang berkostum kemeja batik dan berkacamata itu, keluar dari kantor Kejari Baubau setelah pukul 15.00 wita. Sekda Bombana yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi dana pos bantuan Setda Bombana tahun 2006 itu dibawa menggunakan mobil berwarna hijau berplat DT 7491 AG.
Saat dikembalikan, Sekda Bombana itu dikawal oleh 4 orang jaksa. Informasi yang diperoleh Kendari Ekspres Sekda Bombana diperiksa terkait kasus lainnya, bukan karena kasus dana pos bantuan, atau kasus pelimpahan dari Polda Sultra ke Kejaksaan Negeri Baubau. " Kasus lainnya," kata salah seorang jaksa.
Sekda Bombana yang berkostum kemeja batik dan berkacamata itu, keluar dari kantor Kejari Baubau setelah pukul 15.00 wita. Sekda Bombana yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi dana pos bantuan Setda Bombana tahun 2006 itu dibawa menggunakan mobil berwarna hijau berplat DT 7491 AG.
Saat dikembalikan, Sekda Bombana itu dikawal oleh 4 orang jaksa. Informasi yang diperoleh Kendari Ekspres Sekda Bombana diperiksa terkait kasus lainnya, bukan karena kasus dana pos bantuan, atau kasus pelimpahan dari Polda Sultra ke Kejaksaan Negeri Baubau. " Kasus lainnya," kata salah seorang jaksa.
Pasca Penahanan Sekda Bombana
Ruangan Sekda Sepi, tak Ada Antrian Tamu
Drs H Idrus Effendy Kube MSi yang merupakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bombana sejak dua pekan terakhir ini tidak dapat menjalankan tugas sebagaimana hari-hari biasanya. Tepatnya 15 Juli 2009, kebebasannya mulai terbelenggu dengan menghuni Rumah Tahanan (Rutan) Punggolaka Kendari setelah sebelumnya menjalani pemeriksaan hampir 8 jam di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sultra.
Pria yang telah beberapa tahun ini merasakan nikmatnya sebagai seorang pejabat ternama di Bombana dengan menduduki posisi sebagai seorang Sekda yang tentunya banyak menentukan dan mengetahui banyak penggunaan keuangan Bombana, terpaksa sejak dua pekan terakhir ini harus mendekam di Rutan Punggolaka dikarenakan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana pos bantuan Sekretariat Daerah Kabupaten Bombana tahun 2006 dengan anggaran sebesar Rp 450 juta.
Hari ini atau tepatnya Rabu (29/7), Sekda Bombana tepat dua pekan menjadi penghuni Rutan Punggolaka. Dan tentunya sebuah hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Idrus Effendy Kube jika dirinya akan ditahan bertepatan dengan hari ulang tahunnya yakni 15 Juli. Dimana pada hari itu, istri dan beserta keluarga lainnya telah menyiapkan makanan lezat untuk acara syukuran sekaligus merayakan ulang tahun Idrus. Tapi belum juga ia menikmati hari bahagia tersebut bersama keluarga tercinta, Idrus sudah mendapatkan jemputan dan panggilan untuk menjalani pemeriksaan di Kendari. Dengan masih menggunakan pakaian Dinas, ia diperiksa nyaris delapan jam di ruangan Kepala Seksi Kejaksaan Tinggi Sultra dan usai pemeriksaan dirinya resmi digelandang ke Rutan Punggolaka yang saat ini menempati ruangan tahanan bersama mantan Wakil Walikota Kendari, Andi Mussakir Mustafa.
Pekan pertama penahanan Idrus, aktifitas di sekretariat Daerah Bombana seakan tak berjalan mulus bahkan bisa dikatakan lumpuh. Para Asisten, Kabag maupun PHTT larut dalam kesedihan dan merasa kaget atas penahanan atasan mereka bahkan pejabat tinggi Bombana diantarannya Wakil Bupati, Asisten dan para Kepala SKPD maupun Kepala Bagian (Kabag) silih berganti menjenguk Idrus di Kendari. Bukan hanya itu, sehari setelah penahanan Idrus para Camat dan Kepala SKPD di Bombana kompak ramai-ramai ke Kota Kendari guna meminta penangguhan penahanan Idrus namun hingga saat ini, Sekab Bombana tersebut masih mendekam di Rutan Punggolaka.
Sedangkan Bupati Bombana bersama keluarga seakan baru mempunyai kesempatan menjenguk Idrus pada Sabtu (25/7) yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan empat mata antara kedua pejabat Bombana itu tepatnya pada Senin (27/7). Hal ini diungkapkan salah seorang sopir Atikurahman, Syahril. "Sejak penahanan Pak Sekda, Bupati sudah dua kali datang jenguk yakni yang pertama Bupati datang dengan keluarga dan kemudian kedua adalah pertemuan khusus antara Bupati dan Sekda," kata Syahril.
Ketiadaan Sekab Bombana beraktifitas di Kantor nampak membuat suasana Kantor Bupati Bombana tak seramai hari-hari ketika Sekab masih berkantor. Tak ada lagi antrian panjang tamu-tamu yang hendak menemui Sekab, begitu juga dengan ruangan kerja Idrus nampak lebih sering kosong tak berpenghuni karena semua staf pegawai yang biasa bertugas di ruangan itu sudah jarang menampakan diri. Demikian halnya dengan Rumah Jabatan (Rujab) Sekab terlihat sepi, dimana sejak mengetahui Idrus ditahan, istri dan anak-anaknya lebih banyak menghabiskan waktu di Kota Kendari.
Penahanan Idrus nampaknya juga ikut mempengaruhi kondisi keuangan di Bombana. Para SKPD dan Kontraktor yang membutuhkan dana mengeluh, pasalnya dana yang mereka nanti-nantikan tak bisa cair tanpa ada tanda tangan Sekab. Hal inilah yang membuat Bupati Bombana, DR H Atikurahman MS, bergegas mencari pelaksana sementara Sekab Bombana menggantikan sementara Idrus Effendy Kube.
Bupati Bombana yang ditemui Selasa kemarin (28/7) mengaku telah mengusulkan tiga nama pada Gubernur Sultra untuk menggantikan sementara posisi Idrus termasuk salah satunya adalah Asisten III Setda Bombana Ir H Rustam Supendy MSi. Sayangnya, Atikurahman enggan memberikan bocoran siapa gerangan dua nama lainnya yang sudah ia usulkan. "Kalau nantinya Pak Sekda sudah keluar dari tahanan, maka beliau bisa melanjutkan aktifitasnya kembali di kantor dan sekarang semuanya masih kami serahkan sesuai proses hukum yang ada," ujarnya dengan nada lesu seraya mengatakan, dalam waktu dekat ini pejabat pengganti sementara Idrus Effendy Kube akan segera diketahui masyarakat Bombana.
Drs H Idrus Effendy Kube MSi yang merupakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bombana sejak dua pekan terakhir ini tidak dapat menjalankan tugas sebagaimana hari-hari biasanya. Tepatnya 15 Juli 2009, kebebasannya mulai terbelenggu dengan menghuni Rumah Tahanan (Rutan) Punggolaka Kendari setelah sebelumnya menjalani pemeriksaan hampir 8 jam di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sultra.
Pria yang telah beberapa tahun ini merasakan nikmatnya sebagai seorang pejabat ternama di Bombana dengan menduduki posisi sebagai seorang Sekda yang tentunya banyak menentukan dan mengetahui banyak penggunaan keuangan Bombana, terpaksa sejak dua pekan terakhir ini harus mendekam di Rutan Punggolaka dikarenakan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi dana pos bantuan Sekretariat Daerah Kabupaten Bombana tahun 2006 dengan anggaran sebesar Rp 450 juta.
Hari ini atau tepatnya Rabu (29/7), Sekda Bombana tepat dua pekan menjadi penghuni Rutan Punggolaka. Dan tentunya sebuah hal yang tak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Idrus Effendy Kube jika dirinya akan ditahan bertepatan dengan hari ulang tahunnya yakni 15 Juli. Dimana pada hari itu, istri dan beserta keluarga lainnya telah menyiapkan makanan lezat untuk acara syukuran sekaligus merayakan ulang tahun Idrus. Tapi belum juga ia menikmati hari bahagia tersebut bersama keluarga tercinta, Idrus sudah mendapatkan jemputan dan panggilan untuk menjalani pemeriksaan di Kendari. Dengan masih menggunakan pakaian Dinas, ia diperiksa nyaris delapan jam di ruangan Kepala Seksi Kejaksaan Tinggi Sultra dan usai pemeriksaan dirinya resmi digelandang ke Rutan Punggolaka yang saat ini menempati ruangan tahanan bersama mantan Wakil Walikota Kendari, Andi Mussakir Mustafa.
Pekan pertama penahanan Idrus, aktifitas di sekretariat Daerah Bombana seakan tak berjalan mulus bahkan bisa dikatakan lumpuh. Para Asisten, Kabag maupun PHTT larut dalam kesedihan dan merasa kaget atas penahanan atasan mereka bahkan pejabat tinggi Bombana diantarannya Wakil Bupati, Asisten dan para Kepala SKPD maupun Kepala Bagian (Kabag) silih berganti menjenguk Idrus di Kendari. Bukan hanya itu, sehari setelah penahanan Idrus para Camat dan Kepala SKPD di Bombana kompak ramai-ramai ke Kota Kendari guna meminta penangguhan penahanan Idrus namun hingga saat ini, Sekab Bombana tersebut masih mendekam di Rutan Punggolaka.
Sedangkan Bupati Bombana bersama keluarga seakan baru mempunyai kesempatan menjenguk Idrus pada Sabtu (25/7) yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan empat mata antara kedua pejabat Bombana itu tepatnya pada Senin (27/7). Hal ini diungkapkan salah seorang sopir Atikurahman, Syahril. "Sejak penahanan Pak Sekda, Bupati sudah dua kali datang jenguk yakni yang pertama Bupati datang dengan keluarga dan kemudian kedua adalah pertemuan khusus antara Bupati dan Sekda," kata Syahril.
Ketiadaan Sekab Bombana beraktifitas di Kantor nampak membuat suasana Kantor Bupati Bombana tak seramai hari-hari ketika Sekab masih berkantor. Tak ada lagi antrian panjang tamu-tamu yang hendak menemui Sekab, begitu juga dengan ruangan kerja Idrus nampak lebih sering kosong tak berpenghuni karena semua staf pegawai yang biasa bertugas di ruangan itu sudah jarang menampakan diri. Demikian halnya dengan Rumah Jabatan (Rujab) Sekab terlihat sepi, dimana sejak mengetahui Idrus ditahan, istri dan anak-anaknya lebih banyak menghabiskan waktu di Kota Kendari.
Penahanan Idrus nampaknya juga ikut mempengaruhi kondisi keuangan di Bombana. Para SKPD dan Kontraktor yang membutuhkan dana mengeluh, pasalnya dana yang mereka nanti-nantikan tak bisa cair tanpa ada tanda tangan Sekab. Hal inilah yang membuat Bupati Bombana, DR H Atikurahman MS, bergegas mencari pelaksana sementara Sekab Bombana menggantikan sementara Idrus Effendy Kube.
Bupati Bombana yang ditemui Selasa kemarin (28/7) mengaku telah mengusulkan tiga nama pada Gubernur Sultra untuk menggantikan sementara posisi Idrus termasuk salah satunya adalah Asisten III Setda Bombana Ir H Rustam Supendy MSi. Sayangnya, Atikurahman enggan memberikan bocoran siapa gerangan dua nama lainnya yang sudah ia usulkan. "Kalau nantinya Pak Sekda sudah keluar dari tahanan, maka beliau bisa melanjutkan aktifitasnya kembali di kantor dan sekarang semuanya masih kami serahkan sesuai proses hukum yang ada," ujarnya dengan nada lesu seraya mengatakan, dalam waktu dekat ini pejabat pengganti sementara Idrus Effendy Kube akan segera diketahui masyarakat Bombana.
Senin, 07 September 2009
Nama Baik Dicemar, Rektor Laporkan Mahasiswa ke Polisi
By : Yoshasrul
Profesor DR Usman Rianse MSc, Rektor Universitas Haluoleo (Unhalu) mengadukan kasus pencemaran nama baik yang diduga dilakukan tiga mahasiswanya di Kantor Polisi Resorta Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (2/7) sekityar pukul 18.00 Wita. Ditemani sejumlah pembantu rektor dan dekan, Usman Rianse memasuki ruang reserse kriminal untuk memberikan keterangan pada polisi. Iskandar, seorang penyidik polisi berpangkat sersan menjadi penyidik kasus ini.
Dalam keterangannya di depan penyidik polisi, Usman Rianse mengaku merasa keberatan dengan ucapan seorang oknum mahasiswa dari Fakultas Tehnik bernama Laode Rahmat saat berorasi di halaman kampus Rabu (1/7) lalu.
Ketika itu Laode Rahmat berorasi melontarkan kritikan terhadap kebijakan universitas yang terkesan tidak peduli dengan maraknya aksi premanisme dalam kampus. Bahkan dalam salah satu kalimat yang diucapkan Laode Rahmat dianggap mengandung ucapan berbau fitnah.
”Saat berorasi Laode Rahmat jelas-jelas menuduh bahwa saya sebagai rektor memelihara preman dalam kampus. Ini tentu tidak benar dan mengandung fitnah. Karena itu saya lapor dia ke polisi dengan aduan pencemaran nama baik,”kata Usman Rianse dengan nada tinggi, usai memberikan keteragan pada polisi (2/7).
Usman mengaku memiliki bukti berupa rekaman orasi Laode Rahmat yang berhasil direkam oleh petugas kampus. ”Rekaman orasi telah kami serahkan ke polisi sebagai barang bukti,”kata Usman.
Tak hanya bukti rekaman, sejumlah saksi mata baik mahasiswa maupun petugas pengaman kampus juga bersedia memberikan kesaksian atas kalimat yang diucapkan Laode Rahmat tersebut. Tak hanya Laode Rahmat, rektor juga melaporkan dua orang mahasiswa tehnik yang diduga ikut mencemarkan nama baiknya.
Semetara itu, Laode Rahmat saat ditemui mengaku tidak bermaksud memfitnah apalagi sampai mencemarkan nama baik rektor. ”Orasi adalah sesuatu yang wajar dalam sebuah aksi demostrasi. Saya memang melontar ucapan itu tapi bukan bermaksud mencemarkan nama baik rektor. Tetapi sebagai sebuah kritikan atas kondisi kampus saat ini yang tidak kondusif,”kata Laode Rahmat, Kamis malam.
Apalagi, lanjut Rahmat, faktanya fakultas tehnik pekan lalu sempat diserang sekelompok orang bersenjata tajam dan merusak seluruh fasilitas di dalam kampus. ”Perusakan ini adalah cara-cara preman. Dan sangat disayangkan kenapa pihak universitas, dalam hal ini rektor, tidak segera turun tangan mengatasinya,”kata Laode Rahmat.
Laode Rahmat yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Tehnik Unhalu mengaku tidak gentar dengan laporan Rektor Usman Rianse tersebut ke polisi. ”Kalau memang saya bersalah, Saya siap bertanggung jawab,”tegas Laode Rahmat yang saat ini masih berstatus mahasiswa tehnik di jurusan elektronik.
Pembantu Dekan Fakultas Tehnik bidang kemahasiswaan Abdul Kadir mengaku akan segera memanggil Laode Rahmat untuk memberikan keterangan terkait kasus pencemaran nama baik rektor. “Kami akan segera memanggil yang bersangkutan untuk mengklarifikasi masalah tersebut. Jika terbukti bukan tidak mungkin kita akan memberikan sanksi akademik,”kata Abdul Kadir.
Profesor DR Usman Rianse MSc, Rektor Universitas Haluoleo (Unhalu) mengadukan kasus pencemaran nama baik yang diduga dilakukan tiga mahasiswanya di Kantor Polisi Resorta Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Kamis (2/7) sekityar pukul 18.00 Wita. Ditemani sejumlah pembantu rektor dan dekan, Usman Rianse memasuki ruang reserse kriminal untuk memberikan keterangan pada polisi. Iskandar, seorang penyidik polisi berpangkat sersan menjadi penyidik kasus ini.
Dalam keterangannya di depan penyidik polisi, Usman Rianse mengaku merasa keberatan dengan ucapan seorang oknum mahasiswa dari Fakultas Tehnik bernama Laode Rahmat saat berorasi di halaman kampus Rabu (1/7) lalu.
Ketika itu Laode Rahmat berorasi melontarkan kritikan terhadap kebijakan universitas yang terkesan tidak peduli dengan maraknya aksi premanisme dalam kampus. Bahkan dalam salah satu kalimat yang diucapkan Laode Rahmat dianggap mengandung ucapan berbau fitnah.
”Saat berorasi Laode Rahmat jelas-jelas menuduh bahwa saya sebagai rektor memelihara preman dalam kampus. Ini tentu tidak benar dan mengandung fitnah. Karena itu saya lapor dia ke polisi dengan aduan pencemaran nama baik,”kata Usman Rianse dengan nada tinggi, usai memberikan keteragan pada polisi (2/7).
Usman mengaku memiliki bukti berupa rekaman orasi Laode Rahmat yang berhasil direkam oleh petugas kampus. ”Rekaman orasi telah kami serahkan ke polisi sebagai barang bukti,”kata Usman.
Tak hanya bukti rekaman, sejumlah saksi mata baik mahasiswa maupun petugas pengaman kampus juga bersedia memberikan kesaksian atas kalimat yang diucapkan Laode Rahmat tersebut. Tak hanya Laode Rahmat, rektor juga melaporkan dua orang mahasiswa tehnik yang diduga ikut mencemarkan nama baiknya.
Semetara itu, Laode Rahmat saat ditemui mengaku tidak bermaksud memfitnah apalagi sampai mencemarkan nama baik rektor. ”Orasi adalah sesuatu yang wajar dalam sebuah aksi demostrasi. Saya memang melontar ucapan itu tapi bukan bermaksud mencemarkan nama baik rektor. Tetapi sebagai sebuah kritikan atas kondisi kampus saat ini yang tidak kondusif,”kata Laode Rahmat, Kamis malam.
Apalagi, lanjut Rahmat, faktanya fakultas tehnik pekan lalu sempat diserang sekelompok orang bersenjata tajam dan merusak seluruh fasilitas di dalam kampus. ”Perusakan ini adalah cara-cara preman. Dan sangat disayangkan kenapa pihak universitas, dalam hal ini rektor, tidak segera turun tangan mengatasinya,”kata Laode Rahmat.
Laode Rahmat yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Tehnik Unhalu mengaku tidak gentar dengan laporan Rektor Usman Rianse tersebut ke polisi. ”Kalau memang saya bersalah, Saya siap bertanggung jawab,”tegas Laode Rahmat yang saat ini masih berstatus mahasiswa tehnik di jurusan elektronik.
Pembantu Dekan Fakultas Tehnik bidang kemahasiswaan Abdul Kadir mengaku akan segera memanggil Laode Rahmat untuk memberikan keterangan terkait kasus pencemaran nama baik rektor. “Kami akan segera memanggil yang bersangkutan untuk mengklarifikasi masalah tersebut. Jika terbukti bukan tidak mungkin kita akan memberikan sanksi akademik,”kata Abdul Kadir.
"Laskar Perempuan"
Pesan Damai dari Konggres Pejuang Ham 17-20 Maret 2009
Oleh: Em. Lukman Hakim (JATAM)
Malam itu suasana kolam renang Wisma Makara Universitas Indonesia Depok, berbeda dari biasanya. Sentuhan artistik tangan-tangan terampil Teater Sahid UIN Syarif Hidayatullah, membuat sauasana begitu mempesona. Baliho berukuran dua kaki orang dewasa bertuliskan sejumlah slogan perjuangan HAM tertata rancak, memanjang disudut sebelah kanan, seiring dengan lampu warna-warni menyiram redup, menambah kesahduhan malam itu. Disudut kiri nampak sejumlah wajah korban pelanggaran HAM terpahat di atas topeng putih pualam, hanya gurat ‘khas’ mimik wajah yang membedakan. Menggelayut di kawat-kawat kecil, membentuk kerangka tak beraturan, namun tetap estetik. Sementara di atasnya, seragam kebesaran Hakim Pengadilan, lengkap dengan palu sidang warna merah, berdiri dengan pongah.
Ratusan kursi merah marun, berbaris rapi membentuk setengah lingkaran, seiring dengan puluhan lilin kecil, dalam gelas kaca, bertebaran dibibir oval kolam renang. Sementara panggung mini berlatar layar putih terpampang di depan, dengan puluhan payung serba hitam di dibelakangnya.Sepintas tak ada aktivitas, hanya sesekali terdengar gemercik air kolam, kriet kursi yang ditarik peserta yang baru saja datang, perbincangan yang terdengar lirih, dan sesekali bunyi cheksoud menggema. Susana malam itu benar-benar tenang, damai, dan penuh cinta. Tak berapa lama, layaknya Dedy Corbuse, group musik, yang belakangan saya ketahui berasal dari Teater Kita Universitas Bung Karno, tiba-tiba sudah berada di atas panggung, seiring lampu sorot, terang, mengguyur mereka. Dengan kostum serba hitam, empat personel teater Kita memainkan seruling khas Sunda, bongo, dan sejumlah gitar, membuka acara dengan satu tembang yang menyerukan cinta kasih antar sesama “Masibu Potubay” lagu khas Sulawesi Selatan. “Kalaulah tenang negeri kita, tenanglah-tenang hidup kita…..” (Rabu 18/3/09) Begitulah penggalan lirik lagu yang sudah digubah ke dalam bahasa Ibu.Melawan Dengan CintaNyanyian cinta itu adalah musik pembuka dari kisah ekspresi perempuan tangguh pejuang HAM, yang selama hidupnya melayani kekerasan dengan cinta, dan berhasil menaklukkanya. Layaknya ‘Laskar Perempuan’ di masa kerajaan Mataram, kegigihan dan perjuangan mereka membuat dunia terpesona. Mungkin ini adalah julukan tepat bagi perempuan-peruan hebat, yang kisahnya akan dirangkum dalam acara bertajuk “Kisah Inspiratif Para Pejuang HAM”. Lima orang dari daerah berbeda dipanggil secara berurutan, maju ke deret kursi disebelah kanan panggung; Nuzul seorang buruh perempuan bersama buruh lain berhasil menduduki pabrik yang sebelumnya melakukan pemberhentian sepihak ribuan karyawannya. Julius Pai yang akan mengisahkan kegigihan dan cara unik perempuan Molo melawan perusahaan tambang, Olga Davista Amar korban kekerasan dan pelecehan di Timor Laste, Amirullah Sulawesi Selatan, dan Suci Wati istri almarhum Cak Munir. “Sebentar lagi kita akan mendengarkan kisah penuh inspirasi dari para pejuang HAM. Menangis dan tertawa adalah ekspresi bebas manusia. Jika malam ini kita saksikan mereka menangis, bukan berarti mereka cengeng. Jika tawa menggelagak, bukan berarti mereka bangga” Teriak pemandu acara, Sinnal Blegur (25) dari Ikatan Orang Hilang Indonesia (Ikohi), memulai acara. Kisah luar biasa itu dimulai dari cerita pembentukan Federasi Serikat Buruh (FSB) di PT. Istana Mognalia Tama Jakarta Utara pada Juni 2006. Sejak itu berbondong-bondong buruh perusahaan yang bergerak dibidang garmen itu turut bergabung. Acara perdana yang terbilang cukup besar, dihelat bertepatan dengan perayaan May Day (1 Mei) yang biasa diperingati sebagai Hari Buruh Internasional, untuk mengenang keberhasilan buruh di Amerika Serikat menuntut “Tiga Delapan” yakni, delapan jam kerja, delapan jam santai, dan delapan jam tidur. Sejak itu menurut Nuzul (29), intimidasi terhadap buruh kerap dilakukan perusahaan. Anggota FSB yang hamil justru diperintahkan untuk kerja dilantai dua, sementara karyawan lain yang tidak tergabung dalam serikat buruh, dipekerjakan dilantai dasar. Ratusan buruh yang ikut aksi, bahkan tak diberi pekerjaan. Mereka dipaksa untuk berdiam di Kantin selama beberapa hari. “Puncaknya terjadi pada Juni 2007, saat kita kembali dari istirahat makan siang. Tiba-tiba di pintu gerbang pabrik terbentang sepanduk bertuliskan, Perusahaan Ditutup. Padahal sebelumnya kita kerja sampai lembur. Aneh, dan tak masuk akal” kenang NuzulPenutupan pabrik secara sepihak itu memicu demonstrasi besar-besaran. Sekitar 1100 buruh sontak melakukan aksi dadakan. Disusul dengan sejumlah aksi lain pada hari berikutnya. Menanggapi aksi masa yang terus menghebat, perusahaan mengerahkan puluhan preman berambut cepak dan berbadan besar. Personel berseragam mulai dari polisi dan angkatan darat turut ke lapangan. Pengamanan ekstra ketat itu, sukses melunakkan tuntutan buruh. Sebagain besar buruh menerima konsekwensi apapun yang ditetapkan perusahaan. “Dari 1100 buruh, hanya 75 perempuan dan 2 orang laki-laki yang bertahan. Sejak putusan pengadilan menyatakan buruh menang. Kami terus menduduki perusahaan. Dan sampai sekarang masih kami lakukan” pungkasnya.Disituasi berbeda, Olga Davista Amara (37), salah satu perempuan yang hanya menginginkan tanah kelahirannya terbebas dari penindasan, bersama sejumlah perempuan lain justru ditangkap, dipukul, ditendang, diperlukakun seperti budak dan diperkosa. “Kami di bawa kesebuah gedung sekolah selama beberapa minggu. Disitu kami disiksa dan diperkosa. Terus kami di bawa ke Penjara di Kota Naro. Disana juga kami diperlakukan sama” kenang Olga dengan cucuran air mata.Sepintas tak ada informasi apapun menggumam dari bibir perempuan yang mengenakan pakaiaan adat Timor serba kuning ini. Lidahnya serasa keluh, seolah ada trauma hebat yang terus menekan jiwanya. Namun yang pasti, peristiwa itu terjadi pada tahun 1989. Dengan bantuan seorang Pastur, tujuh bulan kemudian, Olga dan sejumlah perempuan lain bisa kembali ke keluarganya. Suasana kolam tampak semakin hening. Air mata dan kalimat terbata-bata Olga Davista Amara seolah menghipnotis se isi ruangan. Mengaduk-aduk, dan membiarkan peserta konggres berkecamuk dengan alam bawah sadarnya. Untung saja Lisa Litarghi (29) segera tanggap, dan sejurus kemudian tampil membacakan monolog, kisah seorang perempuan yang menjalani hidupnya setelah mengalami kasus Inces, berjudul “Ipoh” yang ditulis penyair Bandung, Artur S Nalan, pada 12 November 1989. Monolog itu kocak namun sesaat kemudian menghentak. Menggiring peserta untuk menggelakkan tawa, sekalipun tiba-tiba mengajak peserta menangis sesenggukan, sepilu kisah pemerkosaan perempuan Timor Leste. Mungkin tahun bersamaan, antara pembuatan karya itu dengan tragedi Olga Davista Amara “1989” bukan suatu kebetulan. Sebab daun kering dihutanpun, tak akan pernah jatuh kecuali dengan izin Tuhan, kata penyair D Zawawi Imran, “Si Clurit Emas” yang terkenal dengan puisinya berjudul “Ibu”. Tak berapa lama, Suciwati (39), istri almarhum Cak Munir mulai menuturkan pengalamannya sebagai seorang Ibu, Perempuan, dan istri Pejuang Ham. Suci mengalami masa-masa pahit semasa hidupnya. Berbagai rencana pembunuhan terhadap suaminya dilakukan berulang-ulang. Dikantor imparsial, rumahnya yang kerap dilempari Bom Molotov, dan rumah orang tua Munir di Batu Malang yang kerap di teror. Dari sinilah ketegaran dan insting istri seorang pejuang HAM ter-asah. Setidaknya itu terbukti menjelang tragedi pembunuhan Munir pada 7 November 2004. “Dua hari sebelum keberangkatan almarhum, Polycarpus menelpon. Dan kebetulan saya yang mengangkat. Dia menanyakan kapan suami saya berangkat. Entah mengapa, perasaan saya waktu itu tiba-tiba tidak enak” kenang SuciKekaludan Suci waktu itu ternyata petunjuk dari Tuhan. Dari telpon Direktur Garuda itu, belakangan terungkap bahwa Polycarpus memiliki hubungan khusus dengan Deputi IV Badan Intelgen Negara, Muchdi PR, yang kerap merencanakan pembunuhan terhadap Munir. “telpon Poly yang tak lebih dari dua menit itu ternyata penting” pungkasnya.Sementara itu pria senja penuh semangat, Amirullah (68) dari Organisasi Tani Buruh dan Nelayan (Ortabun) Sulawesi Selatan mengisahkan kegigihan perempuan yang berada digarda depan saat Brimob yang berpakian ninja, ratusan polisi dan Militer berusaha membubarkan masa, yang melakukan reklaiming tanah kali kedua pada Tahun 2001.Menurut Amirullah Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan Belanda diareal perkebunan Kelapa seluas 200 hektar itu berakhir pada 1979. Setahun kemudian pemerintah daerah mengajak masyarakat untuk mengolah lahan itu. Dengan penuh suka cita petani desa sekitar menyambut baik ajakan pemerintah, menanaminya, dan memanfaatkan untuk bertahan hidup. “Kehidupan kami waktu itu demikian tentram” kenang Amirullah.Pada pertengahan 1997, tiba-tiba sebuah perusahaan perkebunan Kelapa, PT. Sari Tama Abadi memaksa rakyat untuk mengosongkan kawasan itu. Mereka mengklaim telah mendapatkan HGU baru dari pemerintah pusat. Dimasa Orde Baru yang demikian represif, keberanian rakyat menjadi terpasung.Era reformasi memberi semangat baru untuk melakukan reklaiming kembali. Ribuan pohon kelapa perusahaan dimusnahkan, diganti dengan tanaman pertanian yang lebih dibutuhkan rakyat. Masa itu ternyata tak bertahan lama. Selepas pemerintahan Abdurrakhman Wahid dilengserkan kudeta parlemen pada 2001, perusahaan itu kembali berusaha menguasai tanah. “Saat itulah ketegaran perempaun benar-benar teruji. Ratusan kaum ibu berada di baris paling depan. Mereka mendekat ke truk Brimob yang baru saja datang. Merampas kunci mobil, dan memaksa 27 personel Brimob untuk keluar, mereka disandera Ibu-ibu sepanjang hari” pungkasnya.Tidak berbeda dengan kisah hebat laskar perempuan Sulsel. Para perempuan Molo Nusa Tenggra Timur (NTT), bahkan berhasil mengusir perusahaan pertambangan Marmer, PT. Teja Sekawan, yang akan mengeruk gunung Fatuliki desa Kwanwel, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. “Pada minggu kedua bulan Maret 2005, kami melakukan pendudukan di sekitar 30 meter dari lokasi perusahaan. Tak kurang dari 3000 masa hadir waktu itu. Kami mendirikan tenda selama seminggu” ungkap Julius Pai (31), salah satu organizer OAT yang inten melakukan advokasi di 13 desa sekitar. Aksi itu hanya dimaksudkan untuk menggagalkan pertambangan Marmer. Tak ada perusakan sedikitpun. Sejumlah alat berat perusahaan yang sudah siap untuk mengeruk tak diganggu, puluhan karyawan yang mengontrak rumah salah seorang warga, Taklaleh, juga dijamin keamannya. Menurut Julius, satu hal yang disyaratkan masa aksi. Tak boleh ada mesin yang dihidupkan. “Pernah suatu hari puluhan karyawan yang dijaga sejumlah preman menghidupkan mesin. Mereka akan memulai pengeboran. Mendengar itu, Mamak-mamak (Ibu-ibu, red) berlarian, mereka berteriak-teriak menghentikan. Tapi tak hiraukan. Akhirnya Mamak-mamak itu nekad tidur dibebatuan yang akan dibor. Sekalipun diancam dengan bor, tetap saja Mamak-mamak itu tiduran. Malah jumlahnya bertambah banyak ” ungkapnya. Tepat lima hari masa pendudukan. Sekitar 200 personel aparat keamanan mulai dari Dalmas, Angkatan Darat, dan Polisi bersenjata lengkap, dan sekitar 70 pria berbadan tegap berambut cepak, yang belakangan diketahui adalah preman perusahaan, datang untuk membubarkan aksi pendudukan itu. “Tapi waktu itu kita sudah siap. Karena banyak mata-mata yang kami sebar sepanjang jalan itu. Sekitar 770 Mamak-mamak duduk berjajar memenuhi jalan, sementara sekitar 100 laki-laki berpakaian Hansip dari 13 desa berdiri dibelakangnya. Tapi ribuan laki-laki sudah bersiap-siap disemak-semak dekat Mamak-mamak tadi. Waktu aparat datang, mereka kebingungan. Awalnya mereka memaksa Mamak-mamak minggir, dan sejumlah regu tembak sudah-bersiap-siap. Tapi Mamak-mamak itu malah mendekat. Akhirnya aparatpun melunak” tegasnya.Cara khas perjuangan perempuan Molo yang dikisahkan bersama empat cerita lain di atas, telah memberi inspirasi tersendiri bagi perjuangan HAM di Indonesia. Melalui keberanian dan cara unik penuh cinta, kebengisan aparat dan keangkuhan pemilik modal, akhirnya dapat ditundukkan. Inilah pesan damai dari lima kisah Laskar Perempuan, yang layak disemai diladang-ladang perjuangan penegakkan HAM. Semoga!
Oleh: Em. Lukman Hakim (JATAM)
Malam itu suasana kolam renang Wisma Makara Universitas Indonesia Depok, berbeda dari biasanya. Sentuhan artistik tangan-tangan terampil Teater Sahid UIN Syarif Hidayatullah, membuat sauasana begitu mempesona. Baliho berukuran dua kaki orang dewasa bertuliskan sejumlah slogan perjuangan HAM tertata rancak, memanjang disudut sebelah kanan, seiring dengan lampu warna-warni menyiram redup, menambah kesahduhan malam itu. Disudut kiri nampak sejumlah wajah korban pelanggaran HAM terpahat di atas topeng putih pualam, hanya gurat ‘khas’ mimik wajah yang membedakan. Menggelayut di kawat-kawat kecil, membentuk kerangka tak beraturan, namun tetap estetik. Sementara di atasnya, seragam kebesaran Hakim Pengadilan, lengkap dengan palu sidang warna merah, berdiri dengan pongah.
Ratusan kursi merah marun, berbaris rapi membentuk setengah lingkaran, seiring dengan puluhan lilin kecil, dalam gelas kaca, bertebaran dibibir oval kolam renang. Sementara panggung mini berlatar layar putih terpampang di depan, dengan puluhan payung serba hitam di dibelakangnya.Sepintas tak ada aktivitas, hanya sesekali terdengar gemercik air kolam, kriet kursi yang ditarik peserta yang baru saja datang, perbincangan yang terdengar lirih, dan sesekali bunyi cheksoud menggema. Susana malam itu benar-benar tenang, damai, dan penuh cinta. Tak berapa lama, layaknya Dedy Corbuse, group musik, yang belakangan saya ketahui berasal dari Teater Kita Universitas Bung Karno, tiba-tiba sudah berada di atas panggung, seiring lampu sorot, terang, mengguyur mereka. Dengan kostum serba hitam, empat personel teater Kita memainkan seruling khas Sunda, bongo, dan sejumlah gitar, membuka acara dengan satu tembang yang menyerukan cinta kasih antar sesama “Masibu Potubay” lagu khas Sulawesi Selatan. “Kalaulah tenang negeri kita, tenanglah-tenang hidup kita…..” (Rabu 18/3/09) Begitulah penggalan lirik lagu yang sudah digubah ke dalam bahasa Ibu.Melawan Dengan CintaNyanyian cinta itu adalah musik pembuka dari kisah ekspresi perempuan tangguh pejuang HAM, yang selama hidupnya melayani kekerasan dengan cinta, dan berhasil menaklukkanya. Layaknya ‘Laskar Perempuan’ di masa kerajaan Mataram, kegigihan dan perjuangan mereka membuat dunia terpesona. Mungkin ini adalah julukan tepat bagi perempuan-peruan hebat, yang kisahnya akan dirangkum dalam acara bertajuk “Kisah Inspiratif Para Pejuang HAM”. Lima orang dari daerah berbeda dipanggil secara berurutan, maju ke deret kursi disebelah kanan panggung; Nuzul seorang buruh perempuan bersama buruh lain berhasil menduduki pabrik yang sebelumnya melakukan pemberhentian sepihak ribuan karyawannya. Julius Pai yang akan mengisahkan kegigihan dan cara unik perempuan Molo melawan perusahaan tambang, Olga Davista Amar korban kekerasan dan pelecehan di Timor Laste, Amirullah Sulawesi Selatan, dan Suci Wati istri almarhum Cak Munir. “Sebentar lagi kita akan mendengarkan kisah penuh inspirasi dari para pejuang HAM. Menangis dan tertawa adalah ekspresi bebas manusia. Jika malam ini kita saksikan mereka menangis, bukan berarti mereka cengeng. Jika tawa menggelagak, bukan berarti mereka bangga” Teriak pemandu acara, Sinnal Blegur (25) dari Ikatan Orang Hilang Indonesia (Ikohi), memulai acara. Kisah luar biasa itu dimulai dari cerita pembentukan Federasi Serikat Buruh (FSB) di PT. Istana Mognalia Tama Jakarta Utara pada Juni 2006. Sejak itu berbondong-bondong buruh perusahaan yang bergerak dibidang garmen itu turut bergabung. Acara perdana yang terbilang cukup besar, dihelat bertepatan dengan perayaan May Day (1 Mei) yang biasa diperingati sebagai Hari Buruh Internasional, untuk mengenang keberhasilan buruh di Amerika Serikat menuntut “Tiga Delapan” yakni, delapan jam kerja, delapan jam santai, dan delapan jam tidur. Sejak itu menurut Nuzul (29), intimidasi terhadap buruh kerap dilakukan perusahaan. Anggota FSB yang hamil justru diperintahkan untuk kerja dilantai dua, sementara karyawan lain yang tidak tergabung dalam serikat buruh, dipekerjakan dilantai dasar. Ratusan buruh yang ikut aksi, bahkan tak diberi pekerjaan. Mereka dipaksa untuk berdiam di Kantin selama beberapa hari. “Puncaknya terjadi pada Juni 2007, saat kita kembali dari istirahat makan siang. Tiba-tiba di pintu gerbang pabrik terbentang sepanduk bertuliskan, Perusahaan Ditutup. Padahal sebelumnya kita kerja sampai lembur. Aneh, dan tak masuk akal” kenang NuzulPenutupan pabrik secara sepihak itu memicu demonstrasi besar-besaran. Sekitar 1100 buruh sontak melakukan aksi dadakan. Disusul dengan sejumlah aksi lain pada hari berikutnya. Menanggapi aksi masa yang terus menghebat, perusahaan mengerahkan puluhan preman berambut cepak dan berbadan besar. Personel berseragam mulai dari polisi dan angkatan darat turut ke lapangan. Pengamanan ekstra ketat itu, sukses melunakkan tuntutan buruh. Sebagain besar buruh menerima konsekwensi apapun yang ditetapkan perusahaan. “Dari 1100 buruh, hanya 75 perempuan dan 2 orang laki-laki yang bertahan. Sejak putusan pengadilan menyatakan buruh menang. Kami terus menduduki perusahaan. Dan sampai sekarang masih kami lakukan” pungkasnya.Disituasi berbeda, Olga Davista Amara (37), salah satu perempuan yang hanya menginginkan tanah kelahirannya terbebas dari penindasan, bersama sejumlah perempuan lain justru ditangkap, dipukul, ditendang, diperlukakun seperti budak dan diperkosa. “Kami di bawa kesebuah gedung sekolah selama beberapa minggu. Disitu kami disiksa dan diperkosa. Terus kami di bawa ke Penjara di Kota Naro. Disana juga kami diperlakukan sama” kenang Olga dengan cucuran air mata.Sepintas tak ada informasi apapun menggumam dari bibir perempuan yang mengenakan pakaiaan adat Timor serba kuning ini. Lidahnya serasa keluh, seolah ada trauma hebat yang terus menekan jiwanya. Namun yang pasti, peristiwa itu terjadi pada tahun 1989. Dengan bantuan seorang Pastur, tujuh bulan kemudian, Olga dan sejumlah perempuan lain bisa kembali ke keluarganya. Suasana kolam tampak semakin hening. Air mata dan kalimat terbata-bata Olga Davista Amara seolah menghipnotis se isi ruangan. Mengaduk-aduk, dan membiarkan peserta konggres berkecamuk dengan alam bawah sadarnya. Untung saja Lisa Litarghi (29) segera tanggap, dan sejurus kemudian tampil membacakan monolog, kisah seorang perempuan yang menjalani hidupnya setelah mengalami kasus Inces, berjudul “Ipoh” yang ditulis penyair Bandung, Artur S Nalan, pada 12 November 1989. Monolog itu kocak namun sesaat kemudian menghentak. Menggiring peserta untuk menggelakkan tawa, sekalipun tiba-tiba mengajak peserta menangis sesenggukan, sepilu kisah pemerkosaan perempuan Timor Leste. Mungkin tahun bersamaan, antara pembuatan karya itu dengan tragedi Olga Davista Amara “1989” bukan suatu kebetulan. Sebab daun kering dihutanpun, tak akan pernah jatuh kecuali dengan izin Tuhan, kata penyair D Zawawi Imran, “Si Clurit Emas” yang terkenal dengan puisinya berjudul “Ibu”. Tak berapa lama, Suciwati (39), istri almarhum Cak Munir mulai menuturkan pengalamannya sebagai seorang Ibu, Perempuan, dan istri Pejuang Ham. Suci mengalami masa-masa pahit semasa hidupnya. Berbagai rencana pembunuhan terhadap suaminya dilakukan berulang-ulang. Dikantor imparsial, rumahnya yang kerap dilempari Bom Molotov, dan rumah orang tua Munir di Batu Malang yang kerap di teror. Dari sinilah ketegaran dan insting istri seorang pejuang HAM ter-asah. Setidaknya itu terbukti menjelang tragedi pembunuhan Munir pada 7 November 2004. “Dua hari sebelum keberangkatan almarhum, Polycarpus menelpon. Dan kebetulan saya yang mengangkat. Dia menanyakan kapan suami saya berangkat. Entah mengapa, perasaan saya waktu itu tiba-tiba tidak enak” kenang SuciKekaludan Suci waktu itu ternyata petunjuk dari Tuhan. Dari telpon Direktur Garuda itu, belakangan terungkap bahwa Polycarpus memiliki hubungan khusus dengan Deputi IV Badan Intelgen Negara, Muchdi PR, yang kerap merencanakan pembunuhan terhadap Munir. “telpon Poly yang tak lebih dari dua menit itu ternyata penting” pungkasnya.Sementara itu pria senja penuh semangat, Amirullah (68) dari Organisasi Tani Buruh dan Nelayan (Ortabun) Sulawesi Selatan mengisahkan kegigihan perempuan yang berada digarda depan saat Brimob yang berpakian ninja, ratusan polisi dan Militer berusaha membubarkan masa, yang melakukan reklaiming tanah kali kedua pada Tahun 2001.Menurut Amirullah Hak Guna Usaha (HGU) perusahaan Belanda diareal perkebunan Kelapa seluas 200 hektar itu berakhir pada 1979. Setahun kemudian pemerintah daerah mengajak masyarakat untuk mengolah lahan itu. Dengan penuh suka cita petani desa sekitar menyambut baik ajakan pemerintah, menanaminya, dan memanfaatkan untuk bertahan hidup. “Kehidupan kami waktu itu demikian tentram” kenang Amirullah.Pada pertengahan 1997, tiba-tiba sebuah perusahaan perkebunan Kelapa, PT. Sari Tama Abadi memaksa rakyat untuk mengosongkan kawasan itu. Mereka mengklaim telah mendapatkan HGU baru dari pemerintah pusat. Dimasa Orde Baru yang demikian represif, keberanian rakyat menjadi terpasung.Era reformasi memberi semangat baru untuk melakukan reklaiming kembali. Ribuan pohon kelapa perusahaan dimusnahkan, diganti dengan tanaman pertanian yang lebih dibutuhkan rakyat. Masa itu ternyata tak bertahan lama. Selepas pemerintahan Abdurrakhman Wahid dilengserkan kudeta parlemen pada 2001, perusahaan itu kembali berusaha menguasai tanah. “Saat itulah ketegaran perempaun benar-benar teruji. Ratusan kaum ibu berada di baris paling depan. Mereka mendekat ke truk Brimob yang baru saja datang. Merampas kunci mobil, dan memaksa 27 personel Brimob untuk keluar, mereka disandera Ibu-ibu sepanjang hari” pungkasnya.Tidak berbeda dengan kisah hebat laskar perempuan Sulsel. Para perempuan Molo Nusa Tenggra Timur (NTT), bahkan berhasil mengusir perusahaan pertambangan Marmer, PT. Teja Sekawan, yang akan mengeruk gunung Fatuliki desa Kwanwel, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT. “Pada minggu kedua bulan Maret 2005, kami melakukan pendudukan di sekitar 30 meter dari lokasi perusahaan. Tak kurang dari 3000 masa hadir waktu itu. Kami mendirikan tenda selama seminggu” ungkap Julius Pai (31), salah satu organizer OAT yang inten melakukan advokasi di 13 desa sekitar. Aksi itu hanya dimaksudkan untuk menggagalkan pertambangan Marmer. Tak ada perusakan sedikitpun. Sejumlah alat berat perusahaan yang sudah siap untuk mengeruk tak diganggu, puluhan karyawan yang mengontrak rumah salah seorang warga, Taklaleh, juga dijamin keamannya. Menurut Julius, satu hal yang disyaratkan masa aksi. Tak boleh ada mesin yang dihidupkan. “Pernah suatu hari puluhan karyawan yang dijaga sejumlah preman menghidupkan mesin. Mereka akan memulai pengeboran. Mendengar itu, Mamak-mamak (Ibu-ibu, red) berlarian, mereka berteriak-teriak menghentikan. Tapi tak hiraukan. Akhirnya Mamak-mamak itu nekad tidur dibebatuan yang akan dibor. Sekalipun diancam dengan bor, tetap saja Mamak-mamak itu tiduran. Malah jumlahnya bertambah banyak ” ungkapnya. Tepat lima hari masa pendudukan. Sekitar 200 personel aparat keamanan mulai dari Dalmas, Angkatan Darat, dan Polisi bersenjata lengkap, dan sekitar 70 pria berbadan tegap berambut cepak, yang belakangan diketahui adalah preman perusahaan, datang untuk membubarkan aksi pendudukan itu. “Tapi waktu itu kita sudah siap. Karena banyak mata-mata yang kami sebar sepanjang jalan itu. Sekitar 770 Mamak-mamak duduk berjajar memenuhi jalan, sementara sekitar 100 laki-laki berpakaian Hansip dari 13 desa berdiri dibelakangnya. Tapi ribuan laki-laki sudah bersiap-siap disemak-semak dekat Mamak-mamak tadi. Waktu aparat datang, mereka kebingungan. Awalnya mereka memaksa Mamak-mamak minggir, dan sejumlah regu tembak sudah-bersiap-siap. Tapi Mamak-mamak itu malah mendekat. Akhirnya aparatpun melunak” tegasnya.Cara khas perjuangan perempuan Molo yang dikisahkan bersama empat cerita lain di atas, telah memberi inspirasi tersendiri bagi perjuangan HAM di Indonesia. Melalui keberanian dan cara unik penuh cinta, kebengisan aparat dan keangkuhan pemilik modal, akhirnya dapat ditundukkan. Inilah pesan damai dari lima kisah Laskar Perempuan, yang layak disemai diladang-ladang perjuangan penegakkan HAM. Semoga!
Langganan:
Postingan (Atom)
Pengikut
Entri Populer
-
Kendari, KP Keakraban yang dibangun antara TNI dan Polisi seringkali ternoda dengan hal-hal yang dilakukan para personilnya. Kemarin, se...
-
Dian Cahyadi Pada suatu ketika I Dio' terserang penyakit gagu. Berkata sahibul hikayat, sudah tiga tahun lamanya I Dio' mengidap ...
-
PANANRANG TASSIPARIAMAE (8 TAHUN) Taung Alipu : 1 tetti’na = salasa naomporang Muharram, maraja namaponco bosinna, masero lempe’na, biasa ...
-
Kolaka, KP Gelar budaya suku Mornene berupa prosesi adat montewehi wonua akan dilaksanakan di Kecamatan Watubangga, tempatnya di lapanga...
-
Negarakertagama merupakan kakawin yang menceritakan kisah Raja Majapahit, Hayam Wuruk yang melakukan pelesiran ke daerah Blambangan dan dala...
-
Assalamu Alaikum Wr. Wbr. " Pengalaman Adalah Guru Yang Terbaik." "Kesempatan (Waktu) dan Kemampuan Financial, Tidak S...
-
Kendari, KP Sekelompok massa berbendera Komite untuk Demokrasi Keadilan dan Transparansi Anggaran (Kudeta) Sultra terlibat adu jotos dengan ...
-
5 Nama Menghilang Rumbia, Kepres-Tahun 2009 adalah merupakan tahun terakhir pengumuman honorer data base Bombana yang lulus menjadi CPNS. Se...
-
Ricardo Kaka mencetak gol perdananya di Divisi Primera ke gawang Villarreal, Rabu (23/9) atau Kamis dini hari. Gol ini ikut memberikan kemen...
-
ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA PELAJAR MAHASISWA BOMBANA (IKAPERMAB) YOGYAKARTA PENDAHULUAN Kemerdekaan Indonesia adalah hasil perjuangan b...